NovelToon NovelToon
Istri Sah Mas Hafiz

Istri Sah Mas Hafiz

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:263k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Alina Putri adalah Gadis muda yang baru berusia 17 tahun dan di umur yang masih muda itu dirinya dijodohkan dengan pria bernama Hafiz Alwi. Pria yang berumur 12 tahun di atas Alina Putri.
Keduanya dijodohkan oleh orang tua masing-masing karena janji di masa lalu yang mengharuskan Alina dan Hafiz menikah.
Pernikahan itu tentu saja tidak berjalan mulus, dikarenakan Hafiz meminta Alina untuk tetap merahasiakan hubungan mereka dari orang lain dan ada batasan-batasan yang membuat keduanya tidak seperti suami istri pada umumnya.

Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Simak terus kisah mereka berdua di “Istri Sah Mas Hafiz”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alina Sama Sekali Tidak Diperhatikan

Sudah 5 hari lamanya, Alina tinggal di rumah orang tuanya. Namun, selama 5 hari itu juga Hafiz tidak pernah datang mengunjungi dirinya. Bahkan, untuk sekedar menanyakan kabar pun Hafiz tidak pernah. Meskipun begitu, Alina sedikit bersyukur karena Hafiz tidak perlu melihat kondisinya akibat dari kecelakaan yang tak terduga beberapa hari yang lalu.

“Alina, sebaiknya kamu jangan berlama-lama tinggal di sini. Bagaimanapun kamu telah bersuami, tidak pantas bagi seorang istri menginap di rumah keluarganya lebih dari 3 hari,” ucap Ayah Bahri.

“Ayah tenang saja, besok Alina akan pulang dan Mas Hafiz lah yang akan datang menjemput Alina,” ujar Alina.

“Benarkah? Syukurlah kalau memang begitu. Sekarang Ayah dan Ibu akan berangkat kerja, kamu baik-baik lah di rumah,” balas Ayah Bahri.

“Ibu sudah memasak sarapan untuk kamu, jangan lupa dimakan obatnya juga jangan lupa diminum.”

“Ayah sama Ibu tidak perlu khawatir, Alina sudah besar. InsyaAllah bisa jaga diri baik-baik,” pungkas Alina.

Setelah kedua pergi, Alina segera menutup pintu rapat-rapat.

“Untungnya luka di wajahku sudah mengering, hanya diberi polesan sedikit, sepertinya tidak kelihatan jelas lukaku ini,” ucap Alina bermonolog.

Alina tersenyum lebar seraya menepuk-nepuk dadanya. Ia sedang berusaha menyemangati dirinya sendiri dan harus bisa bangkit setelah apa yang terjadi padanya.

Masa bodo dengan sikap Mas Hafiz padaku. Lagipula, aku yakin kalau memang kami berjodoh, Allah akan membuat kami saling mencintai dan jika bukan jodoh, itu artinya takdir kami adalah perpisahan. (Batin Alina)

“Aku lapar,” ucap Alina sambil berjalan menuju ruang makan.

Tangan kiri Alina sudah mulai membaik, meskipun belum bisa dibawa beraktivitas kembali.

Saat Alina hendak Menyendokkan makanannya ke mulut, ponselnya berbunyi dan ketika Alina melihat siapa yang menghubungi dirinya, Alina cukup terkejut. Karena ternyata yang menghubunginya adalah Hafiz.

Alina tidak ingin kehilangan selera makannya, terlebih lagi Hafiz yang sering membuatnya kecewa.

Karena ponsel terus berbunyi, akhirnya Alina menerima telepon Hafiz.

“Assalamu'alaikum, iya Mas.”

“Untuk beberapa hari ke depan tetaplah tinggal di rumah keluargamu,” ucap Hafiz setelah itu mengakhiri panggilan telepon.

Alina tersenyum kecut, ia sudah menduga bahwa Hafiz akan membuatnya kehilangan selera makan.

“Apa salahku? Kenapa aku yang selalu diperlakukan seperti ini?” tanya Alina yang tak habis pikir dengan sikap Hafiz padanya.

Nafsu makan Alina seketika itu hilang, padahal ia harus mengisi perutnya untuk minum obat.

***

Malam hari.

Fatimah tersenyum bahagia melihat Hafiz datang ke rumahnya dengan membawa buah duku kesukaan Sang Ibu. Ia tidak menyangka bahwa Hafiz mengingat betul buah kesukaannya Ibu Nunuk.

“Apa ini?” tanya Fatimah seraya menyentuh lengan Hafiz dengan manja.

“Duku, Ibu paling suka dengan buah duku,” jawab Hafiz dan memberikan buah duku tersebut kepada Fatimah.

“Lalu, bagaimana denganku? Apakah kamu tahu aku menyukai buah apa?” tanya Fatimah penasaran.

“Kamu menyukai semua rasa buah, terutama buah rambutan,” jawab Hafiz.

Fatimah tertegun, ia tidak menyangka bahwa Hafiz cukup mengerti tentang buah kesukaannya.

“Fiz, kalau kamu terus bersikap begini padaku maka kupastikan kamu adalah pria yang akan menjadi suamiku untuk selamanya,” ucap Fatimah dan reflek memeluk Hafiz.

“Dan kamu akan menjadi istriku untuk selamanya, Imah,” balas Hafiz.

Tak berselang lama, Ibu Nunuk pulang ke rumah setelah seharian penuh bekerja di rumah keluarga Santoso.

“Nak Hafiz,” ucap Ibu Hafiz menyapa Hafiz.

“Apa kabar, Bu?” tanya Hafiz dan mencium punggung tangan Ibu Nunuk.

“Alhamdulillah baik, sudah lama datangnya?” tanya Ibu Nunuk seraya mendaratkan bokongnya di kursi bersebelahan dengan Fatimah.

“Sekitar 10 menit, Bu,” jawab Hafiz dengan suara yang begitu ramah.

“Kalian lanjutkan ngobrolnya, Ibu mau bersih-bersih dulu,” ucap Ibu Nunuk yang hendak pergi.

Namun, sebelum pergi Hafiz menghentikan langkah Ibu Nunuk untuk memberikan buah duku yang ia beli secara langsung.

“Apa ini, Nak Hafiz?” tanya Ibu Nunuk seraya menerima kantong plastik berukuran cukup besar.

“Saya tahu bahwa Ibu menyukai buah duku dan ketika saya hendak kemari, saya melihat buah duku dan membelinya khusus untuk Ibu,” jelas Hafiz.

“MasyaAllah, kamu memang calon menantu idaman. Ibu tidak sabar melihat kalian berdua menikah,” ucap Ibu Nunuk yang memuji sosok Hafiz Alwi yang digadang-gadang akan menjadi calon menantunya.

“Ibu, jangan bicara begitu. Fatimah jadinya malu,” celetuk Fatimah malu-malu mendengar ucapan Sang Ibu.

Di sisi lain.

Alina, Ibu Desi dan Ayah Bahri tengah berkumpul di ruang keluarga. Mereka bertingkah saat itu sedang menemani Alina menonton film kesukaan.

“Ayah, Ibu. Mas Hafiz untuk beberapa hari ke depan dan belum bisa menjemput Alina. Dikarenakan masih sangat sibuk dan juga ada beberapa hal penting yang sedang Mas Hafiz tangani,” terang Alina yang tak ingin membuat kedua orang tuanya sedih atas kelakuan dan ketidakpedulian Hafiz kepada dirinya.

“Benarkah? Kalau begitu, bagaimana jika Ayah bicara langsung dengan orang tua Hafiz?” tanya Ayah Bahri.

Alina tertawa kecil, ia mencoba untuk terlihat baik-baik saja dihadapan kedua orang tuanya.

“Ayah dan Ibu tidak perlu melakukan itu. InsyaAllah ketika waktunya sudah tiba, Mas Hafiz akan datang menjemput Alina,” pungkas Alina.

Ayah Bahri dan Ibu Desi saling tukar pandang. Mereka menghela napas secara bergantian dan pada akhirnya menyetujui ucapan putri kesayangan mereka.

“Yes, happy ending. Waktunya bagi Alina istirahat, karena besok Alina akan kembali ke kampus.”

Melihat kondisi Alina yang belum sepenuhnya sembuh, orang tua Alina kompak untuk tidak mengizinkan Alina beraktivitas kembali berangkat ke kampus.

“Ayah sama Ibu tidak perlu mengkhawatirkan Alina, coba lihat luka diwajah Alina. Sudah kering dan hanya ditambah polesan make up, luka Alina akan tersamarkan dengan sempurna,” tutur Alina mencoba memastikan kedua orang tuanya agar mengizinkannya berangkat ke kampus seperti biasanya.

Mereka tidak bisa memaksa Alina untuk tetap berada di rumah, terlebih lagi melihat tatapan mata Alina yang berharap keduanya mengizinkan Alina untuk beraktivitas kembali sebagai seorang mahasiswi.

“Baiklah, kami mengizinkan kamu. Tapi Ayah harap kamu tetap menjaga kesehatan dan juga keselamatan,” pungkas Ayah Bahri.

“Terima kasih, Ayah. Alina selamanya sayang sama Ayah dan juga Ibu,” balas Alina memeluk kedua orang tuanya secara bergantian dan setelah itu, Alina pamit masuk ke dalam kamar untuk segera beristirahat.

Di dalam kamar, Alina tak langsung naik ke tempat tidur melainkan, mengoleskan bekas luka diwajahnya dengan sebuah cairan yang fungsinya untuk mengeringkan luka tersebut.

“Semoga saja tidak ada yang menyadari bekas luka di wajahku, sebelum wajahku kembali seperti semula,” ucap Alina bermonolog seraya mengoleskan cairan tersebut di wajahnya.

1
Emil Tea
sebenernya Fatimah juga tidak salah....sy suka ahirnya happy ending tapi kasian fatimah
Winny Anpooh
Luar biasa
Ig nr.lynaaa20
wahhhhh seruuuuu
Maulana ya_Rohman
aku masih menunggu EXTRA PART nya thor.....
Yati Hayati
Alhamdulillah👍
Dek Raraaa
soo sweeetttssss .. ❤️
Maulana ya_Rohman
waduh.....😱..... keseret lagi nih😱😱😱
Holipah
nnti hafiz iba lgi lihat patimah
Alma
apakah hafiz bakal ikut bertanggung jawab
Iis Dawina
kecelakaan nnti ujung" nya lupa ingatan minta dinikahin
Alma: mampus aja sekalian biar gak menyusahkan
total 1 replies
Iges Satria
ke elakaan deh, masih saja egois
Maulana ya_Rohman
knp minta tlong kpd Hafiz🤔🤔🤔..... knp gak orang lain aja😣
Alma
klo hafiz mau nyari ajak Alina,jangan sendirian
Galuh Setya
lah mama nya fatima becanda, dia yg ngusir anaknya tp dia gak tau malu banget nyuruh hafiz ngerayu fatima buat pulang. sama aja boong n fatima gak belajar jadi genah
Holipah
hafiz nyuruh orang lain aja bisa besar kepala si Fatimah klw kamu yang nyari
Iges Satria
mudahan Hafizh menyuruh org lain yg mencari, kalau Hafizh gi ntar Fatimah beranggapan Hafiz masih cinta dia. tolak saja Hafizh ingat istrimu
mama Al
ibu aja yang cari
kan anak ibu
kalau hafiz yang cari sama aja numbalin rumah tangga mereka.
Maulana ya_Rohman
selamat..... selamat..... selamat...... selamat...... selamat....🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝
Alma
semat ya alin hfiz kalian akan menjadi orang tua,apa kabar dengan fatimeh
Maulana ya_Rohman
semoga kedepannya gak ada ulat bulu yang terobsesi lagi🤲🤲🤲🤲🤲🤲
Arya Pradana: betul
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!