Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 24. Mengantar Pulang
Bab. 24
"Kita pulang sekarang, ya?" tawar Zacky setelah tangis Tusha mereda. "Kamu pasti juga capek habis perjalanan jauh. Baru besok kita jalan-jalan," imbuh Zacky lagi. Mengusap lembut puncak kepala wanita yang berada di depannya.
Tusha mengangguk. Ia sendiri juga merasa lelah. Perasaannya juga sudah mendingan, di saat melihat sikap Zacky kembali seperti biasa. Lembut dan penuh perhatian kepada dirinya.
"Kamu nggak mau cium aku dulu, Mas?" goda Tusha dengan ekspresi menggemaskan.
Ingin! Sangat ingin sekali Zacky rasakan. Namun sebisa mungkin ia tahan, takut kalau ia menginginkan hal yang lain. Di tambah lagi setelah mengenal apa itu penyatuan, pikiran Zacky sering kali berkelana ke mana-mana. Seolah ingin mengulang dan merasakan lagi.
'Shiit! Kenapa gue malah mikir ke arah sana, sih!' umpat Zacky di dalam hati.
Pria itu menggelengkan kepala, mengusir pikiran mesum yang tersusun di sana.
Sedangkan Tusha sedari tadi memperhatikan Zacky, memicingkan matanya. Ada apa dengan tunangannya ini. Sikapnya tampak aneh dari tadi.
"Kalau nggak mau ya nggak apa-apa kok, Mas. Nggak usah tertekan kayak gitu," ujar Tusha pada akhirnya.
Ia mencoba untuk berpikir positif mengenai tunangannya yang terlihat aneh.
"Bukan begitu, Baby. Mas hanya merasa kotor aja. Karena keringetan, terus dari tadi segala macam makanan di makan. Jadi kapan-kapan aja, ya?" elaknya dengan alasan yang terdengar ambigu sekali.
Padahal Tusha hanya bertanya apakah dirinya tidak mau mencium wanita itu. Tetapi kenapa jawabannya seolah ia ditawari dengan sesuatu yang lain.
Tidak mau berpikiran buruk, Tusha mengangguk mencoba mengerti. Walau terasa janggal saja. Biasanya tunangannya itu akan dengan sangat senang kalau ia meminta dicium.
"Ayo, kuantar pulang Baby!" ajak Zacky sembari mengulurkan tangannya ke arah Tusha.
Tusha mengangguk serta meraih tangan Zacky. Mereka keluar ruangan dengan bergandeng tangan. Sedangkan tangan Zacky yang sebelah tengah sibuk menyeret koper milik Tusha.
Banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka. Tusha merasa malu karena menjadi pusat perhatian seperti ini. Wanita itu lantas menyembunyikan wajahnya di lengan Zacky.
"Kenapa?" tanya Zacky dengan suara lirih. Menoleh ke samping dan mendapati Tusha menyembunyikan wajahnya.
"Nggak nyaman aja diliatin kayak gini, Mas," jawab Tusha dengan suara manjanya.
"Itu karena kamu cantik," puji Zacky yang langsung mendapat pukulan di lengannya.
"Gombal banget."
Zacky tidak lagi menanggapi ucapan Tusha. Pria itu terus membawa langkahnya menuju tempat parkir khusus.
Tidak lupa Zacky membukakan pintu untuk Tusha setelah menaruh koper di bagasi. Pria itu benar-benar lembut dalam memperlakukan wanita.
"Makasih, Mas," ucap Tusha dan mendapat senyuman tipis dari Zacky.
Kemudian pria itu duduk di balik kemudi lalu melakukan mobilnya menuju rumah orang tua Tusha. Kebetulan juga ia sudah sangat lama tidak main ke rumah calon mertua sekaligus teman baik dari maminya tersebut.
Tidak ada percakapan di dalam mobil. Mereka terdiam, sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Selang beberapa menit, mobil yang dikemudikan oleh Zacky pun sampai di depan rumah orang tua Tusha.
"Kamu nggak mau mampir dulu, Mas?" tawar Tusha ketika Zacky baru saja mematikan mesin mobilnya.
"Iya, sebentar aja ya," sahut Zacky.
Tidak enak juga dengan calon mertuanya kalau sampai ia tidak singgah sebentar. Apa lagi Tusha tiba dari bandara langsung menuju ke kantornya.
Namun, ketika pintu rumah Tusha terbuka dari dalam, tiba-tiba saja dering di ponsel Zacky berbunyi. Membuat Zacky reflek mengambil ponselnya.
Sedangkan Tusha memeluk mamanya yang barusan membuka pintu.
"Baru pulang, Sayang?" sapa mama Amira, mamanya Tusha. Tampak kaget dengan kedatangan putrinya. "Kenapa enggak bilang kalau mau pulang?" karena Tusha tidak mengabari mereka.
"Kan udah ada yang jemput, Ma," sahut Tusha sambil menunjuk ke arah Zacky yang sedikit menjauh demi menerima telepon.
"Zacky kelihatan sibuk, malah kamu gangguin," omel mama Amira kepada Tusha. Tusha hanya tersenyum sembari memeluk mamanya.
Sementara Zacky tampak terkejut dengan sesuatu yang baru ia dengar barusan. Rahangnya mengeras di kala mendengar sebuah berita yang cukup mengusiknya.
"Bereskan mereka." tekan Zacky dengan suara lirih. Karena tidak ingin ada yang mendengar ucapannya.
banci bangett..
sila z yg cewe tegas bisa ngambil sikap.. lah inii...katanya ceo pendidikan tinggi. tapi gak bisa ngambil sikap dan menentukan prioritas