Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Setuju
"Bagaimana? Apa kau sudah menemukan keberadaan Celine ?" tanya Soraya pada anak buahnya. Karena ucapan putrinya, dia langsung menyuruh orangnya untuk mencari keberadaan Celine. Dia harus memastikan jika wanita itu tidak menjadi penghalang untuknya.
"Maaf, nyonya. Saya belum berhasil menemukan keberadaan nona Celine. Tapi setelah saya cek cctv di pusat perbelanjaan, dimana Nona Indira bertemu dengan nona Celine, saya melihat nona Celine masuk ke mobil mewah, nyonya." seru Reno, orang kepercayaan Soraya
"Benarkah?" tanya Soraya memastikan
"Benar, nyonya. Itu adalah mobil keluaran terbaru, edisi terbatas." terang Reno
"What?? Jangan bercanda Reno!!" teriak Soraya tak percaya. Sial!! Jika memang begitu, berarti dugaannya benar. Celine meminta bantuan pada keluarga kaya untuk melawannya. Ini tidak bisa di biarkan. Dia harus mencari tahu, siapa yang sudah memungut wanita itu.
"Aku tidak mau tahu, cari wanita itu sampai ketemu. Dan jika ada kesempatan, bawa dia kehadapan ku." perintah Soraya
"Baik nyonya." Reno membungkuk dan pergi dari ruangan Soraya untuk menjalankan perintahnya.
"Celine!!! Aku salah sudah mengusir mu. Harusnya aku menjadikanmu, budakku. Heh... Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan impianku. Aku akan melakukan apapun untuk mempertahankan kekayaan ku." geram Soraya.
...****************...
Nicholas terlihat menyibukkan diri diruang kerjanya. Sudah beberapa hari semenjak perjanjian yang dia tawarkan pada Celine, dia belum bicara dengan Celine. Dia hanya bicara seperlunya saja dan lebih banyak menghabiskan waktunya diruang kerja.
Dia ingin memberi Celine waktu untuk berfikir. Dia juga tidak akan memaksa karena semua pilihan ada di tangan Celine. Bahkan dia sudah menyiapkan surat perjanjian yang akan mereka tandatangani nantinya jika Celine menerima tawarannya.
Tapi walaupun begitu, Nicholas masih ragu dengan apa yang dia lakukan. Apa semua ini sudah benar? apa ini yang dia inginkan? Tapi perubahan Celine dan ucapan yang keluar dari mulut wanita itu, membuatnya mantap melakukan hal ini. Hah... Rasanya aneh jika harus ada batasan antara suami dan istri. Walaupun mereka menikah tanpa Cinta, apa dia tidak berhak melakukan hal itu pada istrinya sendiri?
"Semoga aku melakukan hal yang tepat." gumam Nicholas. Dia menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya sejenak. Hingga suara ketukan pintu membuatnya terkejut. Dia menghela nafas dan mempersilahkan siapapun itu untuk masuk.
Nicholas melihat kearah pintu, dan seorang wanita yang sudah dia tunggu, akhirnya datang menemuinya. "Kau sudah mengambil keputusan?" tanya Nicholas
"I-iya," Celine menunduk dan terlihat sangat gugup. Dia sudah memikirkan, keputusan apa yang akan dia ambil. Bahkan dia sudah menghubungi Dista untuk menanyakan tentang perusahaan keluarganya, dan Dista mengusulkan untuk meminta bantuan Nicholas. Bukan berarti Andara tidak bisa membantunya tapi karena Andara berada di luar negeri, maka semua itu akan sedikit lambat.
"Katakan!!" pinta Nicholas
"Em...A-aku," Celine menggigit bibir bawahnya. Dia menggerakkan bola matanya kesana kemari terlihat ragu untuk mengatakannya.
"Jika kau masih ragu, lebih baik jangan katakan. Keluarlah!! aku masih sibuk."
"Ti-tidak!! Maksudku, aku sudah yakin." lirihnya
Nicholas menopang dagunya dengan sebelah tangan, menunggu Celine berbicara.
"A-aku bersedia. Maksudku, aku terima tawaran darimu. Aku... Aku akan memberimu keturunan sebagai balasan karena kau mau membantuku." seru Celine sambil menutup kedua matanya. Dia terus meyakinkan diri sendiri jika apa yang dia lakukan sudah benar.
"Kau yakin? Masih belum terlambat untuk merubah keputusan mu itu." sahut Nicholas
"Tidak, aku sudah sangat yakin. Tapi... Tapi..."
"Tapi apa?"
"Beri aku waktu." lirihnya, "I-ini pertama kalinya untuk ku. Bahkan aku belum pernah dekat dengan pria manapun." gumamnya yang masih terdengar oleh Nicholas .
Bibir Nicholas tertarik kesamping. Dia merasa senang karena menjadi pria pertama dalam hal apapun mengenai Celine. Pantas saja wanita itu terlihat gugup dan kaku. Ternyata semua itu karena wanita itu tidak memiliki pengalaman apapun.
"Baiklah. Aku tidak akan memaksamu. Tapi aku harap kau mau belajar sedikit demi sedikit agar kau terbiasa. Dan..." Nicholas mengambil sebuah map di laci dan memberikannya pada Celine. "Aku sudah membuat perjanjian agar aku ataupun dirimu tidak merasa dirugikan. Aku hanya ingin kau percaya jika aku orang yang menepati janji. Karena itu, aku membuat surat perjanjian ini. Kau bisa membacanya terlebih dahulu."
Celine mengambil map tersebut dan membaca dengan teliti isi dari surat perjanjian yang akan mereka tandatangani. Dia terdiam untuk sesaat saat hendak menandatangani surat tersebut. Dan Nicholas dapat melihatnya, sepertinya ada yang membuatnya ragu.
"Apa ada yang tidak sesuai?" tanya Nicholas
"Tidak, bukan begitu. Tapi bolehkan aku menambahkan satu poin saja?" pinta Celine
"Katakan!!"
"Aku ingin kau menjalani pengobatan dan terapi lagi."
Deg