"Aku membutuhkan kehangatan dan kau menginginkan keturunan, aku rasa itu impas tidak perlu melibatkan apapun termasuk perasaan, karena aku sudah bersuami dan kau juga kakakku!." Ucap seorang wanita berparas jelita pada pria di hadapannya.
"Kau memilihku maka ku pastikan seluruh hidupmu adalah milikku juga." Kageo Matthew.
Begitulah hubungan ini dimulai..
Setelah kepergian ibunya Amora melakukan banyak hal untuk membalas pengkhianatan, namun setelah dua tahun papanya menikah lagi, ia terpaksa harus kembali pulang atas permintaannya untuk berkumpul dengan keluarga baru.
Bertemulah Amora dengan sosok kakak tirinya pria tampan blasteran Asia-Eropa, sosok pria yang tak ingin ia temui lagi namun kini malah menjadi bagian dari keluarganya.
Lantas bagaimana kelanjutan kisah mereka?
.
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Di sebuah ruangan...
Tampak seorang wanita cantik sedang mengotak-atik laptopnya, namun sering kali fokusnya ke distract oleh bayangan seorang pria.
Amora menghela nafas panjang. "Kageo! kenapa teringat kau terus sih?."
Sejak kejadian di atas balkon, Amora tak bisa berpikir jernih lagi dengan apa yang telah Kageo lakukan.
Sudah dua hari mereka tak bertemu dan yang dikira akan baik-baik saja namun ternyata Amora cukup tersiksa dengan pikirannya yang malah berfantasi kemana-mana terhadap kakak tirinya itu.
"Ini ada yang salah! aku tak biasanya seperti ini apalagi hanya seorang pria."
Walaupun singkat, sentuhan Kageo masih terasa begitu nyata dan Amora mengakui itu jika tubuh dirinya bereaksi.
Sebagai seorang wanita dewasa Amora tak bisa bohong tentunya butuh akan sentuhan seorang pria. Memang dirinya memiliki seorang suami Andre, dan bisa saja melakukannya untuk memenuhi kebutuhan biologis, tapi ia tak merasakan apapun apalagi jatuh cinta.
"Aku tak tahu apa yang terjadi tapi sepertinya aku membutuhkan sentuhan itu." Amora mengaku. "Apa aku ketempelan mesum Kageo? aih Mora!.."
Wanita itu jadi tak bisa diam. "Bagaimana jadinya jika waktu itu aku menerima dijodohkan dengan Kageo?."
"Stop! stop! dia kakakmu sekarang!." Mora memilih mengontrol diri dan kembali duduk di kursi kerjanya.
Ditariknya nafas panjang-panjang agar bisa kembali tenang.
Tok tok tok!
"Mengagetkanku saja..." Mora terhenyak saat pintu ruangan diketuk.
"Non ini mbak."
"Masuk."
Seorang wanita sekitar umur 40 tahunan masuk ke dalam, ia membawa map dan menghampiri Amora.
"Katakan mbak?."
"Kantor lagi panas-panasnya, dewan direksi sudah tahu apa yang Rania dan Andre lakukan non. Posisi mereka saat ini terancam dan bisa jadi pelengseran digulirkan." Lapor mbak Dewi.
Amora yang melihat tayangan cctv di kantor tersenyum puas melihat Rania kelabakan.
Mbak Dewi adalah orang kepercayaan nya ia memegang jabatan CFO atau senior yang bertanggung jawab atas manajemen keuangan perusahaan yang dipimpin oleh Rania saat ini. Mbak Dewi sendiri yang membocorkan rahasia itu kepada jajaran direksi karena dirinya sudah muak.
"Baik mbak terimakasih, aku akan melindungi mu untuk menghindari hal yang tidak-tidak." Lanjut Amora yang yakin posisi Dewi akan sangat dicurigai Rania.
Mbak Dewi menggelengkan kepalanya, ia yang sudah menganggap Amora anaknya anak dari mendiang Kaluna sang majikan, memilih menolak tawaran itu. "Tak usah non aku sudah mendapat perlindungan."
"Sekarang khawatirkan dirimu saja."
Amora mengerutkan kening.
Mbak Dewi mendekat membisikkan sesuatu pada Amora.
Tampak wanita cantik itu terdiam. "Baiklah mbak."
"Kalau begitu saya permisi non."
"Iya."
Dewi pun berlalu pergi dari ruangan Amora.
Tidak ada seorang pun yang tahu, dibalik kepemimpinan Rania terhadap perusahaan tersebut ada sosok Amora yang memantau pergerakan perusahaan secara rahasia, ia yang sudah tahu kebusukan Rania dengan putranya tinggal menunggu waktu yang pas untuk membongkar itu semua.
Tak mudah bagi Amora untuk sampai bisa mendapat seluruh bukti, tapi dengan kecerdikan nya ia sekarang bisa memegang kendali.
Senyum cantik itu merekah, setelah semuanya usai dan clear ia akan bebas juga tenang untuk menikmati kehidupan selanjutnya.
"Kau akan merasakannya sebentar lagi Rania! Andre! dan seluruh keluarga b*jingan itu!."
Amora membuka sebuah laci berisi berkas penting, ia meraihnya membawa berkas itu ke tempat aman.
.
Malam pukul 21.00
Amora yang tengah bersih-bersih untuk siap-siap tidur dikejutkan oleh ketukan pintu, wanita itu langsung mengintip melihat siapa yang datang. "Andre?."
Pintu pun dibuka.
Andre masuk ke dalam, ia langsung mendekap tubuh Amora memeluknya erat.
"Andre!?." Mora terkejut.
"Aku rindu sangat rindu."
Amora berusaha keluar dari dekapan. "Sadar! nanti Karina datang lagi ke sini hanya untuk berantem aku tak mau."
"Tak akan, dia sudah tidur."
"Lantas kau kesini mau apa?."
Andre menatap lekat wajah cantik itu. "Kau juga istriku, masih bertanya kenapa aku datang ke sini?."
"Ya kau benar juga, tapi tak biasanya."
Andre tersenyum menyeringai. "Sekarang aku paham satu hal Amora."
"Apa itu?." Mora merasa ada yang tak beres.
"Kau tidak pernah mau disentuh olehku, lantas ada tujuan apa kau menikah denganku?."
Pertanyaan yang tak pernah muncul itu membuat Amora sedikit panik juga, tapi ia tetap tampak tenang. "Apa kau lupa bahwa aku membantumu di perusahaan? itu tujuanku."
"Tak lupa sama sekali, tapi sekarang perusahaan sedang tidak baik-baik saja. Jadi aku mencurigai kinerjamu karena dibalik aku ada kamu." Lirih Andre dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Mencurigai ku?."
"Ya, kau merupakan anak dari pendiri perusahaan yang sesungguhnya. Aku merasa kau datang ke dalam hidupku hanya untuk melakukan sesuatu!." Terus terang Andre dengan nada bicara yang mulai meninggi.
"Tak perlu mencurigai ku Andre jika kau tak melakukan kecurangan, right?." Timpal Amora sengaja menyindir.
Merasa tertampar dengan apa yang Mora ucapkan, Andre cukup tersulut emosinya karena baginya walaupun Mora istri keduanya tapi wanita itu di satu sisi menyimpan ke misterius-an. "Aku tak akan mencurigai mu jika kau mau membantuku.."
Andre mencengkram kedua tangan Amora membalikkan tubuh wanita itu agar tak bisa kemana-mana. "Kau pasti tahu atau mungkin menyimpan akta pendirian perusahaan, berikan itu padaku! jika tidak, maka tubuh indah mu ini akan bermain untuk memuaskan ku." Bisiknya licik tersenyum menyeringai sambil menjilat telinga Amora.
"Andre!!." Amora tentunya terkejut. "Lepas! kau tidak bisa mengancam ku dengan hal itu!."
"Makanya cepat berikan atau katakan dimana akta itu! tak mungkin kau sebagai pewaris sesungguhnya tak menyimpannya Mora!." Ancam Andre.
"Sialan kau Andre! aku tak tahu akta itu!." Sergah Amora.
"Bohong! jika kau tak menyimpannya pasti akta tersebut berada di tangan Anggara, cepat datang untuk memintanya! atau kau akan menanggung nafsuku yang paling kau hindari itu.." Lirih Andre yang langsung merobek kaos Amora, sehingga tampaklah tubuh bagian dalam yang indah dan membangunkan hasrat itu.
"Andre b*jingan lepas!!!." Amora cukup panik karena ini diluar perkiraan nya.
"Tidak mau memberikan aktanya ya cantik? ya sudah aku tak akan rugi juga karena malam ini kita akan bersenang-senang..." Lirihnya dengan mata berbinar.
Andre menindih tubuh Amora di lantai, wanita itu terus memaki dan memberontak. Andre langsung mengikat kedua tangan Mora dengan tali sabuk.
"Lepas!! secuil saja kau berani menyentuh bagian dalam ku aku tak akan pernah memaafkan mu manusia khianat!." Murka Amora, amarahnya tak terbendung bercampur dengan rasa takut, mata indah itu sudah berkaca-kaca.
"Wow manusia khianat katamu? sekarang aku tahu tujuan kau masuk ke dalam hidupku apa..." Andre menyentuh paha mulus Amora, bibirnya mencumbu rakus perut rata itu semakin naik ke atas.
Amora menjerit karena sudah tak bisa berontak, air matanya turun karena ia tak terima. "B*jingan!! kau tidak harus memperk*sa ku!."
Andre tak peduli ia menatap penuh nafsu gunung kembar Amora yang masih tertutup itu, sempurna sekali. Ia kini mencengkram dagu Amora mendekatkan wajahnya untuk melahap rakus bibir ranum yang terlihat begitu manis.
Amora berontak ia takut sungguh takut. "Lepas!!."
Cuih!
Wanita itu meludahi Andre, Andre terdiam amarahnya kini tak bisa dibendung lagi. "Kau!!..." Tangan itu melayang untuk menampar Amora....
BUGGHHH!!!
"Aaakhh!!." Ringis Andre terpental mendapati pukulan dari seseorang. Hidungnya mengeluarkan darah.
Seseorang itu tampak tak berekspresi hanya wajah dingin dengan sorot mata membunuh. Ia mengangkat tubuh Andre, mencengkram kuat lehernya hingga tak bisa berontak dengan nafasnya yang tersengal-sengal. "Berani sampai kau menyentuh wanitaku lagi, ku pastikan bukan hanya kedua tangan mu yang hancur tapi seluruh hidupmu!!.."
"K-Kageo..." Lirih Amora.
.
Bersambung
Sah2 aja kageo dan amora menikah tidak ada hubungan darah....
lanjut thor..
Biar siulet bulu nami tidak mengejar dan mengharapkan kageo lagi.....
perasaan hancuuuur dan patah hati langsung pergi dan mengadu ketuan matthew melihat kageo dan amora lg bercinta....
Bagus idemu kageo biar siulet bulu nami berhenti mengejar2mu krn berambisi dan terobsesi pgn memiliki kageo....
lanjut thor......