Kamila penyuka ketenangan, sedangkan Arkan penyuka kebebasan
keduanya memang memiliki kesamaan tapi tidak dengan perasaan.
Tapi percaya pada takdir itu penting bukan? Kira-kira seperti apa
rencana semesta untuk keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Perhatian Kecil
Arkan membawa Kamila ke basecamp, ia berniat akan mengobati luka Kamila dulu di sana. Begitu turun dari motor Kamila
sangat terkejut karena di basecamp banyak gadis-gadis seksi dan juga hampir semua anak-anak sedang asik minum dan bersenda gurau.
Kamila mengenali anak-anak itu karena sebagian besar adalah teman sekolahnya.
"Muka lo biasa aja gak usah begitu, udah biasa yang begini kalo di sini," kata Arkan.
Kamila menatap Arkan sini.
"Dasar brandalan, kerjaan lo emang gak guna benget sih," jawab Kamila sinis.
"Kalem Mil.. Kalem. di sini emang begitu tapi kalo di luar kita gak akan begini, ? walaupun hobi minum sama kebut-kebutan tapi mereka solid Mil, lo aja belum kenal mereka. Mereka baik-baik, lo belum terbiasa," terang Arkan kepada Kamila.
Kamila memutar bola matanya malas.
"Siapa juga yang mau membiasakan diri sama hal begini," kata Kamila sambil mencebikkan bibirnya.
Arkan hanya tertawa.
"Ayo masuk," katanya.
Tetapi, Kamila tampak ragu, ia menatap takut ke arah dalam.
"Ya ampun, segitu takutnya sih lo? Nggak akan gue perawanin kok, Su-"
BUKH..
Kamila memukul perut Arkan dengan kesal.
"Aduh! Sakit, Mil!" seru Arkan.
"Sialan, siapa juga yang mau lo perawanin," maki Kamila.
"Ya lo lah siapa lagi, lo pasti gue perawanin kalo kita udah nikah. Ya kali gue anggurin istri secakep lo pas malam pertama?Langsung gas lah," kata Arkan.
Plak...
Kamila kembali memukul Arkan.
"Mulut lo ya, ga jauh dari hal begituan. Heran gue dulu Bunda lo ngidam apaan sih sampe anaknya begini," sungut kata Kamila.
Arkan tertawa terbahak-bahak.
" Yang jelas sih pasti ngidam orang ganteng, soalnya yang lahir ganteng begini, kan? Lo nggak liat muka gue udah mirip-mirip Lee Min Ho? Gue kan Lee Min Ho versi Indonesia," kata Arkan.
Kamila memicingkan matanya kemudian mendecih.
"Ck, Lee Min Ho dari kelapa gading," Kamila berdecak sebal.
"Sirik bae lo! Yaudah kalo gak mau ke dalem yu ikut gue!" Arkan pun membawa Kamila ke samping basecamp karena Kamila tidak mau masuk.
Tetapi, di halaman samping ada kursi. Pada saat Arkan dan Kamila baru saja duduk Sean datang membawa kotak obat.
"Nih Bang, obatin luka lo tuh baru juga bener tuh muka udah bonyok lagi," ujar Sean sambil meletakan kotak obatnya di meja.
"Biarin keliatan lakinya," jawab Arkan.
"Cailah sa ae lo!"
"Udah sana lo ke dalem ganggu aja," usir Arkan kepada Sean.
"Mil," panggil Sean, membuat gadis itu melihat kepadanya.
"Kenapa?"
"Hati-hati Arkan suka nerkam orang nanti lo di terkam," kata Sean menakut-nakuti Kamila.
"Mulut lo, pergi gak! Gue lempar pake sepatu mampus lo?!"
Sean tertawa terbahak-bahak
"Mil awas hati-hati! Rawwrr..."
"Sialan! Sana bocah jangan ganggu orang gede," kata Arkan kesal kepada Sean.
Sean hanya tertawa terbahak-bahak sambil meninggalkan Kamila berdua saja dengan Arkan.
"Hati-hati Mil," teriak Sean dari dalam.
"Gak usah di dengerin, sini gue liat luka lo," kata Arkan.
Kamila menunjukan luka itu Arkan pun mengobati memar di tangan Kamila. Saat itu juga Arkan melihat ada luka yang tampaknya sudah lama tetapi bekasnya masih ada.
'Ini memar apalagi batin Arkan bertanya-tanya. Dia melihat Kamila, Kamila
menaikan sebelah alisnya bingung, Arkan menggelengkan kepalanya.
"Lo tuh kalo udah malem jangan keluyuran gitu loh Kamila, diem aja di rumah. Jangan keluar malem. Anak perawan kok suka banget cari masalah, gue bukan dewa yang
mendadak bisa nongol gitu aja pas lo
butuh bantuan," kata Arkan sambil
mengobati tangan Kamila.
"Gue gak minta tolong sama lo," jawab Kamila ketus.
"Kalo di kasih tau ngeyel lo, kalo keluar bisa naik taksi atau ojek kan Mil, malem-malem di tempat sepi itu bahaya," kata Arkan dengan serius.
"Lagian lo ngapain lewat situ, kok kayaknya gue selalu ketemu lo terus!" kata Kamila lagi.
"Susah sih yah Mil takdir, jodoh lo tuh gue, jadinya tiap lo ada masalah gue selalu jadi penyelamat lo. Makanya jangan judes-judes sama gue kualat kan lo sama calon suami!" kata Arkan sambil mengedipkan sebelah matanya.
Kamila hanya mencebikan bibirnya karena Arkan terus menggodanya.
"Udah selesai, jangan di apa-apain dulu biarin kering," ujar Arkan sambil meniup-niup luka Kamila.
Kamila memandang Arkan yang masih meniup-niup lukanya, Arkan sebenarnya tampan hanya saja tertutup dengan kelakuan tengilnya.
Setelah selesai diobati, Kamila melihat luka di sudut bibir Arkan.
"Kenapa Mil? Gue ganteng yah?" tanya Arkan sambil menyurai rambutnya.
"Cih... Itu bibir lo darahan!" kata Kamila.
Dia pun gantian mengambil kapas dan betadine untuk mengobati luka Arkan.
"Sini," pinta Kamila menyuruh Arkan mendekatkan wajahnya.
Kamila menempelkan kapas yang sudah diberi betadine di sudut bibir Arkan.
"Bunda lo pasti marah karena lo udah bonyok gini nolong gue," kata Kamila sambil terus memberikan betadine di kapas lalu kembali menempelkannya di luka itu.
"Gak papa, Bunda pasti ngerti kok, soalnya gue kan nolongin calon mantu," kata Arkan sambil terkekeh.
"Ck, nggak usah mulai deh," kata Kamila kesal.
Arkan memperhatikan Kamila yang fokus dengan wajahnya, bulu mata lentiknya itu sangat menggemaskan menurut Arkan.
Kamila yang merasa di perhatikan lantas ikut menatap mata Arkan, tatapan keduanya terkunci bahkan deru nafas Arkan terasa di wajah Kamila karena wajah mereka berdekatan sebab Kamila sedang
mengobati luka di wajah Arkan.
"Auw salkit Mil!" Arkan mengaduh kesakitan saat Kamila menekan lukanya.
"Lagian lo ngapain sih liatin gue begitu! Mesum lo?!" ujar Kamila kesal.
"Dih siapa yang mes---"
"Woy ngapain lo di situ?"
Arkan dan Kamila terkejut saat ada yang berteriak dia melihat Bastian dan yang lainnya.
"Si anjir kayak orang bego liat deh, jongkok sambil nyenter pohon mangga hahaha.."
Semuanya tertawa mendengar celetukan Kean.
"Woy Rafa! Lo ngapain nyenterin pohon, nyari syaiton lo?!" teriak Daren masih sambil tertawa.
"Gue lagi nyari jodoh!" jawab orang yang sedang berjongkok itu.
"Gila lo?! Masuk-masuk! Malu-maluin aja! Ngenes lo!" Kean dan Bastian menarik Rafa masuk ke dalam.
"Payah lo baru segitu udah tepar," saut Arkan dari samping.
"Iyah anjir malu-maluin aja masih sore juga?!" kata Kean.
Semuanya tertawa melihat kelakuan
temannya itu. Arkan juga tertawa saja sedangkan Kamila merasa bingung
melihat itu semua.
"Kenapa sih itu?" tanyanya.
"Biasa mabok, baru juga jam segini udah tepar!" kata Arkan masih sambil tertawa.
"Lo mau minum?" tanya Kamila kepada Arkan.
"Iyah lah, kalo gak minum seret Mil, kan gue juga manusia," jawab Arkan.
"Bukan itu, tap---"
"Kadang, kalo gue lagi stres!" potong Arkan, dia sebenarnya bukan tidak paham dengan perkataan Kamila.
yu gabung di GC BCM
di sini kita akan belajar bersama dan juga akan mengadakan event seperti lomba puisi/pantun dll
Di sini kita akan di bimbing secara langsung ya oleh kak Lily blasom salah satu author senior. Jadi yu segera bergabung dengan cara follow akun saya. Maka saya akan undang kalian semua. Terima kasih.