"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu." Itu kalimat terakhir yang dikatakan Verharg kepada Johan sebelum meninggal.
Leah Gracella, setelah kematian kedua orang tuanya ia diangkat menjadi bagian dari keluarga bangsawan Royce. Johan meyakini apa yang dikatakan Verharg, sehingga setelah Leah dewasa ia menjodohkan nya dengan putra sulung yaitu Austin Royce.
Johan sudah yakin pilihannya tepat. Namun tanpa sepengetahuannya suatu hal besar telah terjadi, Leah terlibat one night stand dan diam-diam tengah mengandung anak dari putra kedua Johan yaitu Alister Royce.
Lalu siapakah jodoh yang tepat untuk Leah? Austin atau Alister?..
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Saat memasuki lantai utama dan bertemu banyak orang, Leah melepaskan genggaman Austin ia tak mau membuat kericuhan di sana. Para pegawai kantor Nexora menyapa pemimpin mereka, tak sedikit dari mereka juga mengenal Leah.
Keduanya kini naik lift dan di sana Leah mengoceh pada Austin karena ulahnya saat di mobil ternyata meninggalkan bekas yang melekat pada lehernya, sehingga mau tak mau Leah terus menutupnya dengan rambut.
"Tidak ada yang salah, saat bersamaku jangan ditutup. Aku senang melihatnya."
"Aku yang repot menutupnya!."
Austin terkekeh senang sekali membuat wanita itu marah. "Ayo kita sudah sampai."
"Ya."
Leah mengikuti langkah Austin dari belakang, kini keduanya memasuki ruang direktur utama Nexora Group. Di sana sudah ada sekretaris Willy dan asisten pribadi Austin yang baru diangkat beberapa minggu lalu, ia bernama Cassie.
"Tuan, nona." Sapa mereka menunda pekerjaan untuk menyambut terlebih dahulu.
"Iya."
Cassie notice wanita yang sedang bersama Austin.
"Ah apa itu nona Leah?."
Austin menarik wanita itu. "Iya dia tuna...
"Aku teman dekatnya dari kecil." Potong Leah mengenalkan diri dengan senyuman manis yang mengembang.
Walaupun Austin tak setuju tapi apa boleh buat, Leah sepertinya belum mau mengumumkan status mereka ke publik.
"Oh senang bertemu denganmu, saya Cassie."
Leah menerima uluran tangan. "Tentu."
"Kau bisa duduk di sofa itu dan jika ingin istirahat masuklah ke dalam kamar pribadiku, Leah." Ujar Austin. "Tapi saat ini aku masih ingin ditemani."
Leah mencubit pelan punggung Austin. Namun senyum cantiknya tampak merekah untuk menutupi itu semua. "Iya, aku akan duduk di sofa."
Cassie melihat Austin dan Leah secara bergantian.
"Willy tolong kirimkan data yang ku minta pada Alister sekarang juga." Ucap Austin melanjutkan pekerjaan.
"Baik tuan."
"Dan Cassie tolong buatkan minuman untukku juga Leah."
"Dengan senang hati tuan." Cassie melangkahkan kaki menuju dapur khusus yang disediakan untuk direktur utama.
Leah yang duduk di sofa melirik Cassie, sebelumnya asisten pribadi Austin adalah seorang pria namun entah bagaimana ceritanya sekarang menjadi seorang wanita. Yang Leah tahu wanita itu berasal dari keluarga bangsawan juga.
Sedikit sakit mata bagi Leah saat melihat pakaian yang dikenakan oleh Cassie, bisa-bisanya wanita itu mengenakan rok mini di atas lutut. Pakaian nya sangat terbuka, terlebih lagi jika dilihat dengan seksama wanita itu berpenampilan hampir mirip dengan Leah. Gaya rambutnya menjawab semua.
"Apa mataku bermasalah?." Leah tak mau ambil pusing dan lanjut membaca majalah saja sambil menemani Austin.
"Datanya sudah diterima tuan Alister tuan." Lapor Willy.
"Oke bagus."
Setelah menyelesaikan tugas, Willy melangkah ke dapur khusus untuk membuat minuman juga. Di sana masih ada Cassie yang menyiapkan minuman.
"Wil?."
"Hmm?."
"Kau kan orang paling dekat dengan tuan Austin, apa Leah benar-benar hanya teman dekatnya?."
Willy menoleh pada Cassie. "Kenapa? kau penasaran?."
"Iya itulah sebabnya aku bertanya."
"Intinya nona Leah adalah orang penting bagi tuan Austin, kurasa kau juga sudah tahu bahwa mereka dekat secara kekeluargaan." Balasnya.
Cassie terdiam, matanya menatap ke arah Austin dan Leah yang sedang mengobrol sesekali diiringi gelak tawa.
"Cantik juga ternyata, rumor itu tak bohong." Pikir Cassie mengakui diam-diam.
Setelah selesai menyiapkan jamuan, Cassie melenggangkan kakinya dan kembali melangkah mendekati Austin juga Leah. "Ini minumannya tuan, nona."
"Baiklah terimakasih."
Setelah tugas melayaninya selesai, Cassie izin keluar dulu dari ruangan itu untuk mengambil sesuatu di bawah.
Bersamaan dengan itu Leah berdiri. "Aku harus ke kamar mandi." Ia tak nyaman juga dari tadi terus menutup lehernya.
"Masuklah ke kamar pribadiku, Leah." Balas Austin.
"Baiklah."
Leah berlalu memasuki kamar mandi yang berada di kamar Austin, wanita itu menutupi bekas merah pada lehernya menggunakan foundation.
Cukup lama Leah menatap dirinya, ia menghela nafas panjang.
"Perasaan apa ini kenapa tak nyaman sekali?." Leah menatap dirinya pada cermin besar. "Apa karena sedang menstruasi mood ku berubah-ubah?."
"Iya kayaknya."
Sementara di ruang direktur kini hanya tersisa Austin dan Willy, keduanya tampak sibuk mengurus kerjaan.
Willy menghampiri Austin dan menyerahkan berkas demi berkas. "Apa Leah tak masalah?." Tiba-tiba Willy.
Austin melirik sekretarisnya, yang ternyata merupakan sahabat dekatnya juga. "Maksudmu?."
"Kau kan sengaja merekrut asisten pribadi yang begitu mirip dengan Leah. Menjadikannya objek untuk kepentingan pribadi."
Austin terdiam tatapannya tertuju pada kamar dimana Leah berada. "Jika Leah tahu pun tidak akan ada yang berubah, wanita itu tetap akan menjadi istriku."
"Oho! Siapa sangka, ternyata sosok Austin Royce memiliki sifat seperti ini." Lirih Willy dengan senyum yang tak bisa diartikan.
"Kau sudah tahu penyebabnya, aku begini karena Leah sendiri."
Mksh udah update lagi
Lanjut thor...makin seru critanya
Mksh othor...UP nya yg byknya dong, krg kalau cuma 1 mah