NovelToon NovelToon
Geheugenopname : Memori

Geheugenopname : Memori

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

"3 tahun! Aku janji 3 tahun! Aku balik lagi ke sini! Kamu mau kan nunggu aku?" Dia yang pergi di semester pertama SMP.

***

Hari ini adalah tahun ke 3 yang Dani janjikan. Bodohnya aku, malah masih tetap menunggu.

"Dani sekolah di SMK UNIVERSAL."

3 tahun yang Dani janjikan, tidak ditepatinya. Dia memintaku untuk menunggu lagi hingga 8 tahun lamanya. Namun, saat pertemuan itu terjadi.

"Geheugenopname."

"Bahasa apa? Aku ga ngerti," tanyaku.

"Bahasa Belanda." Dia pergi setelah mengucapkan dua kata tersebut.

"Artinya apa?!" tanyaku lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Arzio beserta pemain bola hujan-hujanan tadi dihukum Pak Bondan untuk membersihkan semua toilet di sekolah. Aku tau itu dari Pak Bondan langsung. Sebab setelah menghukum mereka, Pak Bondan ke kelas kami dan mengatakan bahwa kelas kami yang terpisah dari kelas lain, tidak akan didatangi guru di saat hujan turun. Sebab tidak ada yang mau hujan-hujanan untuk sampai ke kelas ini selain Pak Bondan selaku wali kelas kami sendiri.

Sepulang sekolah kali ini, hujan masih belum berhenti. Tiba-tiba Liu Xian Zhing menghampiriku. Ini adalah kali pertama dia mengajakku untuk mengobrol.

"Lo pacarnya Ramadhani?" Kalimat pertama itu mengejutkanku.

"Lo kenal Dani?" tanyaku.

"Ramadhani ketua OSIS di Universal. Dia pernah lompat kelas pas SMP."

"Universal itu di mana? Gue mau ke sana," ucapku.

"Di Tanggerang," jawabnya.

Tidak mungkin aku ke Tanggerang. Ke kota yang sejauh itu. Mana mungkin aku diberi izin.

"Liu! Lo dipanggil Pak Bondan!" panggil Arzio.

"Don't call me Liu! Liu itu marga!" omel Xia dan berlalu.

"Lo kenapa?" tanya Arzio membuatku bergidik ngeri.

Aku tidak boleh terlalu dekat dengannya. Dia bisa membuatku menangis lagi sebab mengingat Dani. Aku hendak berlalu, namun Arzio menahan langkahku. Tubuhnya yang basah, menguasai pintu kelas. Sedangkan di sini hanya tersisa aku sendiri. Rina sudah pulang menerobos hujan dengan motornya.

"Lo mau apa sih?!" omelku.

"Gue cuma mau nanya, tadi kenapa lo nangis?"

"Serah gue lah mau nangis kek, mau ngapain kek! Ga ada urusannya juga sama lo!"

"Urusan gue! Soalnya lo udah gue catet sebagai pacar gue. Kontak lo juga gue save 'Sayang' jadi semua urusan lo, jadi urusan gue!"

"Hah?! Lo sinting? Sejak kapan gue mau jadi pacar lo?!" balasku.

"Gue ga butuh persetujuan dari lo. Kalo gue mau lo jadi pacar gue. Itu artinya lo jadi pacar gue!"

"Sinting! Minggir! Gue mau balik!"

"Balik sama gue!"

"Apaan sih, Arzio Fabelino?!" teriakku.

"Apa, Sayang?" balasnya.

Menjijikan!

"Gue udah punya pacar! Namanya Ramadhani! Jadi stop konyol kayak gini!"

"Pacar lo ga seganteng gue. Putusin aja!"

"Dia lebih ganteng dari lo!"

"Tapi pacar lo ga bisa main bola. Pasti cowok cupu yang suka main game doang!"

"Dia kapten tim bola di SMP gue dulu!"

"Tapi pacar lo ga pernah ranking 1. Gue ranking 1 dari kelas 7."

"Dia juara umum dari SD, SMP, sekarang dia ketua OSIS di sekolahnya!"

"Oke!" Arzio tampak seperti tertantang. "Gue santet pacar lo!"

"Kalo ntar malem lo nggak bisa tidur, itu artinya jin gue mulai bekerja!" balasku.

"Kalo gue nggak bisa tidur, itu artinya gue mikirin lo!"

"Ish!" Lebih baik aku melangkah meninggalkan orang gila ini secepatnya.

***

Arzio. Nama orang konyol dan gila itu menghantui pikiranku. Satu yang aku takutkan. Aku takut dia bercerita pada Xia bahwa aku pacarnya, dan Xia menyampaikan pada teman di sekolah lamanya. Lalu berita itu sampai ke telinga Dani. Lalu dia mengira aku selingkuh!

AAARGHHHHHHH!!

Mimpi buruk dari penantianku selama 3 tahun. Aku tidak ingin itu terjadi.

***

Keesokan harinya, hujan kembali turun. Pastinya kami tidak akan belajar lagi. Hanya tugas-tugas online yang dikirim oleh para guru pemalas yang tidak mau menyebrangi kelas.

Arzio berlari menadahkan jaketnya di atas kepala.

"Pacar gue ga boleh kehujanan," ucapnya berusaha menutupi kepalaku dengan jaket itu.

Kutepis berkali-kali dan kupukuli dia di tengah rintikan air hujan.

"Lo apa-apaan sih?!" teriakku.

"Gue ga sudi air hujan jatuh di pipi lo! Enak aja dia nyium-nyium lo!"

"Lawak lo?! Jauh-jauh lo dari gue!" Kudorong dia menjauh.

"Sayang!" panggilnya.

"Hah?!" Kalang kabut aku menghampirinya dan memukulinya berkali-kali. "Lo gila ya?! Lo sinting?! Jangan manghil gue kayak gitu lagi! Gue udah punya pacar!"

"Ya itu urusan lo sama pacar lo. Kalo gue, ya urusannya sama pacar gue!" balas Arzio.

"Ya sana beurusan sama pacar lo!" omelku.

"Lo pacar gue!"

"Iisshh!!" Sebelum pembahasan ini semakin melebar. Mending aku menjauh.

Rina duduk di sampingku. Jaketnya basah. Dia menerobos hujan lagi.

"Lo bisa sakit kalo gini terus Rin. Mending lo beli jas ujan," ucapku.

"Sengaja. Gue emang mau sakit," jawabnya.

"Makin lama, bumi makin banyak dihuni orang aneh."

"Lo juga aneh! Dani udah lupain lo! Berhenti nungguin dia!" Pukulan telak untukku.

"Oooww! Jadi pacar lo itu nge-ghosting lo?" Arzio muncul entah dari mana.

"Bukan urusan lo!" tegasku.

"Dani bilang masih pacaran kok sama Arlita. Cuma dia ga bisa menuhin janjinya aja," ucap Liu Xian Zhing.

"Kapan dia bilang gitu?" tanyaku.

"Semua orang di sekolah gue yang dulu juga tau soal lo sama Dani. Soalnya Dani itu the most wanted di sekolah. Semua orang nyari-nyari dia. Semua orang suka sama dia. Dia pinter, dia berkarisma, dia ganteng. Tapi setiap kali ada cewek yang deketin dia, dia selalu bilang udah punya pacar namanya Arlita Dewi Sitta."

Gue yakin! Pasti Dani ga lupain gue. Dia cuma ga bisa balik aja.

"Lo suka sama Lita?" tanya Rina pada Arzio.

Tiba-tiba Arzio merangkulku. "Suka sama pacar sendiri, ga boleh?" ucapnya.

Sekuat tenaga aku mendorong pria itu menjauh. "Gue ga pernah bilang mau jadi pacar lo!"

"Jagain cewek gue ya!" Arzio memberi kode-kode pada Rina.

"Alhamdulillah! Akhirnya, Ta! Akhiiirrrnyaaaa!" pekik Rina.

"Apaan sih, ga jelas!"

"Gue dukung lo sama Zio seratus persen! Lupain Dani sekarang!" lanjut Rina.

Tak kupercaya dia akan mengeluarkan kalimat buruk itu.

"Zio! Kalo lo mau ngedate sama Lita, bilang aja sama gue. Gue bantuin!" pekiknya lagi.

Kulihat Rina dan Arzio mengedipkan sebelah mata mereka.

ANEH!

"Bantu gue buat nyantet pacarnya Arlita," sambut Arzio.

"Astaghfirullahaladziiiim! Istighfar lo! Udah ga ganteng, ngajak sesat pula," balas Rina.

"Bantu gue bakar rumahnya aja," lanjut Arzio.

"Dani udah pindah ke Tanggerang! Itu juga udah lama banget! 3 tahun yang lalu. Tapi Lita masih aja nungguin dia. Beraharap Dani bakalan balik lagi." Seperti biasa, Rina tidak bisa menyimpan sebuah rahasia. Namanya juga mulut kebanjiran oli. Licin!

"Oooooooooowwwwwwww." Arzio merangkulku kembali. "Selama pacar lo ga ada di depan mata lo, gue jadi pacar lo! Gue siap jadi selingkuhan lo."

"Apaan sih, Arzio! Minggir!" Aku berusaha mendorongnya menjauh, namun tangannya yang berotot lumayan kuat merangkulku.

"Ingat. Semakin lo menjauh, gue bakalan semakin mengejar lo." Hah? Ga nyambung.

"Yang ada gue yang bilang gitu, semakin lo ngejar gue, semakin gue bakalan ngejauh!" bantahku.

"Ya udah, ngejauh aja, biar gue makin ngejar-ngejar lo."

"Hah? Gimana? Ini konsepnya gimana sih?" omelku.

1
aca
bodoh lita di kasih spek perhatian keluarga perfect malah milih dani yang keluarganya nya toxic
aca
lanjut baca
aca
masuk ke tubuh lain kah dani
Tara
reinkarnasi Dani kah😱🤔👏🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!