Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalian ngga bersyukur!
Braakkk!! Lili menggebrak mejanya saat itu. Para dedek gemes beserta Leo dan yang lainnya langsung berjingkrak kaget karena ulahnya.
"Bella... Kamu kenapa?" tanya Nita padanya, sedangkan Leo dari kejauhan hanya memperhatikan jika Bella dalam keadaan kurang mood saat ini. Emosinya seolah terpancing dengan ucapan para dedek gemes itu dan membuatnya geram.
"Ih... Kakak kenapa?" tanya mereka mengelus dada.
"Kalian ini, ngga ada bersyukurnya. Orang tua kaya itu harusnya kalian manfaatkan dengan baik supaya bisa sekolah tinggi dan membanggakan mereka. Bukan begini, malah seenaknya bolos sekolah dan suka bayar denda demi cowok ganteng. Mau jadi apa kalian?!! Kalau kalian tahu disana banyak sekali anak-anak kurang beruntung dengan sekolahnya. Apa kalian mau tukaran posisi sama mereka? Mau?!!" omel Bella panjang lebar saat itu.
Nyali dedek gemes itu seketika menciut, mundur beberapa langkah dari bella dan saling berpelukan takut. Tubuh mereka tampak gemetar dengan segala omelan bella saat itu, seperti tengah mendapat omelan dari ibu tiri yang kejam dan mematikan.
"Te-terus, mau Kakak apa? Kan bukan salah kami kalau mereka miskin dan ngga bisa sekolah seperti kami. Masa iya, kami harus ganti posisi? Ya ngga mau lah," tentang mereka padanya dengan nada sok jago.
"Waduuuh... Bisa gawat ini." gumam leo yang masih dari tempatnya saat itu. Ia memanggil dedek gemesnya dengan lirih, sembari mengibas-ngibaskan tangan agar mereka segera pergi dari sana. Tapi mereka tak paham dengan isyarat leo, justru menganggapnya sebagai lambaian tangan untuk menyapa mereka saat itu.
"Pergi, cepat pergi..." ucap leo sembari berbisik. Saat itu salah satu diantara dedek gemes itu masih saja mempeributkan semuanya dengan bella, padahal bella sudah sangat emosi dibuatnya.
"De... Dea, udahan De. Kita balik sekolah yuk," ajak sahabatnya, tapi masih saja Ia berkacak pinggang menatap sinis Bella dengan segala tantangan dimatanya.
Brak! Lagi lagi bela menggebrak mejanya. Ia lantas keluar dari area kasir dan meraih sapu yang ada didekatya saat itu dan berjalan cepat kearah dedek gemes yang mulai cemas dengan aksinya.
"Aaaarrrghhh!!!" Mereka memekik bersamaan dengan segala takut yang ada, lalu berlari tunggang langgang keluar hingga menabrak beberapa kursi hingga berceceran dari tempatnya semula.
"Daaah... Kak Leo!" Bahkan mereka masih sempat menggatal saat itu meski terbirit-birit menghindari bella yang menyeramkan.
Leo lantas mengejar sahabatnya agar tak sampai keluar. Ia dengan kaki panjangnya bahkan melompat melewati meja hingga sampai pada Bella dengan begitu cepat. Diraihnya tangan Bella saat itu dan menariknya agar kembali masuk, tapi Bella masih bisa melawannya sekuat tenaga. Hingga akhirnya, leo meraih perut bella dengan tangan kekarnya dan membopong tubuh mungil itu masuk kedalam ruang ganti mereka. Tak perduli saat bella meraung-raung minta diturunkan bahka meracau bagai orag mabuk saat itu.
Leo bahkan mengunci mereka berdua didalam ruang ganti dan menurunkan tubuh Bella kesebuah sofa yang ada disana. Kini keduanya duduk bersama dan seling berhadapan dengan Leo menatapnya tajam tanpa suara. Ia seperti tengah menangani anak yang tantrum dan membiarkannya hingga tenang sendiri dan lelah dengan sendirinya.
Bella juga tak hentinya mengomel disana, meluapkan segala emosinya pada para dedek gemes itu hingga lelah, dan Leo dengan sabar mendengarkannya santai dengan kedua tangan Ia lipat didepan dadanya bersandar di dinding dengan nyaman.