NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 28.

Pukul 4 sore, Arhan tiba di kediamannya. Saat turun dari mobil, dia tersenyum mendapati Aina dan Aksa yang tengah duduk di taman.

Setelah menutup pintu mobil, Arhan melangkah menghampiri keduanya. Arhan tersenyum, kemudian mengangkat tangannya. Dia mengambil Aksa dari gendongan Aina.

"Jagoannya Papa kenapa di luar sayang, nungguin Papa ya?"

Arhan mengayun tubuh Aksa pelan, lalu menciumnya dengan sayang. Dia tak henti-hentinya menebar senyum, bahagia melihat putranya tumbuh dengan sehat.

"Ayo, masuk! Udara di luar tidak baik untuk Aksa."

Setelah mengajak Aina masuk, Arhan melangkah lebih dulu. Dia sengaja bersikap dingin terhadap Aina, dengan begitu dia bisa membatasi perasaannya.

Sesampainya di kamar, Arhan menaruh Aksa di atas kasur. Dia membuka jas, dasi dan kemejanya, kemudian melemparnya ke dalam keranjang kain kotor.

Arhan berbaring di sebelah Aksa, ayah dan anak itu tampak seperti pinang dibelah dua.

Arhan tak berhenti merayu putranya, senyuman Aksa membuat lelahnya hilang begitu saja. Arhan tak berhenti menciuminya, tangan mungil itu bergerak di wajahnya.

Aina tersenyum melihat kedekatan ayah dan anak itu. Dia benar-benar bahagia sebab Aksa mendapatkan kasih sayang yang berlimpah, berbeda dengan dirinya.

Aina duduk di sisi ranjang, dia tak berhenti menatap keduanya.

Lelah bermain dengan ayahnya, Aksa akhirnya tertidur di dalam dekapan Arhan. Arhan mencium pipi Aksa, lalu menyelimutinya.

Kini Arhan bangkit dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian, Arhan memilih duduk di balkon kamar.

Aina berjalan menghampiri Arhan, lalu duduk tepat di sebelahnya. Keduanya terdiam untuk sesaat, baik Arhan maupun Aina tak ada yang bersuara sepatah katapun.

Setelah cukup lama saling berdiam diri, Arhan akhirnya menoleh ke arah Aina dan mulai bersuara.

"Masuklah ke dalam, cuaca mulai dingin!" ucap Arhan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Aina menatap Arhan dengan intim, dinginnya Arhan membuatnya merasa tidak enak hati.

"Kenapa Abang jadi berubah seperti ini?" tanya Aina.

"Tidak ada yang berubah, beginilah Abang sebenarnya."

Arhan menghela nafas panjang lalu membuangnya kasar.

"Abang masuk dulu, sepertinya mau turun hujan."

Arhan bangkit dari duduknya. Saat hendak melangkahkan kakinya, Aina bergegas meraih tangannya.

"Maafkan aku Bang, aku tau Abang marah." Mata Aina berkaca-kaca.

Arhan mengacak rambut Aina, dia tersenyum meskipun tampak sedikit dipaksakan.

"Abang tidak marah, mungkin perasaan kamu saja seperti itu."

Arhan menarik tangannya, lalu melanjutkan langkahnya memasuki kamar. Sesampainya di dalam, dia memilih tidur di samping Aksa.

Aina menghela nafas berat, lalu membuangnya kasar. Dia merasa bersalah melihat perubahan pada diri Arhan.

………………

Sepuluh hari sudah berlalu, sejak malam itu Arhan tidak pernah lagi tidur di ranjang yang sama dengan Aina. Dia memilih tidur di sofa, dia berusaha sekuat hati menjaga jarak dengan Aina.

Meskipun sebenarnya hal itu terasa berat baginya, tapi dia harus melakukannya. Dia tak ingin terjerumus dengan cintanya yang hanya bertepuk sebelah tangan.

Lima hari menjelang pernikahan, Leona membawa Aina ke salon melakukan perawatan. Dia ingin Aina tampil secantik mungkin di hari pernikahannya nanti.

Sore harinya keduanya melakukan prewedding di kediaman tersebut. Aina tampak begitu cantik, hati Arhan bergetar melihatnya. Namun dia berusaha keras menyembunyikan kekagumannya.

Usai melakukan sesi pemotretan, Arhan bergegas meninggalkan kamar. Dia tak bisa menahan hatinya dan berpura-pura bahagia di depan semua orang.

Arhan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia mencopot dasinya dan membuangnya ke bangku kosong yang ada di sebelahnya, lalu membuka tiga baris kancing kemejanya kasar.

Arhan memutar stir mobilnya ke gerbang sebuah klub malam. Dalam keputusasaan nya, dia masuk dan duduk di hadapan seorang bartender dan memintanya menyajikan minuman.

Di kediaman Airlangga, Aina sibuk mencari keberadaan Arhan yang tak tau entah dimana. Leona dan Airlangga juga kebingungan sebab tak tau keberadaan putranya.

Setelah mengganti pakaiannya, Aina berbaring di atas tempat tidur. Hatinya mulai gelisah memikirkan calon suaminya.

"Abang, kamu dimana? Kenapa meninggalkan aku begitu saja?"

Aina mulai khawatir memikirkan nasibnya yang tak jelas ujung pangkalnya. Belum menikah saja, Arhan sudah meninggalkannya begitu saja. Bagaimana jika mereka berdua sudah menikah, apa yang akan terjadi nantinya?

Aina larut dalam pemikirannya sendiri, dia bahkan tak bisa tidur memikirkan Arhan yang tak jelas keberadaannya.

Tepat pukul 12 malam, Aina terkejut saat Arhan membuka pintu kamar dengan kasar. Pria itu berjalan sempoyongan, Aina melotot kan matanya dan bergegas menahan tubuh Arhan yang hampir terjatuh di lantai.

"Lepaskan aku!" bentak Arhan meninggikan suaranya, lalu menepis tangan Aina dengan kasar.

Aina terlonjak kaget, dia tak menyangka Arhan begitu tega membentaknya dan mengasari nya seperti ini.

"Apa yang terjadi dengan Abang?" tanya Aina dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan sok peduli padaku! Bukannya kamu senang melihatku seperti ini?" gumam Arhan, kemudian melanjutkan langkahnya menuju sofa.

Aina mengusap wajahnya kasar, lalu menyusul Arhan yang sudah terbaring di atas sofa.

Aina mencoba bersabar menghadapi sikap Arhan, kemudian membantu membuka sepatunya.

"Pergilah Aina, jangan sentuh aku!" bentak Arhan sembari bangkit dari tidurnya.

"Apa yang terjadi dengan Abang, kenapa Abang jadi kasar seperti ini?" tanya Aina bingung.

"Menjauh lah dariku! Apa peduli mu padaku hah?" bentak Arhan lagi.

"Tentu saja aku peduli padamu. Kamu calon suamiku, sebentar lagi kita akan menikah." ucap Aina yang mulai bergetar ketakutan.

"Calon suami? Hahaha," Arhan tertawa menyindir ucapan Aina.

"Sejak kapan kamu menganggap ku sebagai calon suamimu?" Tatapan Arhan tampak tajam.

"Pernikahan ini tidak berarti apa-apa buatmu kan? Apa yang kamu harapkan dari pernikahan ini?"

Arhan menitikkan air matanya, hatinya sakit, hancur, perih bak tersayat sembilu tajam.

"Hatiku sakit Aina, sakit sekali. Kenapa cinta ini tumbuh di dalam hatiku?" Arhan menunjuk dadanya dan memukulnya kuat.

"Sedikit saja Aina, beri aku cintamu sedikit saja. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai olehmu. Apa yang salah dengan itu?" Arhan tak kuasa lagi membendung air matanya. Untuk kedua kalinya, dia harus menelan pil pahit sebab cintanya yang tak berbalas.

Aina terdiam tanpa kata, dia sangat mengerti perasaan Arhan saat ini. Air matanya tumpah melihat keadaan Arhan yang sudah di luar kendali.

Arhan mengusap wajahnya kasar, dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju balkon.

"Bruuuk"

Arhan tersungkur di atas lantai sebab tak kuat lagi menjaga keseimbangan tubuhnya.

Aina yang menyadari itu, berlari menyusulnya. Dia berteriak saat mendapati Arhan yang sudah tak sadarkan diri.

"Bang, kenapa jadi seperti ini?"

Tangisan Aina pecah, dia mengangkat kepala Arhan dan meletakkannya di atas pahanya.

"Bangun Bang, aku mohon!" Aina menepuk pipi Arhan pelan, namun pria itu tak meresponnya sama sekali.

1
Nayan Tanjung
buat arahan menjauh SJ...trus dpt cewek lembut n baik hati
Nayan Tanjung
mals bacax klo Aina bgt trus...egois
Nora♡~
lanjut ke bab2 seterusnya...
Zurita Fanani
Luar biasa
Sastri Dalila
👍👍👍
Nova Angel
keren
Dwi Estuning
Thor...tikus kecil...sgt tdk mendidik...bisa diganti...yg lain
Taufik Hidayat
kok didramatisir kayak sinetron..pertama gak ketemu2 si arhan dg aina..kedua masak gak ada feeling dr arhan kl itu anaknya
Chen Aya
baru mampir udah bikin mewek thor
Katherina Ajawaila
norak aina, lagunya malah kaya yg di pela2
Katherina Ajawaila
Aina sok kepede an, coba kalau bener kejadian. nyam2 loh di tinggal gitu aja. 😖
puji puput
seru.....ditunggu kelanjutan kisahnya.../Smile/
Nova Angel
keras kepala sih
Nova Angel
org jgn ambil kesimpulan gitu dl itu kan cuma masa lalu laki lo
Ananda Muthaharoh
lbih baik yg jadi istri si arhan sinayla aja, sikapnya dewasa, walau dia juga anak yg tertindas sm keluarganya, tp sikap nayla mencerminkan kedewasaan, ga kaya si aina, egois bin nyebelin.
Ananda Muthaharoh
si aina ini mesti dikasih jaran goyang kali ya biar dia lulut sm si arhan, kasian babang arhan pnya istri egois.
Nova Angel
mampus lo🤣🤣
Nova Angel
gila yg nyiksa ny bunuh kesel bgt
Nova Angel
jgn sampe celaka thor
Puji Utami
lama2 ga suka tokoh Aina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!