Jodoh Ke Dua
"Mas, kamu mau kemana?" tanya Tamara kepada suaminya yang saat ini memasukkan baju baju nya kedalam koper miliknya.
"Aku ada tugas di luar kota." ucap Alven saat istrinya datang menghampirinya ke kamar.
"Tapi kok dadakan mas?"
"Namanya juga tugas! sudah, jangan bawel! kalau saya tidak kerja, kamu mau makan apa? hah!" ucap Alven dengan nada ketus kepada Tamara.
Tamara langsung terdiam.
"Ini uang belanja, sebelum saya pulang dari luar kota." ucap Alven sambil memberikan uang sebesar lima juga rupiah.
"Mas berapa lama di luar kota?"
"Saya belum tau." sahut Alven dengan Ketus.
"Jangan lama lama ya, Mas. Kami membutuhkanmu disini. Kami pasti sangat merindukanmu." ucap Tamara dengan nada Sendu.
Entah mengapa perasaan Tamara, sepertinya suaminya menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi ia sama sekali tidak mengetahui apa yang sedang di sembunyikan oleh suaminya.
"Ada rasa curiga di hati Tamara, kalau suaminya memiliki wanita lain diluar sana. Tapi dia tidak memiliki bukti sama sekali. Dia selalu berusaha percaya kepada suaminya.
Tapi beberapa bulan terakhir ini, kecurigaan ada di dalam hatinya. Karena suaminya sering pulang larut malam, dengan alasan lembur di kantor.
Bahkan Alven sering tidak pulang ke rumah. Dan Alven juga sudah sangat jarang membelai dan menyentuhnya jika berada dirumah.
"Ya sudah aku pamit dulu," ucap Alven.
Tamara memberi salam kepada suaminya dan mencium punggung tangan suaminya.
Tak ada balasan kecupan hangat dari sang suami. Justru Alven langsung masuk kedalam mobil miliknya meninggalkan Tamara dan putrinya disana.
Tamara menatap mobil suaminya yang berlalu meninggalkan rumah yang selama ini mereka tempati.
Tamara menggendong putrinya masuk ke rumah. "Semoga Mas Alven benar ada tugas keluar kota. Tidak seperti apa yang aku pikirkan." gumam Tamara dalam hati. Ia berusaha menepis pikiran negatifnya terhadap suaminya.
Kemudian Tamara melakukan aktivitasnya seperti biasa, sebagai ibu rumah tangga. Setelah menidurkan putrinya Fitricia.
Sementara di tempat lain. Seorang wanita cantik bertubuh ideal tinggi sekitar 175 centi meter menggunakan dress selutut dengan belahan dada yang agak terbuka, menunggu sosok lelaki yang akhir-akhir ini menjalin hubungan dengannya.
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar jelas di telinganya. Wanita itu beranjak dari tempat duduknya. Ia sudah mengetahui siapa yang akan datang ke apartemen miliknya.
"Hello sayang, kamu sudah datang." ucap Soraya sambil mengembangkan senyumnya memeluk Alven yang baru datang menghampiri dirinya.
Alven memberikan kecupan hangat di bibir ranum wanita itu. Ia seolah lupa akan keberadaan sosok istrinya Tamara dan putrinya Fitricia yang menunggunya dirumah.
"Ayo masuk sayang, aku sangat merindukanmu." ucap Soraya sambil kembali memberikan kecupan hangat di wajah tampan Alven.
"Kamu jadi menginap di sini beberapa hari bukan, untuk menemaniku?"
"Jangankan beberapa hari, untuk selamanya juga aku bersedia tinggal bersama kamu sayang. Aku sangat mencintaimu." goda Alven lalu memberikan kecupan hangat kembali ke bibir ranum wanita itu.
"Ah, Gombal. Terus bagaimana istri dekil mu itu mau kemanakan?"
"Itu tidak perlu kamu pikirkan, sebentar lagi aku akan menceraikannya. Dia wanita bodoh yang selama ini terlalu naif ingin memiliki cintaku seutuhnya. Aku akan menceraikannya asalkan kamu bersedia menikah denganku. Aku sangat mencintaimu Sayang." lagi lagi Alven mengungkapkan perasaannya yang membuat wanita yang ia dekap, kali ini menjadi merasa sangat bahagia karena telah dicintai oleh suami orang lain.
"Benarkah?
"Kalau begitu segeralah ceraikan dia, agar kita menikah. Aku tidak ingin hubungan kita terus-menerus begini saja. Aku juga butuh kepastian Mas." ucap Soraya sambil bergelut manja di lengan Alven
"Ya sudah aku capek, Aku pengen istirahat dulu."ucap Alven Seraya melonggarkan dasinya.
"Mas Duduk dulu deh, aku buatin kopi untuk Mas." sahut Soraya sambil berlalu ke arah dapur membuatkan secangkir kopi untuk Alven sang kekasih yang sangat ia cintai.
Melihat tubuh seksi dan penampilan Soraya, memang setiap lelaki pasti akan terpesona melihatnya. Memiliki tubuh yang ideal, body bak guitar Spanyol.
"Beda banget sih kamu dengan Tamara, Coba aja Tamara memiliki body seperti kamu dan berpenampilan seperti kamu juga, pasti aku tidak akan menghianati dirinya."gumam Alven dalam hati.
Beberapa menit kemudian Soraya datang membawakan secangkir kopi dan satu toples cemilan, lalu ia hidangkan untuk Alven lelaki yang telah memporak-porandakan hatinya.
"Sayang, ini kopinya silakan diminum. kamu pasti sudah capek, kan?"ucap Soraya sembari memijat memijat kaki Alven setelah menghidangkan secangkir kopi dan cemilan itu.
Alven mengembangkan senyumnya, lalu menyeruput kopi itu dengan perlahan. sembari menikmati kopi buatan Soraya Alven juga sesekali menikmati kecupan yang diberikan oleh Soraya untuknya.
"Mas, kapan kamu akan menikahiku? aku sudah tidak sabar lagi ingin bersanding denganmu. Atau jangan-jangan kamu tidak benar-benar mencintaiku? ucap Soraya sambil mengerucutkan bibirnya pura-pura merajuk.
Alven meraih tubuh wanita itu kepelukannya. "Kamu jangan ngambek dong, Kamu harus sabar dulu. Semuanya butuh proses sayang, Aku akan segera menceraikan Tamara, dan kita akan segera menikah "ucap Alven sambil berusaha mengembangkan senyumnya semanis mungkin.
"Dari dulu kamu sudah mengatakan kalau kamu akan segera menceraikan istrimu. Tapi hingga saat ini belum juga."
"Kamu tau sendiri kan sayang, tidak mungkin aku menceraikan Tamara, sementara Fitricia masih terlalu kecil saat itu. Tapi kalau sekarang Fitricia sudah mulai besar, dan aku akan segera menceraikan Tamara. Kamu tenang saja. Cintaku ke kamu tak akan pernah berubah." ucap Alven.
****
"Ma, Papa kok ngak pulang pulang?" ucap Cia kepada Tamara. Bocah kecil berusia empat tahun itu bertanya kepada Tamara dengan khas suara anak kecil. Karena ayahnya ngak pulang pulang sudah beberapa hari."
"Papa Kamu masih tugas di luar kita sayang. Papa cari uang supaya ada beli susu dan baju Cia." sahut Tamara sambil memberikan kecupan hangat di pipi tembam putrinya, yang telah merindukan sosok Alven hadir di rumah.
Entah mengapa Tamara tidak yakin kalau suaminya pergi keluar kota. Tamara berencana pergi kekantor Alven untuk mencari tahu yang sebenarnya. Dia tidak ingin menduga duga yang dapat menimbulkan dosa.
"Mas, sebenarnya kamu kemana sih? kok ponsel kamu tidak bisa dihubungi?" gumam Tamara sembari terus mencoba menghubungi nomor ponsel suaminya. Tapi beberapa kali Tamara menghubungi nomor ponsel Alven, tapi tak kunjung tersambung.
Tamara menghela nafas panjang. Ada rasa Kwatir terjadi sesuatu kepada suaminya. Hati Tamara di landa gundah gulana.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Chen Aya
mampir thor
2024-02-23
0
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
jodoh pertama nya siapa?🙄
2023-08-23
0
susi 2020
😍😍😍
2023-08-15
0