Niat hati, merantau ke luar negeri untuk merubah nasib. Namun karena suatu kejadian, dua pemuda polos nan lugu itu malah terlibat dalam kehidupan asmara enam janda muda. Mampukah mereka lepas dari jeratan janda yang penuh pesona? Atau mereka terjerumus dalam larutnya dunia para janda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dari Ibu Yang Berbeda
"Pak Li, sebenarnya Ibunya mereka berdua yang mana sih? Semuanya dipanggil Mommy oleh mereka?" tanya Tito.
Pak Li pun tersenyum. "Mereka berdua bukan anak satu orang?"
"Apa! Maksud Pak Li?"
"Zoe itu anaknya Miss Amoy dan Binbin anaknya Miss A Win. Mungkin dari pada ribet harus manggil tante atau bagaimana, jadi orang rumah memutuskan kalau anak anak memanggil mereka, Mommy semua."
"Oh ..." jawab Tito dan Yoyok hampir bersamaan. Sebenarnya mereka masih diliputi rasa penasaran. Terutama tentang keberadaan Ayah dari Binbin dan Zoe. Tapi saat mereka hendak bertanya, mobil yang membawa mereka telah sampai di tempat tujuan.
Mereka segera turun dari mobil dan BinBin serta Zoe segera masuk ke kelas mereka, karena kedua bocah itu langsung dijemput oleh seorang wanita yang mungkin adalah guru dari anak anak. Pak Li ngajak Tito dan Yoyo duduk di salah satu sudut depan sekolah dimana tempat itu biasanya digunakan untuk menunggu anak anak.
"Kalian lihat mobil yang ada di sana?" ucap Pak Li sambil arah matanya tertuju pada satu arah jalan tak jauh dari tempat mereka berada.
"Memang kenapa, Pak?" tanya Yoyo saat arah matanya mengikuti kemana Pak Li memandang.
"Mungkin karena mobil itu, anak anak jadi harus menggunakan pengawal pribadi. Miss A win dan A shang pernah memunjukkan sama saya, katanya hati hati dengan pemilik mobil itu.
Kening Tito dan Yoyo sama sama berkerut. Sekarang timbul lagi pertanyaan dalam hati keduanya. Siapa lagi orang itu? Bertanya pada Pak Li sepertinya percuma. Pria paru baya itu, meski katanya sudah lama kerja di rumah yang sama, tapi dia tidak tahu banyak mengenai kehidupan pribadi majikannya.
Sementara itu, di dalam mobil hitam, mobil yang tadi di tunjuk oleh Pak Li. Seorang pria sedang terpaku di kursi belakang. Mata pria itu terus memandangi gedung tempat Binbin dan Zoe belajar dan bermain.
"Sepertinya Tuan muda mendapat pengawal baru, Tuan," ucap seorang laki laki yang duduk di kursi pengemudi.
Pria yang dipanggil Tuan itu langsung tersenyum masam. "A moy benar benar menjaga anakku dengan baik, Rik. Sampai Ayahnya ingin ketemu saja, susahnya bukan main."
Pria yang dipanggil Erik itu pun tersenyum tipis. Dia tidak ingin berkomentar banyak kalau Tuannya sudah berkeluh kesah tentang anak yang dirindukan. Meski Erik tahu kisah yang di alami Tuannya, Erik memilih diam kecuali jika sang Tuan yang bersuara.
"Apa anak buah kita sudah menemukan orang yang mengambil gantungan kunci itu, Rik?"
"Belum, Tuan. Tapi menurut infomasi, orang yang mengambil gantungan kunci Tuan adalah imigran dari Indonesia."
"Baguslah, lacak terus kebaradaannya dan secepatnya kita harus menemukan gantungan kunci itu. Jangan sampai rahasia yang ada di dalamnya jatuh ke tangan musuh kita."
"Siap, Tuan! Sekarang, kita berangkat atau menunggu Tuan muda pulang?"
"Kita ke kantor saja, banyak pekerjaan yang harus aku tangani."
"Baiklah!"
Mobil itu pun meluncur meninggalkan area sekolah Binbin dan Zoe. Pak Li, Yoyo dan Tito terus memperhatikan mobil mewah tersebut hingga mobil itu menghilang dari pandangan.
Tanpa terasa, siang kini menjelang. Waktu sekolah telah usai. Sesuai perintah dari majikannya, begitu pulang sekolah. Pak Li mengajari Yoyo dan Tito mengendarai mobil di negara ini. Meski awalnya mereka sangat canggung, perlahhan tapi pasti, mereka bisa menaklukannya. Pak Li juga mengajarkan cara menggunakan fitur fitur yang ada di mobil tersebut.
Setelah seselai latihan mobil, tugas Tito dan Yoyo adalah mengawasi anak anak bermain dan juga tidur. Kamar Binbin dan Zoe terlihat sangat luas dan nyaman. Tempat bermainnya menjadi satu ruangan dengan tempat tidur, jadi jika mereka capek, mereka bisa langsung ke istirahat di tempatnya.
Tito, Yoyo! Apa kalian lagi pada sibuk?" seru seorang wanita dar balik pintu kamar anak anak. Wanita bernama Amei itu hanya menjulurkan kepalanya ke dalam saat memanggil nama dua pemuda itu.
"Ini, lagi jaga anak anak, Miss," jawab Tito.
"Yoyo, kamu ikut saya, biarkan Tito yang jaga anak anak."
"Baik, Miss," ucap Yoyo, dan dia langsung beranjak mengikuti A mei dari belakang.
Melihat pakaian yang dikenakan A mei membuat Yoyo berkali kali menelan ludahnya sendiri. Badannya juga mendadak terasa panas dengan keringat yang mulai bercucuran. A Mey memakai dres tanpa lengan dan super pendek dan bergelombang.
"Kamu pegangin kursi ini, aku mau naik! Mau nyari barang di atas lemari!" titah A mei begitu sampai di tempat tujuan.
"Waduh!"
...@@@@@...
semangat
author bikin cerita nya nalar dikit
canda aja thoor