Jasmine yang di jual oleh Ibu Tiri nya kepada Madam Grace sang Mucikari, berusaha melarikan diri, dia tidak menyangka hidupnya menjadi luar biasa saat dia berhasil pergi dan menjadi pengemis di jalanan.
Namun, satu bulan berlalu Jasmine sudah tidak tahan lagi hidup dalam pelariannya, di kejar-kejar dan di buru, ia selalu di rundung ketakutan akan tertangkap oleh Madam Grace dan Van Elrond, saat berada di hutan Jasmine menemukan jalan rahasia yang menuju suatu tempat dan ternyata jalan itu membawanya ke sebuah mansion mewah bak kastil besar seperti Istana.
Jasmine menyelinap masuk ke dalam kamar lalu ia mandi dengan di penuhi busa yang sangat banyak, melihat pakaian indah dan mewah Jasmine pun memakai nya dan pada saat yang bersamaan kepala pelayan masuk.
Jasmine terkejut, ia takut dirinya akan di penjara karena menyusup masuk ke dalam mansion.
Namun, kepala pelayan itu justru memanggilnya "Nyonya" dan menundukkan kepala.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mansion itu? Kenapa Jasmine mendadak menjadi Nyonya di mansion mewah yang sangat besar tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 17
Jasmine masih pingsan dan di baringkan di kamar utama, saat itu Aland duduk di kursi dengan menyedekapkan tangannya, matanya terus melekat memandangi Jasmine yang tak kunjung bangun.
“Tuan Aland… Saya sudah siapkan dokumennya.” Harvest menaruh beberapa lembar dokumen di atas meja.
“Mm..” Jawab Aland singkat.
“Saya rasa ini bukan ide yang bagus tuan.”
“Dia bersikeras mengaku sebagai istriku, maka akan ku kabulkan harapannya. Dia tidak akan lolos begitu saja dariku. Dia sendiri yang menyerahkan diri, dan masuk ke dalam sarangku. Semua keluarga Kaylee harus membayar nya sampai anak cucu nya.” Kata Aland.
“Tapi kenapa anda justru benar-benar menjadikannya istri anda Tuan?”
“Seorang musuh harus kita buat sedekat mungkin, agar kita bisa mengawasinya. Meskipun keluarga Kaylee sudah bangkrut, dan nama Marga Kaylee pun seolah sudah terkubur, tapi tidak denganku, keluarga Kaylee masih sangat mengakar di ingatanku, dendamku tidak akan pernah padam sebelum aku membalas mereka, karena perbuatan Gaston, ibuku menjadi meninggal dunia, maka sekarang anaknya harus membayarnya.”
“Tuan…”
“Sstt…” Aland mengangkat satu jarinya ke depan mulutnya karena melihat Jasmine menunjukkan tanda-tanda akan sadar dari pingsannya.
Aland pun memberikan kode dengan tangannya dan menyuruh Harvest keluar dari kamar.
Harvest dengan berat meninggalkan tuannya.
“Ugh… “ Jasmine memegang kepalanya dan perlahan membuka kedua matanya yang berat.
Melihat Aland sudah duduk di samping ranjang dengan tatapan dingin dan menyedekapkan tangan, Jasmine sontak langsung duduk dan menarik selimut menutupi dirinya.
“Reaksimu seolah sedang melihat monster dan bukannya suamimu.” Kata Aland dingin.
“Maa.. Maafkan saya…” Kata Jasmine gugup.
Aland kemudian meraih beberapa dokumen di atas meja dan kemudian di taruh di atas ranjang dengan sedikit melemparnya.
“Tanda tangani itu…” Perintah Aland dingin.
“Aaa… Apa ini?” Jasmine meraih dokumen tersebut dan membacanya.
Saat Jasmine membaca bait pertama ia langsung membulatkan matanya dan terkejut, sontak saja Jasmine langsung melihat ke arah Aland.
“A… A… Anda… Su… Sudah tahu? Bahwa saja berbohong?” Kata Jasmine semakin ketakutan.
“Ya…. Dan berkas itu menyatakan bahwa kau harus setuju menjadi istriku, jika kau menolak, maka kau tidak akan pernah bisa membayangkan hukuman apa yang harus kau terima.”
Jasmine pun membaca kembali berkas tersebut, melanjutkannya ke bait ke dua dan seterusnya. Di sana dinyatakan bahwa Jasmine akan menjadi istri sah Aland secara negara, namun tanpa ada pesta pernikahan, dan surat-surat pernikahan mereka akan segera di sah kan.
Setelah menjadi istri Aland, Jasmine tidak ber hak menuntut apapun, entah itu harta, kedudukan, bahkan cinta.
Jasmine terdiam.
Aland pun memberikan pena di atas berkas itu dan Jasmine perlahan mengambilnya.
“Waktu mu 5 menit untuk berpikir, setelah menjadi istriku, kau tidak memiliki hak apapun atas dirimu, dan semua yang menyangkut dirimu harus melalui persetujuanku, kau juga tidak memiliki hak apapun atas diriku, kau tidak bisa menuntut uang, kekuasaan, kedudukan, bahkan cinta dari ku. Status mu adalah istri yang menurut di sampingku, menemaniku di acara-acara penting. Jika kau menolak nya, hukuman mu adalah penjara seumur hidup dengan siksaan cambukan yang tidak akan pernah bisa kau bayangkan, dan aku tidak akan mengijinkamu mati begitu saja.”
Tangan Jasmine gemetar, saat memegang pena.
“Jika saya menandatangani ini, anda tidak akan mengusir saya?”
“Kau bisa menikmati semua fasilitas di sini.”
“Baiklah. Setidaknya aku hanya akan menjadi istri patungnya yang berdiri di sampingnya dan terbebas dari pengejaran Elrond serta Madam Grace. Setidaknya di sini aman dan tidak ada mereka.”
Jasmine pun kemudian menandatangninya dengan gemetar.
Setelah Jasmine menandatangani semua berkas, Aland mengambil berkas tersebut dan memeriksanya.
“Tapi Tuan, meski begitu kita akan tidur terpisah bukan?” Tanya Jasmine.
“Kita suami istri. Semua yang ada di mansion akan curiga jika kita tidur di kamar yang berbeda.”
“Tapi…”
“Kau tidak di tempat dan di posisi untuk bisa memilih apa yang kau suka atau tidak, posisi mu tidak di tempat bernegosiasi dalam hal apapun denganku. Anggap saja sekarang kau sudah menjual dirimu sendiri padaku, dan aku pemilik dirimu.”
“Ta… Tapi tuan… Kita tak akan seranjang kan? Bukankah saya hanya istri pajangan saja…”
Aland tidak memperdulikan Jasmine yang masih bersikeras untuk mencoba bernego, pria itu melangkah kan kakinya hendak pergi.
Namun, buru-buru Jasmine turun dari ranjang dan mengejar Aland.
Tanpa di sadari Jasmine, Aland tiba-tiba berhenti dengan mendadak di depan pintu kamar.
DUG!
“Aduuh…!!!” Jasmine pun menubruk punggung besar nan kuat milik Aland, punggung Alamd seolah mirip dengan kayu atau besi hingga membuat Jasmine terjatuh di atas lantai.
“Aku lupa memberitahumu… “ Kata Aland berbalik dan melihat Jasmine yang terduduk di lantai.
“Setiap kau melanggar perintah ku, atau kau melakukan kesalahan, aku ber hak menghukum mu, hukuman ku ber variasi. Sesuai dengan kesalahanmu, dan suasana hatiku.” Kata Aland.
“Ap… Apa… Apa maksud anda Tuan… Apakah anda akan memukul saya?”
Aland kemudian berjongkok dan meraih dagu Jasmine, mencengkramnya dengan sedikit tekanan.
“Tergantung… Kita lihat nanti. Jadi, akan jauh lebih baik jika kau menurut dan menjadi anak baik.”
Jasmine terdiam dan Aland pun berdiri membuka pintu lalu pergi meninggalkan Jasmine yang masih terduduk di lantai dengan tatapan kosong sekosong harapan hidupnya.
Aland berjalan dengan langkah lebar menuju ruangan kerjanya, saat ia masuk ternyata Harvest sudah ada di sana, Aland pun meletakkan berkas yang ia bawa di atas meja tepat di hadapan Harvest yang berdiri di sana.
“Urus dengan cepat.” Perintah Aland.
“Baik Tuan.” Kata Harvest dan mengambil berkas itu.
“Sepertinya hidupku yang sepi akan berubah menjadi menyenangkan, aku tidak sabar ingin mempermainkan gadis itu…” Seringai Aland membuat dirinya terlihat seperti iblis.
Harvest melihat itu merasa seakan Tuannya seperti anak kecil yang sedang memiliki mainan baru dan tidak sabar ingin segera memainkannya.
“Tuan… Besok malam adalah acara pesta untuk perkumpulan para mafia. Apakah anda akan turut hadir?”
“Waktu yang pas untuk menguji istri baruku… Aku akan hadir bersama gadis itu.” Kata Aland, kedua matanya berbinar. Seolah dia benar-benar menantikannya.
Harvest pun mengangguk.
“Ada kabar dari Sander?”
“Belum tuan, tapi saya mendapatkan kabar baru bahwa Nona Moey akan menikah dengan kekasihnya.” Kata Harvest.
“Baguslah.” Kata Aland sembari melihat komputer berlayar lebar di hadapannya dimana layar itu menunjukkan angka-angka nominal uang dan rinciannya yang rumit dengan total yang fantastis.
Namun, meski Aland mengatakan seolah tak terpengaruh dengan berita itu, nyatanya Harvest melihat tangan kekar Aland yang berotot meremas mouse komputer dengan erat. Seolah sedang menahan amarahnya.
“Kau bisa keluar dan mengurus Sander. Pastikan barang kita sudah ada. Jika dia ingkar lagi, kau tahu apa yang harus kau lakukan.”
“Baik tuan… Saya permisi.”
“Hm.”
Aland menjawab dengan masih menatap layar komputer di hadapannya seolah dirinya sedang sibuk memeriksa dokumen.
Namun sepeninggalan Harvest. Tiba-tiba Aland membuang napasnya yang seolah berat.
“BRAKKK!!!”
Aland membanting komputer mewah miliknya hingga semua berserakan di lantai. Kedua tangan kekar Aland menyangga tubuhnya di meja.
Harvest yang masih di depan pintu ruangan, mendengar itu, dan ia paham pasti tuannya begitu marah dan patah.
Bersambung\~
untuk moey,,, sumpah lu g tahu malu bangett sumpah gedek bangey sama lu ,,, g ada harga dirinya sama sekaliii