Salwa Nanda Haris, anak sulung dari pasangan Haris dan Raisya. Salwa menolak perjodohannya dengan Tristan, pria yang berstatus duda anak satu.
Awalnya Salwa sangat menolak lamaran tersebut. Ia beralasan tak ingin dibanding-bandingkan dengan mantan istrinya. Padahal saat itu ia belum sama sekali tahu yang namanya Tristan.
Namun pernikahan mereka terpaksa dilakukan secara mendadak lantaran permintaan terakhir dari Papa Tristan yang merupakan sahabat karib dari Haris.
Sebagai seorang anak yang baik, akhirnya Salwa menyetujui pernikahan tersebut.
Hal itu tidak pernah terpikir dalam benak Salwa. Namun ia tidak menyangka, pernikahannya dengan Tristan tidak seburuk yang dia bayangkan. Akhirnya keduanya hidup bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Roby
Tidak lama kemudian Tristan datang. Bu Lani membuatkan minuman dingin untuk Tristan.
"Diminum dulu, Tris! Cuacanya panas, biar seger!"
"Terima kasih, Bu! Maaf, Ibu akan menginap berapa hari di sini?"
"Apa kamu mengusir Ibu, Tris?"
"Tidak, bukan begitu maksudku! Aku hanya bertanya! Agar kebutuhan Ibu terpenuhi selama di sini!"
"Mungkin besok kami akan pulang!"
"Oh iya, Ummi dan Abi titip salam untuk Ibu!"
"Ah iya, bagaimana keadaan Abimu?"
"Alhamdulillah perkembangannya sangat baik, mungkin dalam minggu ini Abi bisa pulang."
"Syukurlah!"
"Kalau tidak ada halangan, datanglah ke resepsi kami, Bu! Tanggal 20 bulan depan."
Jlep
Hati Bu Lani semakin teriris. Tristan bukan tidak ingin menjaga perasaan Bu Lani, tapi ia lebih baik jujur daripada disalahkan lagi.
"Apa Ira setuju dengan diadakannya acara itu?"
"Kenapa tidak?"
"Ibu hanya takut Ira sedih! Lagian kamu kan sudah pernah menikah, ngapain harus ada acara resepsi segala?"
"Ini penting untuk kami, Bu! Bahkan Abi yang memintanya agar semua orang tahu. Aku harus mengumumkan bahwa aku sudah menikah lagi, agar tidak ada wanita-wanita yang mau mendekatiku dan mencari perhatianku!"
"Sepertinya kamu sudah melupakan Nabila!ingat Tris, jangan sampai kamu mengabaikan Ira!"
"Hanya Aku Dan Allah yang tahu isi hatiku! Ibu tidak perlu khawatir, Ira adalah darah dagingku, aku tidak mungkin membuatnya bersedih! Salwa sangat menyayanginya seperti anaknya sendiri. Kalau Ibu tidak bisa datang, aku tidak apa-apa kok!"
"Sepertinya perdebatanku dengan Ibu tidak akan pernah selesai, kecuali dia pergi dari rumah ini. Semoga aku masih diberi kesabaran untuk menghadapinya." Batin Tristan.
Tristan pun mencari keberadaan Salwa dan Khumairah. Ia melangkahkan kaki ke belakang rumahnya. Tristan pun melihat ada Roby yang sedang berdiri memperhatikan Salwa dan Humairah.
"Tidak baik memperhatikan istri orang! Apalagi dia adalah istri dari Kakak iparmu!"
Roby pun menoleh ke sumber suara.
"Eh Abang! Sudah selesai urusannya Bang?"
"hem....! Jaga pandanganmu, Robby! Tidak baik memandang sesuatu yang bukan milikmu!"
"Aku sedang memperhatikan Ira, Bang!"
"Aku bukan anak kecil yang bisa dibohongi!"
Tristan pun meninggalkan Roby, lalu mendekati anak dan istrinya. Salwa mencium punggung tangan suaminya begitupun dengan Khumairah, mengikuti apa yang dilakukan Salwa.
Roby iri melihat keharmonisan mereka.
"Andaikan kamu masih hidup, apakah kamu akan lebih bahagia dari mereka sekarang, Kak?" Batin Roby.
Sore harinya, Kayla datang ke rumah Tristan. Iyan yang mengantarkannya.
"Ehm... Sejak kapan kalian berteman?pakai acara nganterin segala?" Tanya Tristan kepada Iyan.
"Saya kan, harus baik juga sama teman Nyonya Bos! Seharusnya, Bos berterima kasih kepadaku!"
"Bilang saja kamu mencari kesempatan dalam kesempitan!"
"Jangan suka suudzon, Bos!"
Kayla menemui Salwa yang sedang membantu membuka sisa kado di kamar Khumairah
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam! Kayla...! Sini masuk! Sama siapa?"
"Sama Kak Iyan!"
"Kok bisa sama Kak Iyan?"
"Salwa aku minta tolong sama Kak Iyan buat nyariin kerjaan! Kamu kan, tahu sendiri aku tuh susah banget cari kerja! Jadi aku minta tolong buat cari lowongan di kantor suami kamu! Hehe..."
"itu mah bukan cari lowongan namanya tapi memang cari kesempatan! Kenapa nggak bilang sama aku saja? Ntar aku bilangin ke Mas Tristan!"
"Terima kasih, Bebeb!" Kayla mencium pipi kiri Salwa.
"Tante! Tante sama Om Iyan pacaran ya?"
"Eh kok ngomongnya gitu? Emang Ira tahu apa itu pacaran?"
"Pacaran itu apa ya? Jal bareng kali! Haha...."
"Ira jangan bahas pacaran! Kamu masih kecil, nggak baik!"
"Iya, Bunda!"
"Bun, Ira mau main dulu!"
"Iya hati-hati!"
Ira turun ke ruang bermainnya.
"Wa, mertuanya Kak Tristan belum pulang ya?"
"Belum!"
"Ish, ngapain tuh orang? Awas saja jadi benalu di dalam rumah tanggamu!"
"Jangan suudzon, Key! Maklumlah dia kan, lama nggak ketemu sama cucunya! Mungkin besok sudah pulang!"
"Iya, tapi kamu harus waspada!"
Salwa pun mengajak Kayla untuk bertemu dengan suaminya. Saat ini Tristan bersama Iyan sedang berada di ruang kerja. Salwa minta tolong kepada Tristan untuk merekrut Kayla di perusahaannya.
"Sayang, di kantorku masih belum ada lowongan, Iyan juga sudah membicarakan ini kepadaku! Begini saja, kenapa kamu tidak merekrut Kayla menjadi manager di salah satu butikmu?"
"Oh iya! Aku lupa!" Salwa menepuk dahinya sendiri.
"Kamu lupa ya, kalau kamu itu Owner Butik?"
"Iya, aku bahkan lupa kalau semua aset Butik menjadi milikku!"
"Ah kamu, Wa! Belum juga punya anak tapi udah pikun!" Sahut Kayla.
Salwa pun menghubungi Bundanya. Dan tentu langsung direspon baik oleh Bunda Raisya.
"Key, mulai besok kamu sudah bisa kerja! Untuk sementara pakai saja motorku yang di rumah Bunda! Besok pagi Mang Diro akan mengantarkan ke tempat kost-mu!"
"Terima kasih, Wa!" Kayla memeluk Salwa.
Kayla pun pamit pulang diantar Iyan.
Malam harinya.
Salwa terbangun di pertengahan malam. Ia merasa haus. Dispenser di kamarnya kosong. Ia lupa tidak mengeceknya. Akhirnya ia turun ke dapur untuk mengambil air minum. Malam ini Salwa memakai baju tidur model kimono. Ia memakai jilbab rumahan. Meskipun sudah tengah malam, Salwa khawatir ada orang rumah yang bangun sehingga ia tetap memakai cadar pendeknya.
Salwa mengambil air dengan teko, takut suaminya terbangun juga karena haus.
"Ehm..." Terdengar suara deheman laki-laki yang ia yakin bukan suara suaminya. Ia lupa kalau ada orang lain yang menginap di rumah suaminya.
"Ngagetin saja!"
"Wow, ternyata anda lebih seksi dengan memakai baju tidur!"
"Jaga bicaramu! Minggir!"
Salwa sedikit risih, karena kimono yang ia pakai membuat lekuk tubuhnya sedikit kelihatan. Untungnya ia sudah mematikan lampu dapur, sehingga suasananya cukup gelap.
"Jangan munafik! Aku tahu kamu pasti sama saja dengan perempuan di luar sana!"
Saat Roby akan memegang tangannya, Sontak Salwa menyiramkan air dari teko kaca yang ada di tangannya ke tubuh Roby.
Byuurr
"Arrrrgh! Kurang ajar!"
"Aku tak seburuk yang kau kira!"
Salwa pun Meletakkan teko di meja makan dan segera berlari meninggalkan Roby. Sampai di kamarnya, Salwa menangis karena begitu kesal.
"Sayang, kamu kenapa?"
"Mas, hiks...."
"Ada apa? Apa kamu mimpi buruk?"
Salwa menggelengkan kepala.
"Minum dulu ya? Eh mana airnya kok habis! Tunggu sebentar aku ambilkan air!"
Tristan keluar kamar dan turun ke bawah. Namun ia hampir terpeleset karena menginjak lantai yang basah. Tristan pun menghilangkan lampu.
"Ck, apa-apaan ini? Kenapa lantai penuh air?"
Tristan segera mengetik kamar Bi Lastri untuk mengepel lantai yang basah. Setelah mengambil air, ia kembali ke kamarnya.
"Minum dulu, Sayang!"
Salwa menerima segelas air itu dan meminumnya.
"Sudah bisa bercerita?"
Salwa mengangguk.
Ia mulai menceritakan kejadian yang dialaminya. Perbuatan Roby sudah tidak bisa dibiarkan. Mendengar cerita istrinya, Tristan sangat marah. Namun ia juga harus membuktikan kebenaran. Tidak baik jika gegabah.
"Tidurlah, besok akan aku urus! Maaf sudah membuatmu takut malam ini."
Tristan nengecup kening istrinya dan mendekapnya.
Bersambung.....
...----------------...
Next ya kak
Bahasanya Sangat Sempura..
Ceritanya Suka Bgt...👍🏻😍😘
Bagus Baca Ceritanya Si Salwa...😘🤗