Ganteng ✔️
Kaya Raya ✔️
Pintar ✔️
Jago Olahraga ✔️
Jago Bela Diri ✔️
Orangtua Cakep ✔️
Kesayangan Semua Orang ✔️
Fajarendra Galaxio Nayanka, putra sulung dari pengusaha kaya raya, Aksara Langit Nalendra, dan mantan model terkenal, Wulandari Camelia Yovanka. Lahir & tumbuh dikeluarga konglomerat dengan segala kelimpahan harta & kasih sayang dari semua orang, membuat lelaki yg akrab disapa Galaxio itu merasa kehidupannya sudah sangat sempurna.
Namun siapa yg mengira bahwa semua sketsa-sketsa indah yg sudah ia rancang untuk masa depannya, harus hancur dalam sekejap. Dan yg lebih parahnya lagi, yang menjadi penyebab dari kehancuran itu adalah satu-satunya wanita yg berhasil menarik perhatiannya, bahkan menumbuhkan cinta dalam hatinya. Wanita yg ia kira akan menemaninya membangun kisah cinta romantis, justru memberinya luka yg amat tragis. Akankah kisah Galaxio berakhir bahagia seperti kisah orangtuanya dulu? Atau justru berujung pilu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itachi Wife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Aruna, please jangan kekanak-kanakan ya sayang" ujar Gala. Saat ini ia dan Aruna sedang duduk di taman rumah sakit. "Kamu bilang aku kekanak-kanakan? Emang aku gak boleh cemburu saat pacarku meluk cewek lain ha?" ujar Aruna. "Iya aku ngerti. Tapi kamu juga harus paham dong, Luna masuk rumah sakit itu juga karena aku! Kalo aku gak bolos tadi, dia gak akan kena hukum sama Papi dan berakhir kayak gitu" ujar Gala. "Jadi kamu nyalahin aku?" tanya Aruna. "Astaga gak sayang... Aku gak nyalahin kamu" ujar Gala memeluk Aruna. "Aku gak nyalahin kamu, aku,,, aku cuma ngerasa bersalah aja sama Luna. Gara-gara ulah aku, dia yang harus nanggung akibatnya" ujar Gala. "Aku takut Gal. Aku takut kamu balik sama Luna" isak Aruna. "Gak kok sayang. Lagian aku masih sama kamu kan sekarang" ujar Gala. "Kamu gak akan ninggalin aku kan?" tanya Aruna melerai pelukannya.
"Gak,,, aku,,, aku gak akan ninggalin kamu, kecuali kamu yang ninggalin kamu" ujar Gala mengelus pipi Aruna. "Udah, jangan nangis lagi. Ntar jelek loh" ujar Gala mencubit hidung Aruna. "Hmm,,, yaudah sayang. Kamu pulang duluan ya, aku harus jaga Luna dulu. Gak enak juga aku ninggalin Papi sama Mami kayak tadi" ujar Gala. "Nanti kalo masalah ini udah selesai, aku selesaiin masalah Papi sama Mami dan kenalin kamu ke mereka ya" ujar Gala membuat Aruna langsung memeluknya. "Makasih ya sayang" ujar Aruna. "Iya sama-sama sayang. Yaudah kamu pulang duluan ya, diantar sama Om Zakir aja" ujar Gala yang diangguki oleh Aruna. "Aku pulang dulu ya, kamu juga jangan lupa makan" ujar Aruna. "Iya sayang. Hati-hati ya, nanti kalo udah sampai kabarin aku" ujar Gala. Setelah Aruna pulang, Gala kembali ke ruangan Luna.
Saat baru masuk, ia melihat Luna yang sudah kembali sadar dan tampak mengobrol dengan Maminya dan mama gadis itu. "Mi,,," ujar Luna. "Iya sayang" sahut Wulan. "Luna gak mau ketemu dia" ujar Luna menunjuk Gala, membuat lelaki itu mengernyit. "Tapi Nak, Gal..." "Luna gak mau ketemu Gala Mi" ujar Luna. "Lun, kamu kenapa? Aku ada salah? Kalo iya, aku minta maaf" ujar Gala menyentuh tangan Luna, namun gadis itu justru menarik tangannya. "Keluar!" bentak Luna. "Luna aku..." "Gua bilang keluar! Keluar!!!" teriak Luna. "Salah aku apa ha?" balas Gala turut berteriak. "Mi, tolong usir dia. Luna gak mau ketemu dia! Luna gak mau dicap sebagai cewek perebut lagi Mi!" ujar Luna bangkit dan memeluk Wulan, membuat Gala dan yang lain mengernyit. "Perebut? Perebut gimana sayang?" tanya Wulan.
"Luna gak mau disebut perusak hubungan orang Mi! Luna gak mau disebut perebut cowok orang lagi! Bukan Luna yang ngerebut Gala! Tapi Luna yang lepasin Gala! Terus kenapa Luna masih disebut perebut cowok orang?" isak Luna. "Punya Luna yang direbut, bukan Luna yang ngerebut" isak gadis itu dalam pelukan Wulan. "Gala,,, kamu keluar dulu ya Nak" ujar Wulan. "Tapi Mi..." "Sayang, nurut dulu ya" ujar Wulan membuat Gala mengalah. "Sayang, maksud kamu tadi apa hm?" tanya Wulan pada Luna sesaat sebelum Gala membuka pintu. "Dia yang mohon-mohon ke Luna untuk lepasin Gala saat itu Mi. Dia yang janji ke Luna kalo dia bakal bahagiain Gala, makanya Luna turutin permintaan dia. Tapi kenapa pas Luna balik, dia justru sebar rumor ke satu sekolah dan bilang kalo Luna balik untuk ngerebut Gala" ujar Luna membuat Gala tanpa sadar meremas gagang pintu.
"Siapa sayang? Siapa yang nyuruh Luna ngelepasin Gala saat itu?" tanya Langit. "Dia Pi. Dia,,, dia bilang kalo dia tulus sama Gala, dan mohon-mohon sama Luna supaya Luna nerima tawaran pertukaran pelajar itu dan lepasin Gala buat dia, dengan syarat dia bakal bahagiain Gala" ujar Luna. "Dan waktu itu, Luna cuma nanya ke dia, kenapa Gala bisa jadi senakal itu? Luna cuma minta janji dia buat jaga Gala baik-baik" ujar Luna. "Tapi dia malah nyebarin rumor ke satu sekolah dan bilang Luna balik untuk rebut Gala dari dia" lanjut Luna. "Siapa orangnya Lun? Lo bisa bilang ke kita kok" ujar Arnav. Saat Luna hendak mengatakannya, gadis itu tiba-tiba memegangi kepalanya dan berteriak kesakitan.
Tak lama kemudian dokter datang dan memberikan gadis itu obat penenang. "Siapa kira-kira yang nyuruh Luna untuk lepasin Gala" gumam Arnav. "Aruna?" tanya Skylar. "Bangsat! Maksud lo apaan ha nuduh cewek gua gitu" ujar Gala bangkit dari duduknya. "Logika aja Gal. Setelah Luna pergi, cuma Aruna satu-satunya cewek yang deket sama lo! Lagian ya, siapa yang berhak nyebar rumor kalo kembalinya Luna buat rebut lo selain dia?" ujar Skylar. "Skylar ada benernya. Orang yang nyebar rumor kalo Luna balik untuk ngerebut lo, secara gak langsung adalah orang yang saat ini milikin lo. Dan kita semua tau, satu-satunya yang milikin lo saat ini adalah Aruna" ujar Arnav membuat Gala terdiam dan terduduk. "Gak, Aruna gak mungkin gitu. Ngapain juga dia sampe nyuruh Luna untuk lepasin gua" ujar Gala.
"Karena Aruna suka sama lo sejak awal. Lo gak ingat kalo sejak awal masuk, cuma lo satu-satunya yang baik sama dia dan mau berteman sama dia. Bisa aja dia salah paham sama perhatian lo, dan bikin dia jadi suka sama lo. Dan kebetulan, dia punya kartu AS Luna, cuma itu satu-satunya alasan kuat, kenapa Luna mau nurut" ujar Arnav. "Bener, kalo Aruna gak punya kartu AS atau kelemahan Luna, dia gak mungkin bisa bikin Luna ngelepasin lo. Gua rasa lo juga masih ingat kan, gimana beratnya Luna saat itu? Satu sekolah jadi saksi Gal. Gimana hancurnya Luna saat dia harus lepasin lo saat itu" ujar Skylar membuat Gala semakin tak habis pikir. Keesokan harinya,,, Luna sudah diizinkan pulang oleh dokter dan harus beristirahat beberapa hari sebelum kembali masuk sekolah.
Setelah izin ±3 hari, Luna baru kembali masuk sekolah dan beraktivitas seperti biasa. Namun sejak saat itu, Luna selalu menghindar dari Gala. Bahkan saat laki-laki itu dengan sengaja datang terlambat atau bolos, Luna akan lebih memilih menyuruh anggota OSIS lain untuk mengurusnya. Hingga suatu hari, ketika jam istirahat, sekitar pukul 10. Tiba-tiba terdengar kehebohan di luar sekolah. Tak lama kemudian, muncul Deon dan Zaky, anggota Black Pearl, yang menyusul Gala yang tengah istirahat bersama circlenya di kantin. "Gawat Gal gawat..." ujar Deon membuat Gala mengernyit. "Gawat apaan?" tanya Gala. "Anak-anak WK (Wizard King) nyerang ke sekolah, mereka udah di gerbang" ujar Zaky membuat Gala seketika bangkit. "Serius lo?" tanya Gala yang diangguki oleh kedua cowok itu.
Brakkk... Suara pagar yang roboh disertai knalpot motor yang ramai membuat banyak murid bergerombol menyaksikan. "Jauhin semua murid dari lapangan, terutama yang cewek-cewek" ujar Gala berlari menuju lapangan diikuti Arnav dan Skylar. Hingga saat ini, Gala berdiri di tengah lapangan sekolah, berhadapan dengan puluhan siswa berseragam sekolah beda itu. "Punya nyali juga lo datang ke sekolah gua" ujar Gala. Siswa/i lainnya lebih memilih menyaksikan dari koridor. Tak lama kemudian, muncul anak-anak BP (Black Pearl) yang turut berdiri di belakang Gala. "Salah satu anggota lo ngelanggar perjanjian" ujar Marchell, ketua geng Wizard King, geng andalan Florence High School, sekolah yang selalu menjadi musuh bebuyutan SHS.
"Perjanjian? Perasaan gua gak ngerasa pernah bikin perjanjian sama kalian deh" ujar Gala. "Perjanjian itu udah ada jauh sebelum kita masuk ke sekolah masing-masing" ujar Marchell. "Yaudah, berarti bukan tanggung jawab gua, karena bukan gua yang bikin. Gua bahkan gak tau perjanjian apa yang lo maksud" ujar Gala. "Banyak bacot lo,,, Serang!!!" ujar Marchell membuat perkelahian tak lagi terelakkan. Pihak keamanan sekolah sudah menghubungi kepolisian dan sedang dalam perjalanan. "Sorry, ini ada apaan ya?" tanya Luna pada salah seorang cewek. "Oh itu, Gala and the geng lagi berantem sama geng Wizard King" ujar siswi itu membuat Luna membelalak.
Ia langsung menerobos diantara kerumunan itu, hingga dapat menyaksikan secara langsung perkelahian yang tengah berlangsung. "Gila Na... Cowok lo keren banget" ujar Aura pada Aruna. "Oh jelas, siapa dulu dong, pacar gua" ujar Aruna menatap Gala yang tengah berkelahi di tengah lapangan. "Cewek gila lo ya! Cowok lo lagi dalam bahaya, tapi bisa-bisanya lo sesantai itu!" ujar Luna menatap tajam Aruna. "Kenapa ha? Lo iri karena gua bisa milikin Gala sekarang?" tanya Aruna. "Lo bisa milikin Gala, itu karena gua yang ngasih. Gak usah besar kepala lo dapat bekas gua. Lo bisa jadi pacar Gala, itu pemberian dari gua. Kalo saat itu gua gak lepasin Gala, lo masih punya muka buat ngomong gitu ha? Boro-boro milikin Gala, saat Gala deket sama gua aja, dia gak pernah ngelirik lo sama sekali" ujar Luna membuat Aruna mengepalkan tangannya.
Luna kembali menatap kerumunan yang tengah berkelahi tersebut, hingga matanya terfokus pada satu orang. Cowok yang sejak tadi berdiri di kerumunan itu tanpa melakukan apapun. Matanya menyipit saat cowok itu mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya. Mata Luna langsung melebar saat melihat cowok itu mengeluarkan sebuah pisau dan berjalan mendekati Gala. Saat Luna hendak menyusul, Aruna terlebih dahulu menahannya. "Mau kemana lo ha? Mau jadi pahlawan lagi? Biar apa? Biar Gala suka sama lo dan balik ke lo lagi gitu? Gak usah mimpi deh lo! Gala gak akan pernah balik sama lo lagi" ujar Aruna. "Lepas gak! Gua gak peduli mau Gala balik atau gak, asalkan dia baik-baik aja. Daripada lo, ngaku pacarnya, tapi justru malah kesenangan saat cowok lo berantem, bahkan tanpa ada rasa khawatir sedikit pun di wajah lo" ujar Luna menghempaskan tangan Aruna dan berlari memasuki kerumunan itu, membuat murid-murid yang melihat itu sontak berteriak.
"Gala awas..." ujar Luna memeluk tubuh Gala. Sedangkan lelaki itu tampak terkejut saat seorang cowok berdiri di depannya dan juga Luna yang memeluknya. "Lun, kamu nga..." ucapan Gala terhenti saat ia merasakan tangannya menyentuh sesuatu. Gala mengangkat tangannya dan matanya seketika melebar saat tangannya di penuhi bercak merah. Tak lama kemudian tubuh mungil itu limbung di pelukannya, membuat keributan itu seketika berhenti. "Luna... Lun,,, kamu,,, kamu..." ujar Gala panik saat darah deras mengalir dari luka akibat pisau yang sudah menusuk gadis itu, dan kini tergeletak di samping tubuh Luna. "Kenapa... Kenapa kamu lakuin ini" ujar Gala panik, begitupun yang menyaksikan. "Ka,,, kamu gapapa kan?" tanya Luna lirih. "Gak,,, aku gapapa, tapi,,, tapi kamu luka..." ujar Gala meneteskan airmata.
"Yang pen,,, ting,,, ka,,, kamu gapap,,, pa,,," ujar Luna mulai kehilangan kesadarannya. "Gak,,, gak,,, Luna bangun,,, Luna bangun Lun... Luna" ujar Gala menepuk-nepuk pipi Luna dengan panik. "Luna...." teriak Gala saat gadis itu benar-benar tak sadarkan diri lagi. Matanya menatap nyalang semua musuh yang kini tampak diam membeku. Tangan Gala meraih pisau yang tadi menusuk tubuh Luna. Lelaki itu bangkit dan menggores tangannya sendiri dengan pisau itu, hingga darah segar mengalir dari tangan tersebut. "Gua bersumpah atas darah gua sendiri, kalo sampe Luna kenapa-napa... Gua akan bunuh lo dengan tangan gua sendiri. Persetan sama hukum yang berlaku,,, gua bahkan siap masuk neraka kalo itu bisa balasin setiap darah yang keluar dari tubuh Luna" ujar Gala lalu membuang pisau tersebut dan membopong tubuh itu ke mobilnya, diikuti oleh Arnav dan Skylar.
"Gua nyuruh lo nusuk Gala, bukan ceweknya Bangsat" ujar Marchell. "Gua gak tau kenapa cewek itu bisa tiba-tiba muncul" ujar cowok yang menusuk Luna tadi. Sedangkan Gala terus berusaha menyadarkan Luna yang kini sudah tak sadarkan diri di pangkuannya. Ia tak peduli dengan seragamnya yang sudah bersimbah darah, entah darahnya atau pun darah Luna. "Gal, coba bangunin Luna lagi, kalo bisa jangan biarin dia pingsan" ujar Skylar sedangkan Arnav berusaha fokus mengemudi. "Luna..." ujar Gala dengan suara bergetar. Gala tak pernah menyangka bahwa semua ini akan terjadi, tak pernah terlintas di pikirannya bahwa gadis itu akan tidur di pangkuannya dengan bersimbah darah seperti ini."Eunghh,,, Ga,,, la..." ujar Luna lirih.
"Iya sayang. Gala di sini, Luna yang kuat ya,,, bentar lagi kita sampai di rumah sakit. Luna harus kuat" ujar Gala menggenggam tangan Luna. Namun gadis itu berusaha meraih pipi Gala, hingga membuat Gala membantu mengarahkan tangan itu ke pipinya. "Ga,,, Gala jangan na,,, nangis" ujar Luna tercekat. "Gala minta maaf,,, Gala udah janji kalo Gala,,, kalo Gala akan jagain Luna, tapi,,, tapi Gala justru bikin Luna terluka" isak Gala. "No,,, Luna,,, Luna lakuin i,,, tu,,, kar,,, karena kem,,, kemauan Luna sen,,, diri" ujar Luna. "Kar,,, karena Luna,,, Luna say,,, sayang sama Gala" ujar Luna. "Gala juga sayang sama Luna, jadi Gala mohon Luna harus kuat. Luna gak boleh ninggalin Gala lagi, Luna harus kuat, Luna harus sembuh. "Gala janji,,, Gala janji kalo Luna sembuh, Gala akan tebus semua kesalahan Gala ke Luna selama ini" ujar Gala menggenggam tangan Luna dan menciumnya.
"Gal, ayo turun" ujar Skylar saat Arnav sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah sakit. Gala langsung membopong tubuh mungil itu ke dalam rumah sakit. "Kamu harus kuat ya sayang. Please,,, aku mohon, aku mohon jangan tinggalin aku lagi" ujar Gala sesaat sebelum Luna memasuki ruang UGD. "Gal, tangan lo harus diobatin" ujar Arnav membuat Gala menoleh pada luka di telapak tangannya. "Gua mau nunggu Luna" ujar Gala pelan. "Cuman sebentar kok, ngobatin luka lo gak akan lama. Luna pasti sedih kalo tau lo luka, padahal dia berusaha nyelametin lo supaya lo gak terluka. Seenggaknya obatin luka lo demi Luna" ujar Arnav akhirnya mampu membuat Gala bergerak dan mengobati lukanya. Sedangkan dokter berusaha sekuat tenaga untuk menangani Luna.
pihak sekolah nya gmna ada tauran di sekolah kok gk panggil polisi sampai ada kasus penusukan bgtu kok anteng aja 🤦