Aluna

Aluna

Bab 1 Suasana kampus

Kaki mungil itu berlari menghentak koridor kampus yang mulai sepi nafasnya terengah-engah menyeimbangkan detak jantungnya.

“Shiit!, gua telat lagi bisa diomeli sama pak Cakra kalau gini mah.” gerutunya dan menghentikan langkahnya didepan pintu ruangan yang sudah nampak sepi, gadis itu menarik nafas sejenak dan tangan mungilnya mengetuk pintu perlahan.

“Masuk!” terdengar suara dari dalam yang sangat ia hapal, gadis itu membuka pintu pelan dan tersenyum memandang dosennya yang sudah menatapnya penuh intimidasi.

“Pagi Pak.”

“Luna,lagi-lagi kamu telat, emang di rumah kamu itu tidak ada jam apa!” bentak pak Cakra dengan nada tinggi.

“Maaf pak jalanan macet.” Luna memberi alasan.

“Alasan aja kamu, kalau sudah tahu macet bangun pagi, jangan jam delapan baru bangun, sudah duduk, mumpung saya lagi berbaik hati pagi ini tidak menghukum kamu.” Luna hanya mengangguk patuh melihat Dosen dihadapannya yang sudah memasang wajah datar dan galak membuat seisi ruangan terkikik melihat Aluna yang kena semprot oleh dosen berkumis tebal itu, terlebih Alex yang sudah membekap mulutnya dengan tangannya sendiri karna melihat wajah sahabatnya yang tidak bisa berbuat apa-apa.

“Sialan lo Lex, ngetawain gua.” Aluna membulatkan matanya sempurna kearah sahabatnya Alex.

“Lagian lo demen banget selalu diomeli oleh pak Cakra, gak bisa apa lo tu gak telat kalau lagi jam beliau, begadang lagi.” tanya Alex menelisik wajah imut sahabatnya.

“Hmm..”

“Dapat berapa?”

“Lumayanlah, habis kuliah, nanti ikut gua ya, seperti biasa ada kerjaan males gua sendiri.”

“Tumben, biasanya lo juga paling demen sendiri.”

“Gak usah bantah kenapa.” ucap Luna sembari mendengarkan pak Cakra menjelaskan materi pelajaran.

“Iya, gua juga lagi butuh duit, nyokap sakit nih.”

“Serius lo.”

“Dua rius dodol.” jawab Alex dengan muka cemberut membuat Aluna hampir saja tergelak dengan keras namun menahannya hingga hanya terdengar cekikikan membuat pak Cakra langsung memandang tajam kearah Luna dan Alex membuat mereka berdua langsung terdiam menahan tawa dan kembali fokus untuk belajar.

Aluna menekuk wajahnya sesampai di kantin kampus, membuat Alex bingung sembari membawa dua mangkok bakso kesukaan mereka.

“Kenapa lo, bisulan?” Alex bertanya dengan enteng membuat wajah cantik Aluna semakin cemberut.

“Lex.”

“Hmm” jawab Alex sembari menyeruput mie bakso dihadapannya dengan nafsu.

“Gua suka sama lo.”

“Uhuk.. uhuk.” Alex langsung tersedak, wajahnya memerah, apalagi ia tadi memberi baksonya sambal yang banyak.

“Ups, sorry.. nih minum.” Luna menyodorkan segelas air minum sembari tertawa jail.

“Gila lo Lun, mau lihat gua mati.” ucap Alex setelah meminum air yang disodorkan Luna tadi.

“Biarin, siapa suruh lo bilang gua bisulan.” Luna menjawab dengan enteng.

“Ok, dah serius, lo kenapa?”

“Beberapa hari ini ada yang minta bantuan gua, setengah maksa sih.”

“Trus..”

“Gua tolak lah.”

“Kenapa upahnya kurang gede.”

“Emang pernah gua narget, gua kan gak butuh duit, kalau pun butuh tinggal ambil saja dari koruptor-koruptor di negeri ini, kaya gua.” Alex tertawa ngakak mendengar cicitan Luna.

“Kok lo malah ketawa.”

“Ya iyalah gua ketawa, secara gua tau sifat lo, gak mungkin suka ma gua, mau rebut gua dari Mira lo, bisa digorok lo.” Luna mencebikkan bibirnya.

“Kalian ngomongin aku,” tiba-tiba suara perempuan terdengar dibelakang mereka.

“Hai Beb, kok baru datang kemana aja,” tanya Alex kepada gadis yamg tak lain adalah Mira, gadis itu langsung tersenyum manja dan duduk disamping Alex membuat Luna memanyunkan bibirnya karna sudah pasti mereka akan membuat drama korea romantis dihadapannya, Luna langsung menyantap bakso dihadapannya yang sudah mulai dingin.

“Tadi aku ke toilet dulu sayang, kenapa Lun, mukanya cemberut gitu.” Mira bertanya heran karna sahabatnya itu dalam mode gak semangat berjuang.

“Ck, gak papa, nanti gua pinjam Alex lagi ya ada yang dikerjain.”

“Ok, boleh ikut gak?”

“Gak, kita kan kerja masa lo ikut, Mir.. nanti malam boleh gak gua tidur tempat lo.” Luna menaik turunkan alisnya dengan imut.

“Sejak kapan kamu bertanya kalau mau tidur tempatku, bukankah rumahku juga jadi rumah keduamu.” Luna tertawa ngakak melihat wajah Mira yang kesal.

“Terima Kasih.”

“Enak saja, kali ini gak gratis kamu harus beliin martabak kesukaanku kalau pulang nanti.”

“Iyalah..iyalah, gampang.” jawab Luna sembari memakan pentol terakhir di mangkoknya.

“Lun, jaga pacar aku ya jangan diembat.” Luna langsung tersedak salivanya mendengar ucapan Mira.

“Muka lo, siapa juga yang doyan ma pacar lo itu, gua bukan pagar yang makan tanaman, mending gua makan aja sekalian rumahnya ngapain pagarnya rugi amat gua.”

mendengar ucapan Aluna dengan mode kesal diwajahnya membuat dua sejoli itu tertawa ngakak sembari saling tatap, yah Aluna selalu saja bikin mereka berdua sakit perut karna tingkahnya yang mengemaskan, siapa sangka dibalik wajah cantik dan imutnya ia adalah Hacker yang paling mematikan di negara itu tanpa orang tahu, apalagi kalau hanya untuk mencuri uang para koruptor di negeri julid ini bahkan data rahasia negara dengan mudah ia retas kalau ia ingin namun ia tak pernah melakukan hal konyol yang akan merugikan negara yang ia tinggali karna itu sama saja ia penghianat negara.

Anak-anak dikelas Luna siang itu dibikin heboh karna tiba-tiba ada tugas mendadak dari bu Susi, membuat seisi ruangan kelimpungan, alhasil akhirnya wajah mereka jadi wajah-wajah putus asa dan seperti tidak ada tanda kehidupan di sana, kecuali Aluna si otak encer yang dengan sentai sudah melenggang keluar ruangan itu karna sudah selesai mengerjakan tugas dari bu Susi, cukup lama ia menunggu sahabatnya si Alex playboy kampus, walau sekarang sudah hilang taringnya karna tergantikan oleh Hendrik mahasiswa baru yang sangat digandrungi para cewek-cewek karna mempunyai wajah bak artis korea, Aluna akhirnya tersenyum melihat Alex akhirnya keluar juga dari kelas.

“Gitu amat muka lo Lex.” sindir Luna.

“Sudah gak usah ngeledek mentang-mentang punya otak encer, kenapa gak mau bantuin gua sih.” sungutnya dengan sebal.

“Gimana gua mau bantuin lo kalau mata bu Susi saja laksana elang yang mau menghancurkan mangsanya, udah gak usah difikirkan lagian banyak yang semen derita lo didalam sana.” Luna terkekeh membuat Alex kontan langsung menarik hidung mancung Luna dengan gemas membuat si empunya hidung langsung membulatkan matanya dengan sempurna.

“Kondisikan tangan lo, bisa patah hidung gua yang manis ini.”

“Ini ni yang buat gua demen temenan ma lo lun, suka nyiksa temen sendiri.” Alex tertawa lepas.

“Yang ada lo yang nyiksa gua dodol, sudah ayo cepetan kita balik, kita langsung ke markas aja ya.

“Ok siip.” Alex langsung mengandeng tangan Luna mengajak gadis itu berlari ke parkiran, Alex mengambil motornya.

“Ayo naik Lun.”

“Ck, kenapa sih lo suka banget bawa motor ini, susah tahu gak naiknya.”

“Udah gak usah cerewet.” Alex turun dari motornya membiarkan Luna memegang pundaknya untuk naik ke motor sportnya setelah itu baru Alex naik ke motornya dan melajukan kuda besi itu dengan lincah keluar dari kampus membelah kemacetan, motor sport itu berbelok kesebuah gang dan tak lama berhenti disebuah Ruko, Aluna langsung turun dari motor membuka pintu ruko agar Alex bisa memasukkan motornya, Alex mengikuti langkah Luna menuju sebuah pintu yang tak jauh dari ruangan yang tidak terlalu besar itu.

 Luna membuka pintu itu dengan cepat dan masuk keruangan yang hanya ada satu meja dan satu kursi, Luna memencet dinding yang tak jauh dari mereka berdiri dan tiba-tiba lantai tak jauh dari mereka berdiri bergerak dengan sendirinya hingga terbuka lebar selebar ukuran pintu pada umumnya, mereka berdua pun langsung turun kebawah dengan semangat, ya ruang bawah tanah yang Luna bangun sejak ia masih duduk dibangku awal SMA itu pasti sangat mengejutkan semua orang andai mereka tahu, karna dibawah sana ruangan itu sangatlah luas dan juga lengkap dengan tempat tidur dan peralatan lainnya.

“Boleh aku tidur dulu Lun, rasanya aku selalu mengantuk kalau dibawah sini.”

“Gua tendang juga pala lo, kita mau kerja, katanya mau cepat bawa nyokap lo berobat.” Luna mengingatkan dan langsung menuju sebuah meja lengkap dengan kursi empuk putarnya di sana sudah ada laptop berbentuk apel sisa, kadang Luna juga heran hanya dengan logo bekas gigitan bisa menghasilkan milyaran rupiah, tangan lincahnya sudah mulai menjelajah keyboard laptop dengan sangat bersemangat.

“Kali ini siapa yang kita bantu?” tanya Alex sedikit mengeraskan suaranya karna ia duduk diatas ranjang king size dengan sudah mengambil laptop baru di lemari tak jauh dari tempat tidur membuat Luna hanya geleng-geleng kepala.

“Pak Felik, perusahaannya yang ada diluar negeri diretas orang, kita hanya harus cari perusahaan mana yang sudah berani mau menghancurkan perusahaannya, dan kita kembalikan data pentingnya.

“Itu saja.”

“Hmm”

“Gak asik, kirain kamu minta bantuan aku buat bobol bank.” Alex tertawa ngakak.

“Jangan serakah, kalau bank juga lo mau bobol, lo mau naruh uang lo dimana.” Alex cuma nyengir dan manggut-manggut tanda mengerti.

“Gua cari siapa yang bobol perusahaan mereka setelah itu lo balikin data mereka yang hilang, gimana ok tidak.” tanya Luna santai.

“Ok, gampang.” setelah itu mereka hanya terdiam serius dengan pekerjaan masing-masing, tak lama terlihat senyuman di wajah Luna.

“Gila betul orang-orang kaya, gak perduli saudara sendiri juga disikat, ok gua udah Lex tinggal lo, gua mau bikin mie, lo mau gak.”

“Mau dong.” langsung Alex menjawab.

“Kalau soal makanan aja lo jawabnya mulus tanpa kendala giliran ulangan bu Susi lambat kayak siput.”

“Kan lo tahu sendiri gua sebenarnya gak minat di jurusan kita ini, semua kan karna bunda yang ingin, agar anaknya nanti jadi pekerja kantoran, mie nya yang pedes ya, agar otak jadi encer.

“Iya, beres.” Luna dengan cekatan membuka lemari yang tak jauh dari dapur kecil itu dan langsung menyalakan kompor dan menuangkan air kedalam panci kecil, menunggu air itu mendidih dan tak lama dua mie itu masuk kedalam panci tanpa bisa mie itu protes, Luna memecahkan dua telur dan memasukkan nya kedalam panci tersebut, tak lama Mie itu pun matang sempurna dengan bumbu didalamnya, Luna membawa dua mangkok dan menaruhnya diatas meja lengkap dengan sendok garpunya, bertepatan dengan Alex yang tersenyum karna sudah menyelesaikan tugas pemberian dari Luna dan langsung melompat turun dari tempat tidur.

Terpopuler

Comments

Tiwi

Tiwi

keren

2024-08-20

2

HIAT

HIAT

mampir tor....

2024-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Suasana kampus
2 Ledekan Alex
3 Tragedi ciuman
4 Bertemu kembali
5 Dibuat Kagum
6 Bikin Emosi
7 Takterduga
8 Penyelamatan
9 Jebakan
10 Ulah Juna
11 Kekesalan Aluna
12 Sakit
13 Ungkapan
14 Perkelahian
15 Kamu Mencintaiku
16 Gadis Masa Lalu
17 Bertemu Keluarga
18 Salah paham
19 Geregetan
20 Saling Mengenal
21 Bertemu Keluarga Juna
22 Gangguan
23 Mulai Terbuka
24 Ajakan Arjuna
25 Dosen Baru
26 Pertengkaran
27 Rumah Sakit
28 Penjelasan Bara
29 Marahnya Bu Sekar
30 Perpisahan
31 Sahabat Lama
32 Bersama Kembali
33 Sebuah perhatian
34 Bertemu Leonard
35 Berterus-terang
36 Memberi hukuman
37 Ternyata
38 Damar
39 Perlawanan sengit
40 Tembakan
41 Pembalasan Arjuna
42 Perrmintaan
43 Luna Tersadar
44 Tak menyangka
45 Sebuah kebaikan
46 Tingkah Luna
47 Sahabat terbaik
48 Hati yang resah
49 Penghilang Rindu
50 Bertemu Mira
51 Ulah Luna
52 Tidak mau jauh
53 Rencana jahat
54 Hilang nya Aluna
55 Kenyataan pahit
56 Meregang nyawa
57 Sepenggal Cerita
58 Kembali
59 Mendatangi Mansion Logan
60 Perkelahian di dalam Mansion
61 Marahnya Arjuna
62 Kenyataan terpahit untuk Aluna
63 Hati yang Luka
64 Sebuah Keputusan
65 Perjalanan ke rumah baru
66 Penghancur dimulai
67 Mungkin Jodoh
68 Levin Sadewa
69 Merelakan Nyawa
70 Perdebatan
71 Pesona Levin
72 Akhirnya Arjuna Tahu
73 Anakku
74 Haruskah
75 Bertemu Arjuna
76 Levin pergi
77 Kejutan di pernikahan Bara
78 Siang Pertama
79 Mesranya Pengantin Baru
80 Bertemu Malik
81 Pertumpahan Darah
82 Telah Berakhir
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Suasana kampus
2
Ledekan Alex
3
Tragedi ciuman
4
Bertemu kembali
5
Dibuat Kagum
6
Bikin Emosi
7
Takterduga
8
Penyelamatan
9
Jebakan
10
Ulah Juna
11
Kekesalan Aluna
12
Sakit
13
Ungkapan
14
Perkelahian
15
Kamu Mencintaiku
16
Gadis Masa Lalu
17
Bertemu Keluarga
18
Salah paham
19
Geregetan
20
Saling Mengenal
21
Bertemu Keluarga Juna
22
Gangguan
23
Mulai Terbuka
24
Ajakan Arjuna
25
Dosen Baru
26
Pertengkaran
27
Rumah Sakit
28
Penjelasan Bara
29
Marahnya Bu Sekar
30
Perpisahan
31
Sahabat Lama
32
Bersama Kembali
33
Sebuah perhatian
34
Bertemu Leonard
35
Berterus-terang
36
Memberi hukuman
37
Ternyata
38
Damar
39
Perlawanan sengit
40
Tembakan
41
Pembalasan Arjuna
42
Perrmintaan
43
Luna Tersadar
44
Tak menyangka
45
Sebuah kebaikan
46
Tingkah Luna
47
Sahabat terbaik
48
Hati yang resah
49
Penghilang Rindu
50
Bertemu Mira
51
Ulah Luna
52
Tidak mau jauh
53
Rencana jahat
54
Hilang nya Aluna
55
Kenyataan pahit
56
Meregang nyawa
57
Sepenggal Cerita
58
Kembali
59
Mendatangi Mansion Logan
60
Perkelahian di dalam Mansion
61
Marahnya Arjuna
62
Kenyataan terpahit untuk Aluna
63
Hati yang Luka
64
Sebuah Keputusan
65
Perjalanan ke rumah baru
66
Penghancur dimulai
67
Mungkin Jodoh
68
Levin Sadewa
69
Merelakan Nyawa
70
Perdebatan
71
Pesona Levin
72
Akhirnya Arjuna Tahu
73
Anakku
74
Haruskah
75
Bertemu Arjuna
76
Levin pergi
77
Kejutan di pernikahan Bara
78
Siang Pertama
79
Mesranya Pengantin Baru
80
Bertemu Malik
81
Pertumpahan Darah
82
Telah Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!