Sebastian Clemornat menyamar menjadi Bastian di desa Texas yang jauh dari New York, asalnya. Dia kabur karena tidak ingin dijodohkan oleh wanita pilihan orang tuanya hanya untuk bisnis. Lagipula dia bukan pewaris utama karena memiliki kakak laki laki dan perempuan. Dia anak bungsu yang tidak bisa dikekang. Umur 24 ketika menyelesaikan pendidikan sebagai dokter, ia pun pergi tanpa membawa fasilitas mewah dari keluarga Clemornat. Ketika sudah 2 tahun hidup tenang di desa sebagai dokter keliling dan tukang bengkel, kehidupan Bastian berubah karena pada suatu malam, tiba tiba ada wanita yang melahirkan di bengkelnya dan dia membantu persalinan itu. Sejak saat itu Bastian merasakan hatinya yang sedingin es dengan wanita kini mencair. Penasaran siapa wanita itu? Author juga penasaran nih 😄 Jadi baca novel ini sampai selesai dan semoga suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYARAT CERAI
Saling pandang dengan perbedaan arti cinta di mata Bastian dan Lili, membuat keduanya berseberangan arah.
Malam pertama yang hampa bagi mereka berdua membuat hubungan mereka semakin dingin.
Sejak malam itu, Bastian sudah tidak pernah mengungkapkan perasaannya. Tidak pernah mengatakan cinta kepada Lili.
Mereka kembali mencoba melakukan malam kedua keesokan harinya dan kini bagi Bastian hubungan yang ia lakukan bersama Lili seperti mati rasa. Tidak ada kata cinta yang terucap atau saling puji saat mereka menyatu.
Hubungan dingin dan hampa ini berjalan sampai 6 bulan. Yap, Bastian dan Lili menikah benar benar hanya untuk hubungan s*x, tidak untuk saling memuaskan.
Bastian memilih menjaga jarak dari Lili karena wanita itu juga semakin membatasi hubungan privasinya. Hanya karena ada Cana saja diantara mereka, membuat mereka kompak dalam mengasuh bayi itu.
Cana yang sudah bisa diajak main, sangat senang jika bersama Bastian karena daddynya itu memperlakukannya seperti princess tapi juga diajak menemani pria itu saat melakukan sesuatu seperti menjadi montir, memasak, atau hanya sekedar duduk di sofa.
Lili sangat bahagia jika Cana bahagia, sampai lupa jika dirinya juga perlu bahagia. Namun traumanya membuat Lili begitu berhati hati saat bersama seorang pria. Perasaan waspada akan ditinggalkan lagi.
Setelah menjadi warga TexasMania selama 7 bulan lebih, Lili menjadi warga yang aktif. Ikut sosialisasi kesehatan bersama suaminya, kemudian menjadi penggerak ide kreatif warga dan tetap menjadi ibu bagi Cana yang menemani tumbuh kembang putrinya itu.
Malam ini, malam dimana Lili kembali melihat pria yang telah menyakitinya. Bastian tiba tiba masuk ke klinik membawa pria yang tertembak di perutnya, tanpa mengetahui siapa itu.
Bastian masuk ke rumah untuk memanggil Lili agar bisa membantunya mengoperasi pria asing itu.
Betapa terkejutnya saat Lili masuk ke ruang perawatan dan melihat wajah pria yang tengah berbaring lemah dengan perut yang berlumuran darah, tak sadarkan diri.
"Ve...veno" lirih Lili dan dapat didengar oleh Bastian.
Melihat ekspresi marah dan takut dari wajah sang istri, ia bisa menyimpulkan bahwa pasiennya kali ini adalah pria brengsek yang sering disebutkan Lili.
"Dia pria itu?" tanya Bastian.
Lili masih melotot tajam kearah pria yang tertembak itu.
"Lili, aku tanya, dia pria brengsek itu? Ayah Cana?" tanya Bastian lagi dengan penekanan.
"Iya, dia pria brengsek itu" jawab Lili.
"Aku tidak ingin membantumu menyelamatkannya" lanjutnya lalu keluar ruang perawatan.
Bastian tak bisa menahan Lili untuk membantunya karena ia bisa membayangkan sesakit apa bertemu dengan seseorang yang sudah menyia nyiakan keberadaan kita.
Akhirnya Bastian terpaksa mengoperasi pasien itu sendiri, meskipun kesulitan namun karena keterampilannya, ia mampu mengambil peluru di perut pasien dan menjahitnya kembali.
Satu jam, proses itu. Setelah selesai, Bastian membiarkan pria bernama Veno sesuai panggilan Lili tadi di ruang perawatan hingga efek biusnya hilang.
Bastian masuk kerumah dan melihat Lili duduk di sofa ruang tengah dengan melipat tangannya diatas perut.
"Aku harap dia tidak selamat" celetuk Lili.
"Bukan tugasku untuk melakukan itu" sahut Bastian dan mendapatkan tatapan tajam dari istrinya.
Lili berdiri dan berjalan mendekati pria yang sudah menjadi suaminya setengah tahun ini.
"KAMU TAU APA YANG SUDAH DIA LAKUKAN KEPADAKU DAN CANA, HAH?" suara Lili bergetar penuh penekanan.
"Iya aku tau, tapi aku tetap harus menyelamatkannya" sahut Bastian.
"DIA TIDAK PANTAS HIDUP!" seru Lili dengan mata berkaca kaca.
"Hanya Tuhan yang bisa memutuskan itu, Liliana" sahut Bastian lagi.
Lili pun menghela nafas panjang. Ternyata pria yang hidup bersamanya beberapa bulan ini tetap tidak bisa mengerti kepedihan hatinya mengenai masa lalu.
"Bastian, aku kira kamu mengerti perasaanku tapi ternyata kamu lebih memilih membelanya" ucap Lili dengan lirih namun kilatan matanya penuh amarah.
"Aku tidak berkewajiban mengerti perasaanmu, kamu saja tidak mencoba mengerti perasaanku dan memilih memperdulikan rasa sakit hatimu itu" sahut Bastian.
Lili tersenyum tipis dan menyeka air matanya yang jatuh.
"Hahaha benar. Aku tidak mengerti perasaanmu, Bastian. Aku juga tidak peduli dengan perasaanmu itu karena aku tau cinta yang kamu katakan hanyalah sementara. Kamu tidak berjuang untuk membuatku sembuh dari trauma, malah mengikuti apa mau ku. Oke fine. Kamu tidak perlu mengerti aku, karena kamu akan segera menceraikanku" ucap Lili.
"Bagaimana aku menceraikanmu jika aku tidak pernah terpuaskan selama berhubungan s*x denganmu selama ini? Kubur dalam dalam saja keinginanmu untuk bercerai dariku sebelum kamu bisa melayaniku diatas ranjang dengan baik" sahut Bastian.
"Beri aku indikator pelayanan yang baik diatas ranjang yang baik seperti apa? Aku akan melakukannya, Bastian. Aku sudah lelah hidup dalam kepura puraan ini. Katakan sekarang!" serang Lili.
Bastian bisa melihat mata Lili bersungguh sungguh mengatakannya. Ia berfikir sesuatu cara agar syaratnya akan susah terpenuhi dan Lili tetap bersamanya meskipun kehidupan mereka hampa.
Setidaknya bagi Bastian, Lili dan Cana tetap bersamanya.
"Katakan cinta padaku meskipun itu bohong. Katakan bahwa dirimu mencintaiku saat kita melakukan s*x. Dan aku ingin menyetubuhimu dengan cinta. Layani aku diranjang, jadilah pemimpin permainan yang selama ini tidak pernah kamu lakukan. Aku selalu diatasmu dan kamu dibawahku tanpa merespon. Aku seperti memiliki istri robot yang tidak punya hati dan perasaan. Sadarkah kamu Liliana jika kamu sama jahatnya dengan pria brengsek itu? Kamu tidak menghargai perasaanku selama ini" ungkap hati Bastian akhirnya terucap.
Lili terdiam melihat wajah serius Bastian. Ia menyadari jika selama ini hidup bersama Bastian mungkin hanya sebagai media balas budi, tidak untuk hidup bahagia bersama.
Lili benar benar membendung perasaannya agar tidak tertipu dengan pria lagi. Jika Bastian sampai meninggalkannya disaat ia sudah jatuh cinta dan menyerahkan hatinya, mungkin Lili akan tak berdaya.
"Baiklah. Aku akan melakukan apa yang kamu minta. Aku akan memberikan kata kata cintaku padamu meskipun itu bohong. Aku ingin segera berpisah darimu" sahut Lili serius lalu meninggalkan Bastian menuju kamar.
Bastian menghela nafas panjang. Wanita yang sangat ia cintai ini begitu susah didapatkan. Dia juga tidak ingin memaksa diri untuk menyembuhkan hati sang istri jika, Lili saja tidak mau melangkah maju dan memberikannya kesempatan.
"Jika memang, aku akan menceraikanmu, setidaknya aku mendapatkan cintamu meskipun hanya semalam dan itu bohong" batin Bastian lalu ia kembali ke klinik setelah mengambil air minum.