Kesetiaan, sebuah kata sederhana namun bagi banyak orang itu adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga.
Ketika kesetiaan sudah berada pada ambang batasnya, maka Pengkhianatan adalah hal yang akan mungkin terjadi setelahnya.
Kei, seorang pemuda yatim piatu yang kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan pesawat.
Kehidupannya yang sulit dan pas2an membuat dirinya dikhianati teman, kekasih, dan kerabatnya.
Tapi tiba-tiba dia mendapatkan sebuah system yang merubah hidupnya.
*Dalam cerita ini banyak konten yang sedikit berlawanan dengan etika masyarakat kita ya guys. Tapi ini cuma fiksi dan karangan yang bertujuan untuk hiburan semata, jadi bijak-bijak dalam mengambil pelajaran dan kesimpulan dari cerita ini ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Karena dengan cara ucapan dirasa gagal, Kei pun mengeluarkan kartu AMEX nya sebagai bukti kemampuan finansialnya.
Dia meletakan kartu itu di meja, itu membuat Budi dan Angel terkejut melihatnya.
Dilihat dari bagaimanapun itu benar2 kartu AMEX yang hanya dapat di miliki oleh orang2 tertentu di dunia.
Tidak sembarangan orang bisa memilikinya, dan itu bukan sebuah candaan yang bisa di lakukan dengan entengnya.
...[ Budi : AMEX? Ni anak punya kartu AMEX? Berarti dari tadi dia serius sama omongannya, cuma orang kaya dunia yang punya kartu ini.. ]...
[ Budi : Dan kalau ngajuin juga susah, gue aja susah mau punya kartu ini ngurusnya.. ]
...[ Angel : Anjir, katru AMEX, gak maen2 nih cowo, tajir melintir ternyata.. ]...
...[ Budi 28 -> 38 Lp ] - [ Angel 33 -> 43 ]...
Mengetahui semua itu, Kei pun berkata..
"Dari ekspresi kalian aku paham kalian gak yakin kalau aku benar2 bisa membayar semua yang aku bilang tadi.."
"Wajar kalau pemuda kayak aku bikin kalian gak percaya sama semua itu, tapi seenggaknya kalian mengerti kartu itu kan..?"
Ucap Kei sambil meminum teh yang di suguhkan Angel sebelumnya..
"Maaf maaf, bukannya saya gak percaya, tapi saya cuma kaget aja kok mas.."
Ucap Budi sambil tersenyum setelah mengatur kembali ketenangannya..
Angel hanya diam sambil tersenyum agar tidak mengganggu percakapan atasannya dengan Kei saat itu.
"Jadi, aku akan transfer 60 miliar untuk biaya penyediaan mobil yang kuinginkan tadi, dan berikut pembayaran RS6 Vorsprung itu.."
Ucap Kei dengan tenang sambil menyandarkan tubuhnya di sofa tempatnya duduk..
"Boleh boleh.. Angel, berikan nomor rekening kita padanya.."
Ucap Budi memerintahkan karyawannya itu..
"Iya koh.."
Jawab Angel dengan sopan seraya menuliskan nomor rekening showroom mereka..
Kei langsung mentransfer total 66 milyar ke rekening mereka dan menunjukan bukti transfernya pada koh Budi.
Meski terkejut, koh Budi memverifikasinya dan mengatakan kalau uang itu sudah masuk ke rekening mereka.
"Saya gak menyangka kalau mas Kei benar2 punya uang sebanyak itu dan mengeluarkannya dengan sangat gampang.."
Ucap koh Budi seraya tersenyum..
"Wajar kok, penampilan saya dan usia saya pasti jadi faktor kalian mikir kayak gitu kan..?"
Jawab Kei dengan sikap santainya..
"Haha nggak, bukan gitu, uang segitu bukan jumlah yang main2.."
"Tapi mas nya bilang gitu dengan santai bikin saya sedikit ragu di awal tadi.."
Jawab koh Budi sambil tersenyum..
"Aku ngerti kok, dan aku juga gak tersinggung sama sekali.."
Jawab Kei seraya membalas tersenyum..
Mereka pun berbincang menengenai pemesanan mobil serta Audi RS6 yang baru di beli Kei dari mereka.
Koh Budi mengatakan kalau dia bersedia di titipi mobil tersebut untuk sementara waktu, bahkan setelah mengingat kalau Kei sedang mencari rumah.
Dia menawarkan sebuah rumah yang kebetulan dia tahu sedang di jual dan memiliki garasi luas di basementnya.
"Benarkah..?"
Tanya Kei..
"Iya mas, rumahnya ada di darah PIK2 Tangerang, garasinya luas dan rumahnya juga besar.."
Jawab koh Budi dengan santai
"Alam Sutera ya, itu daerah yang sangat elit kan.."
Ucap Kei dengan antusias..
"Gitu deh, kalau mas Kei mau, saya bisa nganterin lihat2 kesana sekarang juga.." ucap koh Budi
...[ Budi : Dia punya kekuatan finansial yang hebat, kalau gue berhasil ngedeketin dia, nantinya dia bisa jadi partner bisnis yang bagus nih.. ]...
"Emang gak ngerepotin koh..?"
Tanya Kei berpura2 tidak mengetahui niatnya itu..
"Nggak kok, lagi pula gak terlalu jauh dari sini juga.."
Jawab kok Budi dengan senyum santai di wajahnya..
Akhirnya di putuskan Kei bersama Budi pergi menuju rumah yang katakannya tadi.
Mereka pergi menuju PIK 2 dengan menggunaka AMG GT milik Kei, di tengah perjalanan Kei kepikiran untuk menitipkan Alya untuk bekerja pada Budi.
Alya sudah terlanjur belajar mengenai dunia otomotif karena pekerjaan di showroom mobil sebelumnya..
Jadi mungkin dengan sedikit penyesuaian mungkin dia bisa bekerja dengan baik di tempat koh Budi.
"Oh iya koh, aku boleh minta tolong gak..?" ucap Kei
"Hmm? Apa tuh, kalo saya bisa sih pasti saya bantu.."
Jawab koh Budi..
"Aku punya temen cewek, dia di berhentiin dari showroom mobil tempatnya kerja.."
"Aku boleh gak nitipin dia kerja sama koh Budi.."
Ucap Kei langsung to the point..
...[ Budi : Gue gak lagi butuh sales sih, tapi kalo itu bisa bikin kepercayaan dia sama gue ningkat sih gak masalah sih.. ]...
"Oh iya, mobil ini juga aku beli dari showroom tempat dia kerja, dan dia cukup pinter ngejelasin spesifikasi dan semuanya ke aku pas itu.."
Ucap Kei menambahkan penjelasannya..
"Kalo dia udah punya pengalaman sih oke oke aja, yang susah itu kalo kurang pengetahuan dan pengalaman aja sih.."
Ucap koh Budi sambil tetap memandang kedepan..
"Kalo pengetahuan aku yakin dia agak kurang, tapi anaknya cepet belajar kok, dan juga sikapnya itu cukup sopan dan ramah sama orang. Jadi aku yakin dia bisa kerja.."
Kata Kei memuji Alya yang sedang di rekomendasikannya..
"Kalo mas Kei yang ngomong gitu okelah, boleh aja, bilang dia buat nemuin saya senin depan di showroom.."
Ucap koh Budi menyetujui permintaan Kei..
...[ Budi : Okelah, gue terima aja buat sekarang, kalau emang kerjanya bagus ya gue pake tu anak, kalo nggak ya tinggal gua keluarin aja dengan alasan kurang cakep kerjanya.. ]...
Kei mendengar itu dan hanya tersenyum, dia tahu sepintar apa Alya dan bagaimana cara dia kerja.
Jadi Kei yakin kalo koh Budi pasti bakal suka sih sama kerjaannya dia nanti.
.
Akhirnya mereka sampai di rumah yang dikatakan Budi.
Rumah itu bergaya modern minimalis, persis seperti selera yang Kei mau.
Tanahnya luas, rumahnya juga cukup besar dan sangat mewah. halamannya di depan tidak begitu besar namun di belakang cukup luas bersama dengan kolam renangnya.
Tiga lantai di atas tanah dengan satu kamar tidur utama yang sangat cukup besar dan enam kamar lain, ruangan utamanya juga luas, dapurnya bagus dan semuanya bagus.
Ada ruang karaoke pribadi dengan bar di dalamnya, ada juga meja billiard di sebelah kolam renang,
Yang paling penting, basement rumahnya adalah ruangan untuk asisten rumah tangga dan garasi mobil yang bisa menampung sepuluh mobil sekaligus.
"Bagus, dan yang terpenting garasinya sangat besar.."
Ucap Kei dengan wajah puas..
"Jadi apa mas Kei suka sama rumahnya..?"
Tanya koh Budi..
"Aku suka, dan bakal aku ambil sih.."
Jawab Kei dengan santainya..
Budi sangat senang mendengar itu, tentu dia akan dapat bonus juga dari pemiliknya nanti.
Dan satu minggu semuanya pun selesai, rumah itu di beli Kei seharga 75 milyar tanpa negosiasi.
Pemilik rumah pun sangat senang sehingga memberikan sebagian perabotan rumahnya sebagai bonus pembelian.
Kini Kei sudah tinggal di rumah barunya, sedangkan rumah orang tuanya yang lama dia biarkan kosong untuk sementara, tapi dia sudah membayar orang untuk terus merawat rumah itu.
Alya pun sudah kembali mendapatkan pekerjaan di showroom mewah Privilege milik koh Budi dengan rekomendasi darinya, sesuai perkiraan Alya dapat bekerja dengan baik disana dan bahkan dengan cepat bersahabat dengan Angel yang juga sales ti tempat koh Budi.