NovelToon NovelToon
Kembalinya Ayah Anakku

Kembalinya Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:13.3k
Nilai: 5
Nama Author: DENAMZKIN

Celia adalah seorang ibu tunggal yang menjalani kehidupan sederhana di kota Bandung. Setiap hari, dia bekerja keras di toko perkakas milik ayahnya dan bekerja di bengkel milik seorang kenalan. Celia dikenal sebagai wanita tangguh, tapi ada sisi dirinya yang jarang diketahui orang, sebuah rahasia yang telah dia sembunyikan selama bertahun-tahun.

Suatu hari, teman dekatnya membawa kabar menarik bahwa seorang bintang basket terkenal akan datang ke kota mereka untuk diberi kehormatan oleh walikota dan menjalani terapi pemulihan setelah mengalami cedera kaki. Kehebohan mulai menyelimuti, tapi bagi Celia, kabar itu adalah awal dari kekhawatirannya. Sosok bintang basket tersebut, Ethan Aditya Pratama, bukan hanya seorang selebriti bagi Celia—dia adalah bagian dari masa lalu yang telah berusaha dia hindari.

Kedatangan Ethan mengancam untuk membuka rahasia yang selama ini Celia sembunyikan, rahasia yang dapat mengubah hidupnya dan hidup putra kecilnya yang telah dia besarkan seorang diri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENAMZKIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OH... CELIA

Celia berdiri di sana dengan kaus besar dan celana piyama, rambutnya masih sedikit basah setelah mandi. Dia bersandar di dinding dapur, sementara Ethan duduk di meja, matanya tidak lepas dari dirinya.

“Kamu terlihat luar biasa,” kata Ethan, memperhatikannya dari ujung rambut yang basah hingga lekuk tubuhnya yang lembut, hingga ke kaki telanjangnya. Dia adalah pemandangan yang sulit dipercaya. Ethan berdiri dari meja, pergelangan kakinya sedikit terasa nyeri, tapi dia tetap melangkah terpincang-pincang menuju kulkas.

“Kamu mau minum sesuatu?”

Celia menggelengkan kepala dan berjalan ke arah meja dapur.

“Kita harus bicara tentang Rion,” katanya sambil tersenyum kecil. “Nama tengahnya adalah Aditya, kamu tahu?”

Ethan tersenyum, hatinya terasa hangat. “Kamu memberinya nama tengahku?”

“Arion Aditya Wiguna,” jawab Celia sambil bersandar di meja dapur. “Kupikir dia harus punya satu hal dari ayahnya.”

“Kamu luar biasa,” kata Ethan dengan senyum kecil.

“Aku berharap aku tetap tinggal saat itu.”

Mendengar itu, Celia berdiri tegak dan mengangkat bahunya.

“Ethan, memiliki anak itu perlu banyak tanggung jawab.”

“Aku ingin bertanggung jawab. Aku ingin melakukannya,” jawab Ethan dengan tegas.

“Dia akan punya banyak pertanyaan,” ucap Celia pelan, matanya menatap Ethan penuh pertimbangan.

"Aku akan menjawab semua pertanyaannya," kata Ethan mantap.

Celia menatapnya dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Apa yang akan terjadi saat kamu kembali ke Jakarta?"

"Kita bisa mencari cara," jawab Ethan sambil mengangkat bahu, meskipun dalam hatinya dia tahu, jika Celia ingin dia tinggal, dia tidak akan pergi ke mana-mana.

"Aku tidak mengharapkan tunjangan anak," ujar Celia, wajahnya serius saat menatapnya.

"Kamu tetap akan mendapatkannya," jawab Ethan tegas. Dia bersedia membayar apa pun yang diperlukan sampai Celia benar-benar stabil. Bahkan setelah itu, dia ingin memastikan Celia tidak perlu bekerja lagi seumur hidupnya jika dia tidak mau.

"Aku tidak menerima penolakan."

Celia mendorong dirinya menjauh dari meja dapur dan berbalik, memunggungi Ethan.

"Kamu yakin ingin melakukan ini? Sepertinya ini hanya akan membuatmu rugi."

Ethan melangkah mendekatinya, pincangnya nyaris tidak terlihat, meski rasa nyeri masih menghantui setiap langkahnya. Saat sudah berhadapan dengannya, Ethan menempatkan kedua tangannya di sisi tubuh Celia, memerangkapnya di antara meja dapur dan dirinya.

"Jika kamu punya sesuatu yang ingin dikatakan, katakan saja."

Celia menggigit bibirnya, merasa tubuhnya memanas hanya karena jarak yang begitu dekat di antara mereka.

"Aku tidak ingin kamu menyakiti anakku, seperti kamu menyakitiku. Dia baru sembilan tahun."

"Hatimu terkunci dengan rapat, dan aku tahu alasannya," kata Ethan dengan suara rendah, nyaris berbisik.

"Tapi pada titik tertentu, kamu harus membiarkanku masuk." Dia memperhatikan bagaimana bibir Celia terbuka sedikit, bagaimana matanya membesar seolah-olah kenangan tentang ciuman mereka di masa lalu kembali menghantui. Apakah dia akan bersandar ke arahnya? Apakah dia akan mengeluarkan desahan? Apakah dia akan membalas ciumannya?

"Aku ingin menciummu," katanya perlahan, suaranya penuh keinginan.

"Lalu kenapa tidak kamu lakukan?" kata Celia, tanpa sadar kalau dirinya sendiri begitu menginginkannya.

Saat itu, setiap inci tubuhnya mendambakan bibir Ethan menyentuh bibirnya, membawanya kembali ke masa ketika dia benar-benar jatuh cinta, ketika dia hilang dalam pesona Ethan Pratama, dan Ethan pun tenggelam dalam dirinya. Kembali ke malam itu di bawah alunan lagu Kemesraan, saat dia berbisik, Aku mencintaimu.

Ethan memiringkan kepalanya ke kanan, pikirannya ditarik ke berbagai arah. Jika dia menciumnya, dia hanya akan menginginkannya lebih lagi. Jika Celia membalas ciumannya, dia tak akan pernah bisa meninggalkan kota ini. Jika Celia tidak membalas, hatinya tidak akan pernah sembuh.

"Kamu jelas menunjukkan kalau kamu tidak ingin disentuh olehku," katanya sambil memperhatikan matanya perlahan tertutup. Celia ada di sana, menunggu, siap, tapi kebisingan di dalam kepalanya masih mengganggu.

Celia merasakan Ethan semakin dekat, dadanya nyaris menyentuh miliknya. Dia terjebak dalam kenangan, dipenuhi hasrat, diwarnai oleh cahaya senja yang berkilauan.

"Ethan?"

"Apa?"

"Aku ingin kamu menciumku."

Saat itu juga, suara-suara di kepala Ethan berhenti. Tarikan dan keraguan menghilang. Dia mendekat, merasakan napas Celia di bibirnya. Dia hangat, lembut, matanya tertutup rapat saat dia juga condong ke arah Ethan. Bibir Ethan menyentuh bibirnya dengan lembut, dan ada aliran darah yang deras, seolah-olah ada magnet di dalam diri mereka yang menarik satu sama lain. Tubuh mereka bertemu, terhimpit di meja dapur, sementara bibir Ethan menjelajahi miliknya untuk pertama kalinya setelah sekian tahun.

Celia mendengar desahan lembut, tapi dia tidak bisa memastikan siapa yang mengeluarkannya. Bibirnya terbuka, memberi Ethan akses, menggantikan kenangan lama dengan yang baru. Ciuman ini bukan hanya tentang hasrat, bukan sekadar keinginan, bukan hanya rasa penasaran, di antara mereka ada sesuatu yang lebih dalam. Tangan Celua memegang lehernya, jari-jarinya melingkar di rambutnya. Percikan itu, percikan milik mereka berdua. Itu adalah cinta.

Celia menjauh dari ciuman itu, tubuhnya menjerit untuk kembali ke Ethan, tapi dia menahan diri. Ethan menatapnya dengan mata setengah terpejam, keduanya saling menatap dalam keheningan, tak satu pun tahu harus berkata apa.

"Celia, aku—"

"Ethan," potong Celia sambil meletakkan jari-jarinya di bibirnya, menghentikan kata-katanya. "Ini tidak berarti apa-apa."

"Celia," desah Ethan.

"Aku serius, Ethan. Aku punya banyak hal yang dipertaruhkan," katanya dengan nada tegas, meskipun suaranya mengandung kepedihan.

"Anakku akan diseret ke sorotan publik dan dipertontonkan untuk semua orang, seperti beruang di sirkus." Dia mengerutkan alis, menunjukkan betapa berat bebannya. "Aku tidak akan terjebak dalam semua ini lagi."

Celia beranjak dari tempatnya di antara Ethan dan meja dapur, tapi Ethan meraih lengannya, menghentikannya.

"Aku akan melakukan segalanya untuk membantu kalian melewati semua ini dengan sedikit rasa sakit dan sedikit penderitaan. Aku pernah mengecewakan kalian, dan aku tidak akan melakukannya lagi."

Tangan bebas Ethan naik ke wajahnya, menyentuh pipinya dengan lembut. Sentuhan itu penuh kasih, membuat Celia secara refleks menutup matanya dan bersandar pada tangannya.

"Aku akan ada di hatimu, apa pun yang terjadi—entah kamu mengizinkan aku masuk atau aku akan menemukan jalanku sendiri."

Celia membuka matanya dan menarik diri dari sentuhannya. Dia berjalan keluar dari dapur, menaiki tangga menuju kamar tidur, meninggalkan Ethan sendirian dengan pikirannya, beban yang tak terucap tergantung di udara di antara mereka.

1
ashieeechan
hai ka mampir yuk ke karya aku/Drool//Pray/
Harrypotterlovers
Perasaan Celia bener-bener kerasa, Transisi antara masa lalu sama masa sekarang udah oke, Bagian perjuangan Celia sebagai ibu tunggal juga ngena banget, terutama hubungannya sama Rion yang manis banget. Semangat terus nulisnya!!!😍
semakin penasaran /Determined/
Oyen manis
duh penasaran reaksi celia dan ethan
Oyen manis
keren sih, biasanya bakal di aborsi kalau udah kaya gitu.Tapi yang ini di rawat sampai gede
Oyen manis
nyesek si jadi celia tapi lebih nyesek jadi dina ;)
Grindelwald1
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Dálvaca
Jangan lupa terus update ya, author!
DENAMZKIN: siap. terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!