NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:291.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Rencana Licik Novita

Waktu berlalu begitu cepatnya, tak terasa sudah setahun usia pernikahan Wildan dengan Novita. Di saat inilah, Wildan kembali menagih janji pada sang istri perihal keturunan.

"Novita," panggil Wildan setelah selesai makan malam.

"Ya, Mas," jawab Novita disertai seulas senyuman sebab belum tahu jika akan ada sayatan yang melukai hatinya.

"Bagaimana? Apa sudah ada tanda-tanda?"

"Tanda-tanda apa, Mas?" Novita balik bertanya karena masih belum mengerti arah pembicaraan sang suami.

"Tanda-tanda kalau kamu sudah hamil." Benar saja, Novita seketika mematung mendengarnya. Satu hal yang terlupakan olehnya, jika hari ini tepat satu tahun pernikahan mereka. Dan saat ini jugalah Wildan menagih semuanya.

"Kenapa diam saja? Apa memang kamu belum hamil juga sampai saat ini?" cecar Wildan.

"A-aku ... aku udah berusaha, Mas, tapi sepertinya Tuhan belum menghendaki aku untuk hamil."

"Maksud kamu apa?" sentak Wildan sambil menggebrak meja makan.

"A-aku b-belum hamil, Mas. Aku sudah konsultasi dengan dokter, kok, beri aku waktu sebentar lagi. Aku jamin pasti bisa secepatnya hamil, asalkan kita juga bisa kerjasama."

"Mau sampai kapan? Aku udah capek hidup begini terus."

"Dua bulan, ya, beri aku waktu dua bulan lagi. Jika dalam dua bulan aku tak kunjung hamil, dengan sangat terpaksa aku akan mengizinkan kamu kembali rujuk dengan Mbak Hanna kalau dia mau," pungkas Novita.

"Sudah pasti dia akan mau kembali rujuk denganku. Karena hanya akulah satu-satunya pria yang paling mengerti dia," ujar Wildan dengan percaya dirinya.

"Aku akan mengizinkan jika Mbak Hanna mau menerima kamu lagi, tapi jika sebaliknya maka sampai titik darah penghabisan pun aku nggak akan merelakan kamu memaksakan egomu itu."

"Kamu pikir, kamu itu siapa beraninya menentangku, hah?" Wildan mencekik leher Novita dengan sebelah tangan, matanya tampak memancarkan kilat amarah.

Novita berusaha melepaskan cekikan itu dengan memukul tangan sang suami, berharap suaminya tersadar dengan apa yang dilakukan.

"Dengar baik-baik! Dengan atau tanpa izin darimu, aku akan tetap kembali pada Hanna. Camkan itu!" ujar Wildan penuh penekanan lalu melepaskan cekikannya dan membuat Novita langsung terbatuk.

Wildan keluar dari rumah meninggalkan Novita dengan kebencian yang semakin membuncah di hatinya pada Hanna.

"Jangan harap kamu bisa kembali dengan Mbak Hanna, Mas. Karena sampai kapan pun nggak akan aku biarkan kamu kembali dengan dia. Apa pun akan aku lakukan, meski harus menggunakan cara kotor sekalipun," gumam Novita dengan senyum sinis.

"Lihat saja apa yang akan aku lakukan, Mas." Novita mengepalkan tangannya dengan tatapan penuh dendam.

**

Keesokan pagi, baik Wildan maupun Novita masih saling diam tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Keduanya masih larut dengan ego masing-masing dan tak ada yang mau mengalah.

Usai sarapan Wildan segera berangkat ke kantor, sedangkan Novita bersiap untuk berangkat ke restoran tempatnya bekerja selama ini. Dari hasil herih payahnya itu, dia bisa menyisihkan sedikit uang untuk mengobati kista di rahimnya hingga sekarang.

Tekadnya sangat kuat untuk segera hamil agar sang suami tak berpikir untuk rujuk pada Hanna. Jika dulu dia rela menjadi yang kedua, tetapi untuk saat ini dia tak rela diduakan. Sebab dia tahu bagaimana perasaan Hanna dulu ketika harus dimadu oleh suaminya.

Di kantor, Wildan tak pernah bertegur sapa dengan sang adik, yakni Adnan. Semua bermula ketika dia mengetahui bahwa sang adiklah yang menggantikan posisinya sebagai CEO perusahaan. Meski Adnan sudah menjelaskan jika itu bukanlah kehendaknya, tetapi bagi Wildan, dia adalah penghalang dalam kesuksesannya sebagai pemimpin perusahaan.

Siang nanti Wildan berencana akan menemui Hanna untuk membicarakan niatnya yang ingin kembali membina hubungan rumah tangga. Dia merasa sangat percaya diri bahwa mantan istrinya itu akan menerimanya lagi. Dia seolah lupa jika apa yang telah diperbuatnya dulu merupakan satu kesalahan terbesar yang takkan pernah dimaafkan oleh Hanna, yaitu pengkhianatan.

Pukul 12 siang, Wildan mendapat panggilan dari nomor milik sang istri. Dia yang hendak menemui Hanna, mengurungkan niatnya sejenak untuk menjawa  panggilan telepon itu.

"Halo, Nov. Ada apa? Aku lagi sibuk." Tanpa basa-basi Wildan langsung mencerca dengan pertanyaan.

"Maaf, apa benar ini dengan suami Bu Novita?"

"Iya, saya sendiri. Ini siapa, ya? Kenapa ponsel istri saya bisa dengan Anda?" tanya Wildan.

"Begini, Pak. Saya dokter dari Rumah Sakit Y ingin memberitahukan jika istri Anda sedang dirawat karena tadi ada yang mengantar ke sini dan istri Anda dalam keadaan tak sadarkan diri. Jika ada waktu, mohon segera datang ke rumah sakit karena ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan Anda perihal sakit yang diderita istri Anda," jelas dokter.

Wildan pun seketika jadi panik, meski dia sering menyakiti hati sang istri, tetapi ketika mengetahui sang istri sakit seperti ada yang berdenyut nyeri di hatinya.

"Baik, Dok. Sekarang juga saya ke sana," ucap Wildan.

"Baik, saya tunggu kedatangan Anda." Usai mengatakan itu, dokter langsung mematikan panggilannya, sedangkan Wildan bergegas menuju rumah sakit yang dimaksud.

Sementara itu di sebuah ruangan di rumah sakit, Novita tengah menyimak pembicaraan dokter sekaligus temannya itu dengan Wildan. Ya, itu semua adalah rencana yang telah dia susun sejak divonis terkena kista dan saat Wildan memutuskan untuk rujuk dengan Hanna.

"Bagaimana, Gas?" tanya Novita setelah Bagas selesai menghubungi Wildan.

"Suamimu sedang perjalanan ke sini."

"Sudah kuduga, dia pasti akan masuk dalam jebakanku," ungkap Novita.

Bagas menghela napas panjang karena dia harus terlibat dalam rencana sang teman. "Nov, apa nggak sebaiknya kamu bicarakan yang sebenarnya? Aku yakin suamimu pasti akan mengerti."

"Nggak semudah itu, Gas. Ego dan keinginan Mas Wildan terlalu kuat untuk digoyahkan. Sebab itulah aku terpaksa melakukan cara ini."

"Tapi, Nov. Aku khawatir apa yang kamu rencanakan ini justru akan menjadi boomerang untukmu suatu saat nanti."

"Sstt, kamu cukup ikuti cara mainku. Urusan sebab dan akibat itu biar aku yang tanggung, lagi pula ini hanya pura-pura karena memang kondisiku sangat sehat," sela Novita.

Ya, Novita telah membuat rencana untuk membuat sang suami melupakan niatnya rujuk dengan Hanna. Dia meminta bantuan Bagas untuk meyakinkan Wildan dan juga melancarkan rencananya.

Bagas, yang merupakan dokter spesialis kanker mau tak mau harus mengikuti kemauan temannya itu. Dia harus memberikan hasil lab palsu pada Wildan dan mengatakan jika Novita mengidap penyakit kanker otak stadium lanjut.

Pada keterangannya nanti, dia akan menjelaskan pada Wildan jika hidup Novita tak lama lagi. Jadi, dia harus memanfaatkan waktu singkat itu untuk membahagiakan Novita di sisa waktu hidupnya.

Awalnya Bagas menolak keras rencana Novita karena dia sudah disumpah untuk bersikap jujur sebagai seorang dokter. Namun, cerita dan tangis menyayat hati yang ditunjukkan Novita, membuat Bagas tak mampu untuk membuat temannya itu larut dalam kesedihan.

"Aku harap kamu akan tetap baik-baik saja, Ta. Karena aku tahu setiap ucapan dan perbuatan itu ada konsekuensinya, termasuk perihal rencanamu ini," batin Bagas.

1
Nur Halima
Luar biasa
YuWie
Happu End..selamat Hanna dan Fran serta si kembar baby
Soraya
keren mksh karyanya thor👍
Soraya
selamat ya Hana akhirnya hamil juga
Endang Supriati
ngapain juga si hanna urusan keluarga wildan.
Endang Supriati
kanker itu seperti rambut menjalar kemana2 kamu mau sembuh nov! ganti otaknya.
Endang Supriati
si adnan hrsnya juga mati ketabrsk truck,kurang ajarrrrr ngapain sih ngabar ngabin ke Hanna.!! pki suruh besuk segala! dasar adik kakak otaknya konslet.
Endang Supriati
ucapan adalqh doa nov. itu adalah bakasan dr Allah krn sdh menghancurkan pernikahan Hanna.
ada hadisnya,pezinah dan penghancur rumah tangga org. tdk diakui sbg umat dan golongan Rasullah.
Endang Supriati
biasanya pezinah perusak rumah tangga org. kena penyakitnya kanker disekitar rahimm.
jd tdk bisa ngesex lagi bau kaya bangke jarak 10 meter aja sdh tercium baunya. krn didlm rshimnya penuh luka darah dan nanah.
Endang Supriati
yg bilang sdh maapin itu mudah! coba klu dia yg mengalami. sakit hati tahu!!
Iges Satria
/Heart//Heart//Heart//Heart//Good/
YuWie
bagus
Anna Wamey
kenapa harus dg perjanjian frans,,,?,,hanna minta tolong pdmu sekali,,,tp kamu meminta lebih,,,??,🤔
Iges Satria
tinggal beli rusaknya dan beli es krim, nanti dituangkan kesatuan wadah.. gampang kan Frans /Heart/
Anna Wamey
Lumayan
Nur Azizah
bagus n menarik
Sobar Ruddin
sangat bagus dan mengispirasihkan kita jgn terlalu terpuruk
Sobar Ruddin
seru lanjut
Endang Supriati
ucapan adalah doa.
Endang Supriati
memang hamil bisa dibuat dan diarur sendiri!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!