"Papa sudah menjodohkanmu dengan Arion, putra dari sahabat Papa!"
Jedar, bak tersambar petir disiang bolong saat mendengar ucapan dari sang Papa. Seketika tubuh Zeva langsung menegang dengan mulut terbuka.
"tidak, ini tidak boleh terjadi!"
Niat hati ingin meminta restu untuk hubungannya dengan sang kekasih, malah berakhir dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.
Bak buah simalakama, itulah ungkapan yang tepat untuk apa yang Zeva rasakan saat ini. Dia tidak bisa berpisah dengan laki-laki yang sangat dia cintai, tapi tidak juga bisa melawan kehendak kedua orangtuanya.
Apakah yang akan terjadi pada Zeva selanjutnya?
Bisakah dia membina rumah tangga sesuai dengan keinginan kedua orangtuanya?
Yuk, ikuti kisah mereka yang penuh dengan kegaduhan dan kejutan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24. Godaan Mama Audy.
"Ekhem."
Arion dan Zeva terlonjak kaget saat mendengar deheman dari seseorang, sontak mereka langsung melihat ke arah belakang.
"Mama, Papa?"
Mama Audy dan Papa Ben mendekati mereka dengan senyum lebar, sementara mereka sendiri sedang menundukkan kepala dengan menahan malu.
"Wah, rupanya mama sama Papa ganggu kalian yah," celetuk mama Audy sambil duduk di hadapan anak dan menantunya itu.
Zeva semakin menundukkan kepalanya dengan wajah merah padam, sementara Arion kembali memasang wajah datar.
"Tumben Mama dan Papa ke sini?" tanya Arion, biasanya kedua orangtuanya itu akan menyuruh pulang jika ingin bertemu.
"Kenapa? Apa kau takut kalau kami akan mengganggu?" Mama Audy bersedekap dada dengan alis mata naik turun, dia tahu kalau saat ini Arion juga sedang menahan malu.
"Cih, ganggu apa!" Arion memalingkan wajahnya yang mulai memerah, dia merasa lelah jika harus meladeni apa yang Mama Audy ucapkan.
Mama Audy terkekeh melihat raut wajah Arion, baru pertama kali dia melihat wajah anaknya memerah seperti itu.
"Sudah-sudah, jangan ganggu anak itu, Ma!" Papa Ben terpaksa turun tangan karena kasihan melihat menantunya yang terus menunduk malu. "Kami datang ke sini mau menyuruh kalian untuk pulang ke rumah, lusa ada acara anniversary mama dan papa."
Arion langsung mengangguk paham, dia lalu melihat ke arah Zeva yang masih menunduk. "Kalau kau menunduk terus, nanti kepalamu sakit!" Dia menarik dagu Zeva agar menatap wajahnya.
"Si-siapa bilang?" Zeva langsung menyingkirkan tangan Arion dari wajahnya, dan membuang muka sebal.
Arion tersenyum tipis dengan apa yang Zeva lakukan, dan semua itu menjadi bahan tontonan bagi papa Ben dan mama Audy.
"Apa hubungan mereka baik-baik saja? Apa Zeva sudah bisa menerima Arion menjadi suaminya?" Ingin sekali mama Audy menanyakan apa yang ada dalam pikirannya, tapi tidak mungkin dalam keadaan seperti ini.
"Oke, kami akan datang," ucap Arion, "jadi, cuma itu ajakan yang mau Mama dan Papa katakan?"
Mama Audy langsung menatap Arion dengan tajam. "Kau mengusir kami?"
"Tidak, aku cuma mau lanjut kerja saja!" Arion bangun dari duduknya sambil menarik tangan Zeva. "Istriku juga harus kerja."
"Cih, dasar kau!" Mama Audy mendengus sebal dengan apa yang Arion lakukan, sementara anaknya itu merasa tidak peduli dan keluar dari ruangan itu.
"Tunggu!" Zeva menarik tangan Arion saat sudah berada di luar ruangan, membuat laki-laki itu melihat ke arahnya. "Kita harus menyiapkan hadiah untuk mama dan papa."
"Untuk apa?" tanya Arion dengan heran, "kedatangan kita saja sudah jadi hadiah terbaik untuk mereka,"
"Apa?" Zeva tercengang dengan apa yang Arion katakan, bisa-bisanya laki-laki itu berkata seperti itu dengan pede sekali.
"Huft." Haris yang mendengar ucapan Arion langsung menutup mulutnya, hampir saja dia kelepasan tertawa yang nantinya akan membawa masalah.
Sementara itu, Arion sendiri merasa tidak peduli karena memang dia tidak pernah memberi hadiah pada kedua otangtuanya.
*
*
*
Saat ini, semua pelayan tampak sibuk mempersiapkan acara untuk anniversary majikan mereka. Sekitaran kolam renang rumah mewah itu sudah disulap dengan penuh warna dan keindahan, membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan terpana.
Zeva sendiri juga sibuk membantu persiapan pesta, dari mulai kue, sampai hidangan yang akan dinikmati para tamu undangan. Dialah yang sudah menyiapkan semuanya.
"Kenapa kau harus kerja keras seperti itu, Sayang? Biarkan para pelayan yang menyiapkan semuanya!"
Zeva yang sedang menyusun bunga mendongakkan kepalanya. "Gak papa Ma, aku senang kok bisa nyiapkan semuanya." Senyum tulus terbit dibibirnya.
Mama Audy senang melihat semangat Zeva, dia bisa menyimpulkan jika hubungan rumah tangga putranya pasti baik-baik saja sekarang.
Beberapa saat kemudian, semua persiapan sudah selesai dilaksanakan. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, itu artinya acara pesta akan diadakan satu jam lagi.
Zeva yang sedang berada di dalam kamar terlihat baru selesai mandi, tubuh yang lelah kini kembali segar setelah berendam diair hangat.
"Kau sudah selesai?"
Tubuh Zeva terlonjak kaget mendengar suara Arion, terlihat laki-laki itu sedang duduk di atas ranjang. "Sudah berapa kali ku katakan, jangan mengagetkanku!" Dia memegangi dadanya yang bedebar-debar.
Arion bangun dari ranjang dan mendekati Zeva membuat wanita itu kembali kaget, dengan cepat dia mengungkung tubuh Zeva yang sudah merapat ke dinding.
"Ma-mau apa kau? Jangan macam-macam ya!" Zeva memegangi ujung handuknya agar tidak terlepas, karena memang dia belum sempat memakai pakaian.
Cup. Untuk yang kesekian kalinya Arion kembali mendaratkan kecupan singkat di kening Zeva, membuat wanita itu mematung. "Aku sudah menyiapkan gaun untukmu, pakailah." Dia memberikan sabuah paper bag pada Zeva, lalu berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
Zeva terdiam menerima paper bag dari Arion, entah kenapa jantungnya berdetak sangat cepat saat ini. "Ada apa dengan jantungku?" Dia menekan dadanya sendiri berharap kalau debaran itu cepat menghilang.
Setelah bersiap, tampilan Zeva sungguh sangat cantik dalam balutan gaun panjang berwarna silver. Bentuk leher model sabrina dengan belahan turun sampai dada membuatnya tampak sangat dewasa, belum lagi belahan samping yang tinggi sampai ke lutut membuat tampilannya sangat seksi dan juga anggun.
Arion yang baru keluar dari kamar mandi langsung terpaku di depan pintu, matanya tidak bisa berkedip saat melihat penampilan Zeva saat ini.
"Cantik, sangat cantik sekali!"
•
•
•
Tbc.
Sayang belum banyak peminat (diliht dr jumlah likers nya lo yaaa..)
Walau tokoh perempuannya di awal bikin Mak gereget, jengkel, dan kesel dg tingkahnya
Terimakasih atas karyamu yg menghibur ya Thor
Semoga makin bamyak yg minat utk baca karya2mu thor
Dan sukses selalu ya
Disatu sisi kasian, di sisi lain kamu bebal Ze..