Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 24
Merasa di perhatikan seperti itu membuat Naya memeriksa penampilannya dan penampilan anak asuhnya.
" Kenapa mereka melihat kami seperti itu ya, apa ada yang salah ?" kata Naya yang bertanya dalam hati.
Setelah memastikan tidak ada yang salah dengan penampilan, Naya mencoba tidak perduli dan mengabaikan saja, lalu terus melangkah mengantar gadis kecil itu ke dalam kelasnya.
" Sayang sekolah yang pintar ya, bunda tunggu di luar ya " kata Naya, tapi gadis kecil itu tidak menjawab dan malah berpegang erat pada pakaiannya.
" lho kenapa sayang, Flo takut ?" tanya Naya pelan.
Gadis itu langsung mengangguk dan tidak menjawab sama sekali, melihat itu Bu guru yang mengajar di sekolah itu langsung menghampiri mereka.
" Maaf mbak saya wali di sekolah ini, kalau boleh tahu mbak ini siapa nak Flo ya ?" tanya Bu guru itu.
" Tidak apa-apa Bu, kenalkan nama saya Kanaya, pengasuh anak ini. " jawab Kanaya, sedangkan gadis kecil itu masih berpegangan erat di pakaian Naya seolah tidak ingin di tinggal.
" Oh, jadi mbak ini pengasuh baru nak Flo ya, pantas saja Flo mau datang ke sekolah. " kata Bu guru itu lagi.
" Memangnya, ada apa dengan anak asuh saya selama ini Bu ?" tanya Naya begitu sangat penasaran.
" Begini mbak, pengasuh nak Flo yang dulu biasanya tidak mau mengantarkan sampai ke dalam kelas, beliau mengantarkan sampai depan sekolah saja, setelah itu langsung meninggalkan nak Flo sendirian begitu saja, jadi nak Flo juga tidak mau masuk ke dalam kelas karena takut sendiri tidak ada yang mengantarnya. Kami terus membujuk, tapi nak Flo bukannya masuk malah berlari ke luar sekolah. " jelas guru itu.
" Kenapa bisa begitu, apa Bu guru dan pihak sekolah tidak memberitahukan orang tuanya tentang semua ini ?" tanya Naya lagi yang sangat terkejut mendengar semua itu.
" Kami tidak berani mbak, pengasuh yang dulu selalu mengancam kami, kalau kami beritahukan pada orang tuanya maka beliau akan mencelakai nak Flo, dan itu yang membuat nak Flo sangat ketakutan masuk ke dalam kelas, karena Nak Flo pernah sekali di pukul pengasuh itu di dalam kelas karena kami akan mengadu pada orang tuanya. " jelas guru itu lagi.
" Keterlaluan, perbuatannya sungguh tidak bisa di ampuni, beraninya berbuat seperti itu pada anak sekecil ini, pantas saja semua ibu - ibu TK memperhatikan ku, mereka kira mungkin aku juga sama seperti mak lampir itu, makanya di antara mereka ada yang memandangku dengan tatapan kebencian dan sangat tidak suka. " kata Naya dalam hati, yang baru mengerti arti tatapan mereka semua saat Naya datang tadi.
" Ibu guru tenang saja, pengasuh yang dulu sudah kami bereskan, dan sekarang ia sudah mendekam di penjara untuk selamanya. Jadi saya mohon bantuannya, agar Bu guru dan adik - adik yang lainnya mau membantu untuk menyembuhkan kembali mental dan keberanian anak asuh saya ini " kata Naya
" Benarkah, syukurlah kalau begitu, orang jahat seperti itu memang pantas di hukum seumur hidup. Baiklah mbak Naya, dengan senang hati kami akan membantu mengembalikan lagi keceriaan gadis kecil ini. " sahut Bu guru itu yang sangat lega akhirnya tidak ada lagi yang berbuat jahat pada anak didiknya ini.
Dengan bujukan dan kata - kata lembut dari Naya guru dan teman - teman sebayanya, akhirnya gadis kecil itu bersedia di tinggal di dalam kelas bersama anak - anak yang lainya, dengan syarat Naya harus berada di depan ruang kelas, dan pintu kelas pun di buka agar gadis kecil itu dapat melihat Naya.
Pihak sekolah tidak mempermasalahkan hal itu, mereka juga mengerti dengan apa yang di rasakan gadis kecil itu, sehingga menjadi seperti ini.
Setelah selesai sekolah, mau tidak mau Naya membawa gadis kecil itu ikut bersamanya pulang ke rumah, karena sang ibu terus terusan menghubunginya.
Sedangkan gadis kecil itu juga tidak mau berpisah dengan Naya barang sedetik pun, hingga tidak ada pilihan lain terpaksa Naya membawanya pulang juga.
Sesampainya di rumah, Naya langsung membawa gadis kecil itu masuk, dan di dalam rumah itu sang ibu sudah menunggu kedatangan Naya dari tadi.
" Anak siapa yang kamu bawa itu Naya ?" tanya Nadiya yang sangat terkejut melihat putrinya datang membawa anak kecil.