NovelToon NovelToon
Istri Warisan Adik

Istri Warisan Adik

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Obsesi / Naik ranjang/turun ranjang / Tamat
Popularitas:830.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Noor Hidayati

Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.

Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trauma Masa Lalu

"Apa yang menahan dirimu kak Amar?" suara itu membuat Amar yang sebelumnya terpejam di kursi kerjanya mencari-cari darimana datangnya suara itu.

Pandangannya terhenti saat melihat Amir sang Adik berdiri di sudut ruangannya.

"Amir..." lirih Amar yang langsung berdiri melihat Amir dengan tatapan dingin melangkah kearahnya.

"Kenapa kak Amar masih tidak mau melepaskan diri dari masa lalu dan terus-terusan menahan diri untuk membuka hati pada Mahira?"

"Amir... dengarkan aku..."

"Kak Amar sudah berjanji menerima istri dan juga anak ku, tapi kenapa kak Amar menyiksa hatinya?"

"Amir... kamu tahu ini tidak mudah bagiku, semua butuh proses, butuh waktu untuk menyesuaikan semuanya."

"Sampai kapan, berapa lama lagi kak Amar membutuhkan waktu? sudah lebih dari lima belas tahun sejak wanita itu mengkhianati kak Amar, tapi sampai sekarang kak Amar masih tidak mau membuka hati untuk siapapun. Bahkan Mahira yang sudah sah menjadi istri kak Amar!"

"Karena aku tidak ingin merasakan kesakitan dalam cinta lagi Amir! kamu tau benar bagaimana terpuruknya aku karena pengkhianatan itu, kamu tau benar bagaimana aku berjuang bangkit hingga aku mampu berdiri seperti sekarang ini!" saut Amar dengan mata berkaca-kaca mengingat penghianatan besar yang dilakukan oleh wanita yang begitu ia cintai.

"Kak Amar, percayalah padaku kak, Mahira tidak akan pernah membuat hatimu terluka, dia wanita yang sangat baik, dia akan lebih rela terluka dan menderita daripada melihat kak Amar terluka."

Amar masih terdiam dengan apa yang Amir katakan. ketakutan akan terluka kembali dalam cinta membuatnya terus menghindari perasaannya yang mungkin sudah tumbuh subur jika Amar membiarkannya tumbuh.

"Kak Amar... jika kak Amar tidak mencobanya bagaimana kak Amar tahu keindahan mencintai dan dicintai? Kak Amar begitu pemberani dan kuat menghadapi segala cobaan yang menimpa kak Amar sejak kecil, tapi kenapa kakak kalah dalam menghadapi ketakutan diri sendiri?"

"Aku tidak takut Amir! Aku tidak takut... Aku tidak takut..."

"Tuan Amar... Tuan Amar..."

Amar terkesiap mendengar seseorang membangunkannya. Seperti orang bingung Amar melihat sekelilingnya seakan tak menyadari dimana dirinya sekarang.

Ya, setelah Amar keluar dari kamar Mahira, Amar yang menerima telpon dari sekretarisnya bergegas ke kantor untuk menandatangani beberapa berkas penting. Dan ketika telah menyelesaikan pekerjaannya, Amar yang semalam kurang tidur menyandarkan tubuhnya di kursi tingginya dan tak berapa lama Amar tertidur.

"Amir... Amir datang menemuiku?" batin Amar begitu menyadari dirinya di kantor dan yang baru saja terjadi hanyalah mimpi.

"Tuan Amar baik-baik saja?" tanya sang sekertaris yang melihat kegelisahan Amar.

"E-ya, Aku baik-baik saja, ada apa?"

"Ada satu berkas lagi yang perlu Tuan tandatangani, ini Tuan." ucap sekertaris menyodorkan berkas tersebut.

Setelah selesai menandatangani, Amar mengembalikan berkas itu dan meminta sekertarisnya keluar meninggalkannya.

Setelah sendirian, Amar kembali mengingat kata demi kata yang Amir ucapkan dalam mimpinya, sangat jelas seakan Amir benar-benar datang menemuinya.

"Amir... apa kamu ada disini?' tanya Amar yang seketika itu juga dibuat kaget oleh jatuhnya bingkai foto dari mejanya.

Amar membungkukkan badannya untuk mengambil bingkai tersebut. Kemudian membalik bingkai foto yang terpasang foto dirinya dan juga Amir.

Dipandanginya wajah sang Adik yang tengah tersenyum bahagia, senyum yang tidak bisa lagi Ia lihat seumur hidupnya.

"Maafkan aku belum bisa mengembalikan senyum bahagia mu Amir," ucap Amar yang kemudian mengingat kejadian tadi siang di kamar Mahira. Dimana Amar sempat membelai lembut wajah Mahira dan memberikan kecupan pertamanya di kening Mahira. Namun ketakutan akan kembali patah hati membuat Amar menahan diri untuk meneruskan seperti apa yang Mahira impikan.

Bersambung...

1
yuning
akhirnya dilanjut
yuning: ceritanya dan ceritanya tentunya 😁
Itsmenoor (Author Gragas): dilanjut apanya nih? 😁
total 2 replies
Sutarwi Ah
smg witing tresno jalaran soko kulino. tumbuhnya cinta karna biasa.
Sutarwi Ah
dari zaman baholak lambe turah pasti tukang nyinyir.
Sutarwi Ah
yg namanya wasiat wajib hukumnya tuk dilaksanakan.
TS
ini Amarnya yg bodoh ap gimana ya
Airin Mukherjee
sabar ya amar tahan dulu sampe mules🤣🤣🤣
Fera Damayanti
Luar biasa
Sutarwi Ah
baru 1episod kok banyak banget bawang merahnya.
Heryta Herman
waaahh...klo melihat kondisi tuan Rustam..yg kurang sehat....dpt di pastikan si nyonya Rustam rupanya jadi tante girang...Rian jadi piaraan nyonya Rustam nih...
Rian diam diam menghanyutkan...istri orang mau di embat juga...
yg jadi musuhndlm selimut di rmh Amar,mungkin baby sitter Lia..
Heryta Herman
baca parti ni di siang hari yg panas...eeehhh semakin panasa sekujur tubuh ku thor..
harreeeuudaang.../Facepalm/
Itsmenoor (Author Gragas): hahaha... coba dini hari bacanya 😆
total 1 replies
Heryta Herman
hahaha...Amar amar...akhirnya merasakan surga dunia,sdh di rasa sekali mau lagi dan lagi...bikin nagih yaaa...
Airin Mukherjee: amar malah ketagihan 🤣🤣
total 1 replies
Heryta Herman
akhirnya...apa yg harus teradi sejak lama,terlaksana...aaaa...ikutan panas dingin bacanya thor../Chuckle/
Airin Mukherjee: akhirnya amar unboxing juga🤣🤣🤣😝
total 1 replies
Heryta Herman
hihihi...bener thor..malu" tapi mau.. ga cinta tapi nyosor terooos...
Airin Mukherjee: alaahhhh mar mar bilang aja mau
total 1 replies
Heryta Herman
harus ada kejadian yg tdk menyenangkan sprti ini, barulah kamu menyadari betapa berharganya istrimu,Amar...
Heryta Herman
sungguh miris nasibmu Mahira..rmh yg harusnya tmpt ternyaman untuk tinggal malah menimbulkan trauma...
Heryta Herman
beri pelajaran pada Amar..abaikan keberadaan nya di sekitarmu..egois banget jadi laki"...
klo sllu bertengkar hanya krna mslh yg sengaja di caei" sama Amar..untuk apa menikah?mau di bawa sampai kemana peenikahan ga sehat itu yg akhirnya hanya menyakiti kalian berdua...
Airin Mukherjee: enaknya tinggalin aja dulu si amar biar mampus to kesepian baru nyaho
total 1 replies
Heryta Herman
Kau sendiri yg mengajak istrimu ke pesta,kau sendiri yg cari masalah,sdhnya kau salahkan istrimu krna trauma mu...maumu apa Amar..klo tdk bisa menjalani pernikahan itu krna trauma mu,jngn paksakan dirimu...bebaskan Mahira..biarkan dia bahagia dgn caranya...
Airin Mukherjee: makanya amar punya istri itu di perhatiin bukan di cuekin
total 1 replies
Heryta Herman
karena trauma masa lalu??klo begitu...jngn ksh harapan yg tak pasti pada Mahira.. lepaskan mahira...biar mahira bahagia bersama emir si buah hati...
Heryta Herman
Mahira cuma mimpi...mimpi mengharap yg tak pasti...
Heryta Herman
hadduuuh si author...bikin gemes bacanya...kita teebawa suasana yg di ciptakan author nih.../Curse/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!