Sinopsis :
Seakan tak percaya pada hidup yang seolah khayalan. Baru semalam ia tertidur karena kelelahan dan sekarang ia berpindah jiwa ke masa lampau, Chu Wei memasuki tubuh seorang janda berusia 32 tahun yang namanya sama dengan nya, memiliki 3 anak laki-laki yang sudah dewasa. Beruntung di keajaiban masih ada keajaiban, DING! "Sistem Pasar, beli dengan harga murah, jual dengan harga mahal" setidaknya ada sistem yang bisa membantu nya dari kelaparan.
"Ibu mertua saya sangat misterius sekarang, dia selalu mengeluarkan barang-barang secara misterius. Mengapa selalu mengumpulkan sayuran? Darimana uangnya itu datang? Namun saya tidak berani bertanya, asalkan ada makanan untuk di makan, itu sudah cukup."
Note : Slow Update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Keesokan harinya.
Chu Wei kembali mencari sayuran liar di gunung di ikuti oleh Man Yue dan Gu Yuzi.
Di gunung sangat subur, penuh pohon hijau dan sayuran liar. Padahal sedang musim kemarau, Chu Wei berpikir pasti ada kandungan air yang melimpah di gunung ini. Jika bisa di gunakan saat musim kemarau seperti ini, pasti akan sangat berguna.
Kali ini Chu Wei berjalan bersama anak dan menantu nya. Mereka mulai membungkuk untuk mencari sayuran liar, sementara Chu Wei mendongak ke langit-langit.
Saat melihat ke arah utara matanya tiba-tiba bersinar cerah, itu adalah pohon kastanya!
"Yuzi, Menantu. Berhenti membungkuk dan ikuti saya! " Seru Chu Wei berjalan, Yuzi dan menantu kedua mengikuti Chu Wei tanpa tanya.
Di bawah pohon kastanya.
"Kamu lihat di atas sana? Itu adalah kacang kastanya, panjat lah dan ambil. Aku akan membuatkan camilan enak untuk mu."
Pohon kastanya relatif tinggi, perlu memanjat untuk mengambil buah nya.
Yuzi memanjat, Chu Wei dan Man Yue membungkuk untuk mengambil Kacang kastanya yang jatuh di lempar Yuzi.
Setelah beberapa saat orang-oranh yang lewat melihat mereka memunguti sebuah kacang dan setelah di lihat lagi itu adalah kacang kastanya. Mereka pun mengikuti, memanjat dan memungut kacang kastanya.
Hingga beberapa waktu kemudian tempat itu menjadi ramai, orang-orang memanjat dan memungut.
Keranjang Chu Wei, Man Yue dan Yuzi sudah penuh dengan kacang kastanya. Mereka berdiri lalu turun gunung untuk kembali ke rumah.
Sementara warga desa Xianhe masih memunguti, masing-masing rumah mendapatkan banyak kacang kastanya.
Setelah pulang ke rumah, Chu Wei mengupas nya. Hasil kacang kastanya setelah di kupas di perkirakan memiliki berat 25 kati atau 15 kilo gram.
Chu Wei memasaknya 5 kati, lalu menyimpan sisa nya.
Chu Wei berpikir, kacang kastanya yang di goreng dengan gula akan memiliki rasa yang enak.
Ia menambahkan 2 kati gula merah, membuat Wu Hua Ning maupun Man Yue menghelai napas nya.
Kastanya yang di masak dengan gula merah sangat lah enak. Chu Wei mengambil satu dan memasukan nya ke dalam mulut Yuzi.
"Bagaimana? "
"Enak sekali! "
Mata Yuzi bersinar cerah.
Chu Wei mengangkat nya dari panci dan memasukkan nya ke dalam wadah.
Setelah nya ia mengajak anak-anaknya untuk makan.
"Semuanya berhenti bekerja dulu, cuci tangan kalian dan makan camilan"
Camilan di letakan di atas meja, anak-anak langsung masuk rumah dan memakan nya dengan lahap.
Chu Wei masuk ke kamar untuk menghitung koin, ia menjual semua kastanya yang tersisa lalu membeli kastanya yang lebih besar dari sistem dengan harga murah.
1 kati Kastanya yang di jual ke pasar sistem berharga 10 koin tembaga, dan kacang kastanya yang di beli dari sistem berharga 4 koin. Ia untung 6 koin per kati nya.
Chu Wei memilih-milih, ia melihat ternyata mie instan dunia modern pun tersedia. Namun ia tidak bisa, tidak membeli nya. Tidak peduli apa yang akan di tanyakan anak-anak nya, mereka tidak akan berani.
Sore harinya.
Chu Wei berada di dapur tengah menyiapkan mie instan nya, ia memasukan 10 bungkus mie agar semuanya dapat dalam mangkuk besar.
Kedua menantu nya tidak di izinkan membantu. Namun karena itu mereka menjadi khawatir, apakah mereka melakukan kesalahan? Tapi benarkah Ibu mertua mereka yang pemalas memasak? Namun sudah sejauh ini Ibu mertua mereka membantu bekerja dan berhenti bersikap buruk.
"Saya mencium bau yang harum"
"Bau apa ini? "
"Ini tercium enak, air liur saya menetes! "
Ketiga anak laki-laki Chu Wei telah kembali dari pekerjaan nya. Wu Hua Ning dan Man Yue hanya bisa menjelaskan bahwa Ibu mertuanya memasak.
"Ibu memasak sendiri, dia tidak mengizinkan kami membantu."
Bertepatan setelah itu.
Chu Wei "kalian sudah pulang? Lekaslah basuh wajah kalian dan kita makan malam. Saya memasak mie untuk di makan."
Gu Zhi terkejut, "Kita masih bisa makan lagi? Bukankah tadi sudah memakan camilan? "
"Omong kosong, itu hanya camilan! Tidak akan membuatmu kenyang, ayo pergi dan makan"
Ketiga nya pun keluar untuk membasuh muka, lalu berjalan menuju meja makan.
Aroma kaldu mie instan tercium wangi. Chu Wei memasak mie kari berwarna merah, meskipun merah rasanya tidaklah pedas. Di makan dengan di dampingi oleh kimchi, rasanya sungguh menakjubkan.
Anak-anak nya berdecak beberapa kali merasakan mie yang sangat enak, mereka tidak pernah merasakan nya. Tentu saja, karena di zaman kuno ini tidak ada micin.
"Bumbu mie ini sangat enak! Apalagi di tambah dengan acar sawi yang segar ini, rasanya benar-benar tak terlukis kan. "
Tadinya Chu Wei ingin menambahkan telur, namun ia berpikir dua kali akan hal itu.
Malam ini mereka kembali tidur dengan perut kenyang. Malam semakin larut, tiba-tiba Chu Wei mendengar sebuah suara.
[ DING! Pasar sistem sandang telah terbuka! ]
Chu Wei membuka matanya. Itu adalah pasar sistem yang berisikan barang sandang seperti kain, pakaian, selimut pakaian dalam dan beberapa peralatan elektronik dan furniture.
Jika bisa ia ingin membeli selimut dan peralatan lainnya, namun situasi rumah tidak memungkinkan kan. Pintu kamar nya tidak memiliki kunci, ia takut menantu masuk untuk membersihkan kamar dan melihat nya. Ia hanya bisa menunggu nya samapai ia memiliki rumah baru.
Ke esokan harinya.
Pagi-pagi sekali sudah sangat ramai terdengar ricuh orang-orang desa di sebelah rumah nya.
Suara teriakan tangisan, membuat orang-orang berkumpul untuk melihat nya. Chu Wei yang terbangun pun pergi untuk melihat nya.
"Bagaimana aku bisa hidup lagi, huhuhu... "
Ternyata itu berasal dari rumah bibi Wang, yang cukup dekat dengan rumah nya, hanya terhalang pohon dan bukit kecil. Rumah bibi Wang kemalingan, semua makanan di rumah nya habis tak tersisa.
"Pencuri jahat! Jika tertangkap tidak akan terampuni!"
"Mereka mencuri makanan dari kita dan membuat kita mati kelaparan! "
"Ini gawat, jika tidak memiliki makanan di masa ini itu akan sulit! "
Tentu saja, makanan sangat penting di masa kemarau yang menceklik ini.
Bibi Wang hanya bisa menangis dan suaminya hanya bisa menenangkan meskipun ia juga terdiam tak mampu berkata-kata.
Chu Wei ingat, perempuan itu pernah beberapa kali beradu mulut dengan nya. Meskipun begitu perempuan itu cukup baik, dia pernah memberi makan anaknya tanpa sepengetahuan nya.
Di tengah keributan itu Li Zheng(kepala desa) datang. Ia menenangkan dengan berkata.
"Rumah Wang anda telah kemalingan menyebabkan seluruh makanan hilang, semuanya ayo kumpul kan sedikit makanan yang kalian punya untuk di pinjamkan kepada keluarga Wang." Ucap Li Zheng.
Tidak ada yang berani membantah, karena Li Zheng adalah kepala desa dan merupakan orang tua asli desa tersebut.
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat yah