Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. SYARAT DARI ALVEN
Alven tidak terima begitu saja saat Soraya mengusirnya.
"Kamu mau mengusir saya dari rumah ini?"
"Okey nggak masalah bagiku. Kalau wanita seperti kamu banyak bertaburan di luaran sana. Sudah kamu lihat sendiri, daun muda seperti Evi saja blak-blakan mengatakan kalau dirinya mencintai Aku." ucap Alven kepada Soraya.
Membuat Soraya semakin emosi. Ia tidak terima akan penghianatan yang dilakukan Alven terhadapnya. "Ingat Alven Aku sedang hamil anak kamu! seharusnya kamu lebih berpikir bagaimana perasaan Ku, bukan malah bermain di belakangku.
"Sudahlah, Yang penting kan aku masih tetap pulang ke rumah. Kalau masalah memiliki hubungan lain dengan wanita lain itu soal biasa. Karena kita juga melakukan hal yang sama saat aku masih bersama Tamara." ucap Alven yang mampu membuat Soraya semakin kesal.
Karena apa yang dikatakan Alven benar adanya. Dia juga merebut Alven dari Tamara, yang sudah jelas-jelas Alven dan Tamara sudah menikah bahkan memiliki seorang anak. Tapi apa yang dilakukan Soraya? dia tetap menjalin hubungan dengan Alven diam-diam. Sampai akhirnya hubungan mereka diketahui oleh Tamara.
Keduanya bukan minta maaf, malah meminta Alven untuk segera menceraikan Tamara dan menikahi dirinya. Karena sudah dibutakan dengan cinta dan body yang aduhai milik Soraya, membuat Alven lupa diri. Dia pun akhirnya menceraikan Tamara dan menikah dengan Soraya.
Soraya terdiam, ia berpikir sejenak, benar juga apa yang dikatakan oleh Alven kepadanya. Dia juga tidak dapat berpikir jernih saat ini. Karena dirinya saat ini sedang hamil. Soraya tidak ingin anaknya terlahir tanpa sosok seorang ayah.
Alven menarik koper miliknya yang sudah dipenuhi dengan baju-bajunya. Tetapi tiba-tiba saja tangan Soraya kembali menarik tangan Alven. Alven menyeringai tipis, dia sudah menebak kalau Soraya akan menahannya. padahal sebelumnya Soraya lah yang mengusir Alven.
"Ada apalagi Soraya? kamu sudah mengusirku, tentulah Aku akan pergi dari sini tidak mungkin juga aku tetap di sini kalau kamu sudah mengusir." ucap Alven Padahal di dalam hatinya ya begitu bahagia, karena Soraya tidak jadi mengusirnya.
Jika memang Soraya benar-benar mengusirnya malam ini, Entah di mana pria itu akan menginap. Tidak mungkin juga dia kembali ke rumah kedua orang tuanya malam-malam seperti ini. Pasti kedua orang tuanya akan semakin marah kepadanya.
Apalagi usia pernikahan Alven dengan Soraya masih seumur jagung.
"Kamu jangan pergi! Apakah kamu ingin membiarkan Putra Kamu terlahir tanpa sosok seorang ayah?" ucap Soraya sambil memegang perutnya.
"Kamu yang mengusirku! Aku seorang laki-laki seharusnya memiliki harga diri. Diusir kalau tidak pergi, itu sama saja aku merasa terhina.
"Sudahlah Maafkan Aku. Aku sebenarnya tidak berniat mengusir kamu tapi aku sangat emosi Kamu telah menghianati pernikahan kita." ucap Soraya mencoba menahan tangan ALven.
"Okey aku akan tetap berada di sini." Kali ini Alven ingin meraup keuntungan dari sang istri. karena dia tahu Soraya tidak akan melepaskannya begitu saja.
"Iya, sekarang koper kamu kamu masukkan ke dalam kamar gih ."
"Aku tidak mau!
"Kenapa tidak mau?"
"Aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi."aku bersedia tetap tinggal di sini tapi dengan satu syarat."ucap Alven menyeringai tipis
"Syarat? syarat apaan tuh?"
"Syarat agar kamu tidak terbiasa mudah mengusirku saat kau marah kepadaku. Karena bagaimanapun aku ini suami kamu." ucap pria itu kepada Soraya.
"Apa itu?
"Berjanjilah padaku, apapun yang terjadi Kamu tidak akan mengusirku lagi dari rumah ini, selain kalau tidak diriku sendiri yang akan pergi." ucap Alven yang mampu membuat Soraya langsung terdiam.
"Maksud kamu apa?
"Berjanjilah, kau tidak akan mengusirku dari rumah ini walaupun sebesar apa pertikaian kita." ucap Alven.
Soraya menghela nafas panjang. lalu menatap sang suami dengan tatapan penuh tanya.
"Bagaimana, Apa kamu setuju dengan syarat yang aku berikan kepadamu?
Soraya menghela nafas panjang. Dia tidak menjawab pertanyaan Alven.
"Oke, kalau begitu, diamnya kamu berarti kamu tidak setuju akan syarat yang aku berikan. Jadi untuk itu, lebih baik aku pergi dari rumah ini daripada harga diriku kamu injak-injak." ucap pria itu sambil mulai melangkahkan kakinya keluar dari pintu rumah.
lagi lagi tangan Soraya menahannya. "Iya aku setuju." Dengan terpaksa Seraya menyetujui syarat yang diberikan oleh Alven kepadanya. Ia takut kalau Evi akan merebut Alven darinya, dan Alven akan benar-benar meninggalkannya. Sementara dirinya masih dalam keadaan hamil.
lagi lagi Alven merasa menang terhadap wanita. Dia merasa diperebutkan oleh Soraya dengan Evi. Tapi yang sebenarnya dia sama sekali tidak mengetahui nya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA BARU EMAK.
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂