NovelToon NovelToon
Human Perfect

Human Perfect

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Pendamping Sakti
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Febby Sadin

Di zaman sekarang ini adakah laki-laki yang serba bisa? sempurna!
jawabannya di novel kali ini ada!
Dia dijuluki Human Perfect oleh semua orang karena kesempurnaannya. Dia bernama Badai Bagaskara.
Lalu, sesempurna apakah dia?
Baca kisahnya dalam Novel Human Perfect. Dan disarankan bagi yang belum membaca Novel Tafsir Mimpi Sang Inspirator diharapkan membacanya terlebih dahulu, karena novel ini berhubungan dengan itu.

happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ide Gila Najwa

Perjalanan pun dimulai. Kedua langkah kaki masing-masing dari keempat pengunjung desa Menyan. Yaitu Ali, Nabila, Najwa dan Badai berjalan beriringan melewati rumah-rumah menuju tempat kejadian perkara yang telah terjadi di masa lampau sekitar kurang lebih delapan belas tahun yang lalu itu.

Dari cerita yang Nabila sampaikan, dalam berjalannya. Najwa merasa masih penasaran apa yang terjadi dengan kisah masa lalu sang bapak dengan teman-temannya. Membuatnya pun bertanya di tengah-tengah sambil berjalan kaki itu.

"Mbak .... Aku masih gak mengerti deh. Lalu apa yang terjadi dengan teman Bapakku? Kan Bapakku, om Bara, om Hasbi, Tante Zulfa dan Tante Permata ke desa Menyan. Nah itu mbak belum menceritakan apa yang mereka temukan saat datang kesini...."

Nabila tak menyangka Najwa se kritis itu dalam bertanya, dia pun menanggapi dengan senyuman dan mulai menjawab pertanyaan Najwa.

"Jadi kamu masih kepo kelanjutannya ya? Baiklah... Ini jadi pelajaran juga sih buat kamu sama Badai. Aku akan melanjutkan ceritanya. Jadi setelah itu....."

...****************...

(flash back)

Mengetahui ternyata Bintang, Bara, Zulfa, Hasbi, dan Permata yang sudah rela datang jauh-jauh namun malah zonk. Mereka tak berhenti sampai disitu saja.

Perkataan Tetua adat di desa Menyan pada awalnya tak begitu saja langsung di turuti. Namun Permata masih menyanggahnya.

"Loh, pak... Mohon maaf sebelumnya saya dan teman-teman ini datang jauh-jauh loh pak. Demi teman-teman kita yang dikabarkan menjadi korban kecelakaan disini. Kecelakaan dalam berkemah. Dan semua itu diberitakan masuk di semua platform media sosial kami." ucap Permata, dengan tegas menyanggah apa yang dikatakan Tetua adat desa Menyan.

Hasbi, dengan reflek langsung menahan Permata setelah dia mengatakan apa yang ingin dia katakan untuk tidak melanjutkan nya lagi. Hasbi memegang tangan Permata. Sedangkan di saat yang bersamaan Permata langsung menatap tajam sejenak ke arah Hasbi, kemudian dia bergumam, "Duh jangan pegang-pegang deh." sambil menepis genggaman tangan Hasbi pada tangannya.

Hasbi pun langsung menjawab dengan bergumam pula, agar tak di dengar oleh warga desa Menyan ucapan mereka berdua.

"Jaga sikapmu. Ini bukan tempat kita. Tahan emosimu." gumam Hasbi kepada Permata.

Permata yang sadar setelah Hasbi mengatakan hal itu pun, dia tak lagi melanjutkan sanggahannya tengang apa yang terjadi.

Tetua adat desa Menyan yang terlanjur mendengar sanggahan yang cukup pedas dari Permata, dia langsung mengisyaratkan kepada beberapa warga desa yang perempuan. Entah apa maksud dari lambaian tangannya kepada beberapa perempuan warga desa Menyan.

Namun tak lama setelah itu, tiba-tiba para perempuan sekitar lima orang dari desa Menyan itu awalnya kembali ke rumah masing-masing. Lalu mereka tiba-tiba keluar lagi dan menuju ke Bintang, Bara, Hasbi, Zulfa dan Permata dengan menudingkan menyan ke arah mereka berlima. Sehingga mereka berlima pun segera mengundurkan langkah kakinya.

Bintang pun langsung berkata, "Tolong maafkan lah perkataan teman kami. Jangan mengusir kami!!" ucap Bintang sambil mensedekapkan tangannya di dada tanda permintaan maafnya atas apa yang Permata ucapkan.

Di ikuti juga oleh Hasbi, Bara dan juga Zulfa. Dimana Permata juga yang menyadari perkataan nya menyakiti hati bukan hanya tetua adat desa Menyan, namun menyakiti hati seisi desa. Dia pun mengikuti apa yang Bintang lakukan dengan meminta maaf.

Namun, terlambat! Tak ada yang menjawab satu pun dari Tetua adat desa Menyan bahkan dari warga desa Menyan pun diam saja hanya sambil menodong nodong kan menyan ke arah mereka berlima. Hingga mereka pun kini berada di gapura desa Menyan.

Dan saat itu pula menyan menyan yang di pegang perempuan warga desa Menyan di letakkan di tanah, di tancapkan berjajaran menghalangi Bintang, Bara, Hasbi, Zulfa dan Permata untuk masuk.

"Duh gimana dong kita? Udah jauh-jauh. Malah tadi zonk." keluh Hasbi.

"Kok bisa ya jasad teman-teman kita menghilang? Gak ada jejaknya loh tadi itu." ucap Zulfa.

"Iya kau benar. Aku rasa ada yang tidak beres." ucap Bintang.

...****************...

Nabila menghentikan ceritanya. Dia malah melamun ditengah-tengah ceritanya.

"Kok berhenti mbak? Kita masih jalan loh, lanjutkan aja ceritanya...." ucap Badai, tiba-tiba menyahut.

Najwa pun mengernyitkan dahinya. Ngejek.

"Sudah begitu saja ceritanya." ucap Nabila.

"Lalu dimana sekarang om Hasbi dan tante Permata? Kalau Bintang itu kan bapakku, ada sekarang. Dan om Bara itu kan ayahnya Badai. Beliau juga ada. Tapi, aku gak tau siapa om Hasbi dan tante Permata."

"Aku juga gak tau, ayah gak bilang dan gak cerita apapun tentang mereka. Kemana mereka. Dan seperti apa sekarang. Harusnya sih kan itu teman ayah, dia harus nya juga punya anak yang seumuran dengan kalian berdua." Nabila malah mencoba menerka-nerka.

Karena memang Rima dan Shad belum pernah menceritakan tentang Hasbi dan Permata secara detail kemana mereka berdua. Rima dan Shad hanya menceritakan yang dibutuhkan saja di dalam penelitian yang akan dilakukan anak kembarnya itu.

Ali yang juga tampak ikutan berpikir terhadap pertanyaan Najwa. Dia teringat sesuatu dan berkata, "Aku rasa ayah dan ibu kita gak tau secara benar kemana perginya Hasbi dan Permata. Jadi lebih baik kita fokus saja ke penelitian kita sekarang."

Lalu Ali menunjuk tempat yang kini tengah berada tepat di depan mata, "Ini lah tempat kejadian hilangnya keempat teman ayah dan ibu."

Dimana yang mereka lihat kini adalah sebuah gua besar, di depannya telah di penuhi oleh menyan. Yang menyebarkan bau wewangian berbeda dari sebelumnya. Dimana bau menyan yang dihasilkan di mulut gua ini lebih harum, namun malah lebih mistis saja.

Saat itu juga, Satria yang dari tadi juga ada di tengah-tengah mereka namun hanya diam menyimak, kini dia mengatakan sesuatu kepada Badai.

"Badai lihatlah ke arah air terjun dari dalam gua itu, aku tidak melihat gua ini kosong. Tapi justru sebaliknya." ucap Satria kepada Badai.

Badai pun menoleh sejenak ke sebelah kanannya yang tengah berdiri tepat di sampingnya, yaitu Satria. Tanpa berkata dengan menggerakkan bibirnya, Badai berkata melalui hatinya.

"Apa yang kau lihat?"

Najwa yang menyadari Satria dengan berbincang dengan Badai, dia pun langsung berpindah tempat, yang awalnya berdiri tepat di dekat Nabila. Kini dia berdiri tepat di belakang Badai. Yang Badai tak sadari akan hal tersebut.

Sehingga mendengar lah Najwa apa yang mereka berdua bicarakan.

"Ada penjaga gua di dalamnya. Seorang jin paruh baya dan berjanggut tebal. Bukan hanya itu, ada banyak jin disana. Dan jika mereka melihatku, mereka pasti akan mengenaliku." ucap Satria.

Dimana Satria yang awalnya juga fokus berbincang dengan Badai, saat menyadari Najwa telah ada di belakang Badai, dia ikut terkejut. Begitu pula Badai.

"Kamu kok nguping sih!!" pekik Satria.

Namun Najwa yang paham betul, bahwa Nabila dan Ali tak tahu tentang keberadaan Satria di tengah-tengah mereka, dia mencoba tak menghiraukan kehadiran Satria di tengah-tengah mereka. Malah memilih berbincang dengan Badai.

"Apakah kamu gak bisa melihat nya? Aku aja tau apa yang dikatakan Satria itu benar!" ucap Najwa dengan lirih sehingga Nabila dan Ali tak dapat mendengar apa yang dia katakan kepada Badai.

"Bisik-bisik apaan sih?!" goda Nabila. Yang reflek langsung bertanya, saat mengetahui Najwa berpindah tempat memilih ke dekat Badai.

"Gak ada kok mbak!" sahut Najwa dengan segera sambil tersenyum.

Begitu pula Badai, dia ikutan menyengir juga. Ali pun menahan tawa.

"Kau diam saja! Gak usah ngupingan. Ini obrolan ku dengan Satria!" balas Badai pada ejekan Najwa dengan suara yang lirih juga hingga seperti berbisik.

"Aku punya cara agar kau tidak terlihat oleh para bangsa jin mu itu!" ucap Najwa, melalui hati. Dengan cara nya menatap ke arah Satria.

Satria mendengar ucapan hati Najwa pun langsung berjalan mendekati Najwa, "Eh jangan dekat-dekat!" membuat Najwa spontan langsung menghentikan Satria yang berjarak hanya sejengkal saja dengan dia berdiri.

"Apa? Ayo katakan." Satria tak pedulikan ucapan Najwa. Dia semakin kepo pada ide apa yang akan Najwa berikan untuk membuatnya tak terlihat kepada bangsa sesama jin nya.

"Rasukilah jiwa Badai!" ucap Najwa. Ide Gila dari Najwa.

.

.

.

Lanjutannya besok 😘

1
Sholahuddin
bagus 🗿👍
Febby Sadin: hurak ketinggalan akeh
total 1 replies
Sholahuddin
bagus
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author 😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: okk 😀
Febby Sadin: otw readers
total 2 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author
Febby Sadin: otw ya
total 1 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
Alhamdulillah aku ilangg 😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
sekarang author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
kok ada khitbah² nya itu😠🤔
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
katanya naz sama Riz muncul 🤨🤔
Febby Sadin: kita tunggu kemana mereka
total 1 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
kurang author
Febby Sadin: wow sek sabar
total 1 replies
Sholahuddin
bagusssssssssss
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author
Sholahuddin
baguss
Sholahuddin
bukane jenenge Sinta dan genta????
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
kembar tapi kok GK mirip
Sholahuddin
sekarang
Sholahuddin
baguss
Sholahuddin
bagus
Sholahuddin
bagus lek onok zulfane kurang bagus🗿🗿
Sholahuddin: kon paleng lek onok hikam tamba bagus
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: iyo kurang bagus polane Wedi Sifa ngamokk 😁😁
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!