Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn
Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.
Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.
Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.
Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desain
"Selamat, Nona Daisy atas pertunangan mu!."
Begitu Daisy masuk kedalam gedung perusahaan, dia dihujani dengan senyuman dan doa dari banyak rekan-rekan kerjanya.
Ternyata, Kevin telah memenuhi janjinya dan mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pesta pertunangan dalam beberapa minggu. Media sosial pun menjadi heboh dengan berita semacam itu. Setelah beberapa tahun, pria yang mereka pikir masih bujangan akhirnya memutuskan untuk menikah dengan cinta dalam hidupnya.
Daisy sangat gembira!
'Kevin, aku tahu kamu masih menyimpan aku didalam hatimu.' Batin Daisy sembari tersenyum pada rekan-rekan kerjanya.
"Terima kasih banyak. Aku sudah bilang pada Kevin untuk menunggu sebentar, tapi dia sepertinya tidak sabar untuk mengumumkannya dan ingin segera menjadikan aku sebagai istrinya." Kata Daisy dengan malu-malu.
"Tentu saja dia sangat bersemangat! Kamu sangat cantik, Daisy. Aku yakin Bos sangat mencintai kamu!." Kata salah satu rekan kerjanya.
"Benar sekali! Kami terus bertanya-tanya kapan dia akan mengumumkan hubungan kalian secara resmi dan kami sangat bahagia untukmu." Timpal yang lainnya.
"Hanya wanita cantik dan elegan seperti yang pantas untuk menjadi istri Bos."
Daisy menyeringai mendengar banyak pujian yang diterimanya, ia menoleh ke arah rekan-rekan kerjanya. "Terima kasih banyak atas kata-kata kalian. Untuk merayakan pesta pertunangan ku yang akan datang, aku akan mentraktir kalian di kafe! Jangan ragu untuk memesan apa pun disana karena semuanya biar aku yang membayar nya!."
"Kamu memang yang terbaik, Daisy."
"Aku sangat senang dia akan akan segera menjadi istri Bos!."
***
Setelah kopi yang mereka pesan tiba, Daisy mengambil satu cangkir dan pergi keruang kerja Davina. Ia menyeringai puas ketika dirinya menantikan untuk melihat wajah Davina setelah ia memberitahunya tentang berita itu.
Bagi Daisy, Davina tertarik pada Kevin dan terus berusaha keras untuk mendapatkan perhatian dari Kevin. Sekarang setelah yakin bahwa Kevin masih mencintainya, Daisy merasa lega.
Davina saat itu sedang asyik bekerja dan mendengarkan seseorang tiba-tiba mengetuk pintu ruang kerjanya.
"Ya, masuk!." Kata Davina sembari mengangkat kepalanya untuk melihat kearah pintu.
Davina mengernyitkan dahinya ketika ia melihat Daisy membuka pintu dan mendorong kursi rodanya masuk.
"Apa yang kamu lakukan di sini?." Tanya Davina dengan kesal.
Sepertinya, entah itu Kevin atau Daisy, mereka sangat senang datang ke ruang kerjanya. Bukankah mereka punya hal yang lebih baik untuk dilakukan?
Daisy menghampiri meja Davina dan meletakan kopi di atas meja. "Aku membawakan mu kopi. Aku sengaja mentraktir semua orang untuk merayakan pertunangan ku." Kata Daisy.
"Hmm.... oke." Jawab Davina dengan nada datarnya. "Terima kasih." Ia sedang tidak ingin menoleransi Daisy dan rencananya.
"Apa kamu tidak ingin bertanya aku bertunangan dengan siapa?." Tanya Daisy..
"Apakah itu harus?." Davina balik bertanya sembari mengernyitkan dahinya.
"Kevin mengumumkan bahwa aku dan dia akan segera mengadakan pesta pertunangan dan pernikahan kami juga akan segera menyusul." Kata Daisy mengumumkannya tanpa di minta dengan nada mengejeknya.
"Selamat." Jawab Davina.
Daisy mengira dirinya akan melihat raut wajah Davina yang berubah, tetapi Davina hanya memasang raut wajah datar. Daisy tidak tahu apa yang sedang Davina pikirkan.
"Aku akan mengirim undangan untukmu dan keluarga mu, lagipula orang tua kita berteman baik, kan?." Kata Daisy merasa puas..
Meskipun Davina tampak tidak menunjukkan ekspresi apa pun, Daisy merasa yakin jika Davina terbakar api cemburu didalam hatinya.
Davina kemudian tersenyum pada Daisy dan buka suara. "Kami pasti akan datang. Terima atas undangan dan kopinya. Ada lagi?."
"Tidak ada yang lain. Aku hanya ingin berbagi kabar baik dengan mu Davina—"
"Jangan memanggilku Davina, tapi panggil aku Nona Ardonio karena kita tidak sedekat itu." Kata Davina menukas perkataan Daisy.
"Oh... hm.. oke, Nona Ardonio. Apa kamu bahagia untukku?." Tanya Daisy, sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman yang mengejek.
"Tentu saja, aku turut berbahagia untukmu. Kalian berdua adalah pasangan yang serasi." Jawab Davina.
"Baiklah, aku ingin menemuimu di pesta pertunangan kami." Kata Daisy dengan angkuh dan memutar kursi rodanya sebelum akhirnya keluar dari ruang kerja Davina.
'Aku menang! Kevin akan selalu menjadi milik ku!.' Batin Daisy..
".... Nona Davina sudah menyelesaikan desainnya."
Daisy sedang dalam suasana hati yang senang ketika tiba-tiba indera pendengarannya mendengar beberapa rekan kerjanya sedang mengobrol dengan satu sama lain.
Dia berhenti menekan tombol kursi rodanya dan mendorongnya kursi rodanya lebih mendekat agar dapat mendengar secara jelas apa yang sedang mereka berdua bicarakan.
'Apa kata mereka? Davina sudah menyelesaikan desainnya?.' Tanya Daisy pada dirinya sendiri, jantungnya berdebar kencang.
"Wah! Kalau begitu dia sangat hebat! Aku sangat tidak sabar untuk melihat desainnya. Dia pasti hebat sekali sampai bisa bekerja sama dengan Tuan Kevin, benar kan?."
"Apa menurutmu dia lebih baik dari Daisy?." Tanya temannya.
"Shutt... jangan sampai ada yang mendengar mu mengatakan itu. Daisy adalah desainer terkenal dan juga tunangan Bos. Kita tidak bisa menjelek-jelekkan dia."
"Dia belum merilis karya apa pun dalam beberapa waktu.."
"Yasudah, ayo kita tunggu dan lihat desain hasil karya Nona Ardonio. Mungkin dia akan menjadi desainer terkenal baru karena orang tuanya adakah desainer terkenal yang paling legend."
Hati Daisy seketika hancur ketika mendengar apa yang mereka katakan. Ia telah berubah untuk membuat desain yang unik, tetapi tidak peduli seberapa keras ia mencoba, ia tidak dapat menciptakan sesuatu yang memuaskan.
Bagaimana kalau desain Davina benar-benar jauh lebih bagus?
Daisy pun menjadi gelisah saat itu juga. 'Apa Davina akan merebut perhatian Kevin kalau karyanya bagus?.'
Dalam perjalanan kembali ke ruang kerjanya sendiri, Daisy kebetulan melewatkan ruang kerja Kevin.
Kevin baru saja pindah untuk sementara waktu ke perusahaan perhiasan itu karena mereka akan segera meluncurnya ke publik sebagai perusahaan perhiasan yang baru.
Ada suara yang menganggu yang membuat Daisy menoleh ke pintu ruang kerja Kevin, karena sepertinya pria itu sedang berdebat dengan seseorang di telepon.
Daisy mendekat dan menempelkan telinganya ke pintu untuk menguping, hatinya terasa sakit ketika dia telah mendengar dengan siapa Kevin berbicara.
"..... Kakek, ini bukan acara resmi. Itu akan terjadi selama pesta—"
"Aku sudah mengumumkannya, Kakek! Aku tidak bisa begitu saja menarik kata-kata ku kembali, itu bisa memengaruhi saham perusahaan."
'Jadi, pria tua itu ingin menghentikan pertunangan ku dengan Kevin?.' Batin Daisy sembari mengepalkan tangannya.
Kakek tua itu sangat menyebalkan!
Namun, tidak ada yang bisa Daisy lakukan karena Kevin sangat menghormati Kakeknya dan pria itu mungkin akan melakukan apa yang Kakeknya inginkan darinya.
***
[Sepertinya yang diharapkan dari desainer jenius, Daisy Liana. Desainnya sangat untuk dan elegan]
[Kembalinya Daisy Liana sungguh luar biasa! Saya membutuhkan perhiasan dengan desainnya secepatnya!]
Daisy menyeringai ketika ia membaca komentar yang ada di sebuah laman media sosial. Wanita itu kembali menjadi berita utama perhiasan setelah sekian tahun, hal ini tentu saja membuatnya merasa bangga pada dirinya sendiri.
Perusahaan perhiasan Kevin meluncurkan beberapa perhiasan menggunakan desain baru yang di buat oleh Daisy Liana.
Begitu perhiasan tersebut dipajang untuk dijual, semuanya langsung ludes terjual dalam hitungan menit. Banyak pelanggan yang tertarik dengan desain perhiasan yang unik dan bahkan membuat pesanan khusus untuk membuat lebih banyak perhiasan.
Berita itu tersebar di seluruh media sosial. Daisy Liana sekali lagi menjadi berita utama karena keterampilan desainnya yang luar biasa.
Berkat kabar baik itu, Kevin pun merasa senang. Meski sempat terkejut karena Daisy tidak menunjukkan desainnya sebelum menyerahkannya ke tim produksi, tanggapan publik sangat baik sehingga Kevin tidak keberatan.
"Aku tidak tahu kalau kamu sudah menyelesaikan desainmu." Kata Kevin sembari memeriksa statistik penjualan.
Cincin, anting, dan kalung yang dibuat dengan desain Daisy menduduki puncak tangga lagu. Dengan kecepatan ini, Kevin yakin mereka akan mendominasi pasar dan setara dengan perusahaan Ardonio Corporation meskipun mereka baru saja memulai bisnis perusahaan ini.
"Aku ingin membuatmu terkejut. Apa kamu menyukai kejutan dariku? Ini adalah karya pertamaku setelah aku vakum selama beberapa tahun." Tanya Daisy.
"Aku tidak suka kamu bergerak sendiri di belakangku. Tapi beruntungnya desainnya sempurna dan tidak ada dampak apa pun." Jawab Kevin.
Pria itu terkesan. Tampaknya keterampilan Daily tekah meningkat dalam enam tahun terakhir ini. 'Dia pasti sudah meluangkan banyak waktu untuk melatih keterampilan mendesainnya.' Batin Kevin.
Daisy yang melihat raut wajah puas Kevin, membuat hatinya berdebar gembira. Ia akhirnya dapat membuktikan bahwa dirinya akan dapat menyakinkan kakek Kevin dan membuat pria tua itu merasa senang.
"Lain kali, aku tidak akan mengusikmu. Tapi aku senang kalau kamu menyukai desain ku. Ini pantas untuk dirayakan!." Kata Daisy.
Wanita itu menoleh kearah Kevin dan berkomentar. "Aku yakin Nona Ardonio juga akan melakukannya dengan baik. Aku tidak sabar untuk melihat desainnya."
Setelah mendengar perkataan Daisy, Kevin menekan interkom dan buka suara. "Bara, atur pertemuan di ruang konferensi. Aku ingin melihat desain Nona Ardonio."
"Baik, Tuan. Saya akan segera melaksanakan nya sekarang juga." Suara Bara terdengar dari interkom.
Pada saat yang sama, Daisy diam-diam menyeringai jahat. 'Oh, Davina. Mari kita lihat bagaimana kamu bisa keluar dari masalah ini sekarang.'
***
Sementara itu, Davina akhirnya dapat menyelesaikan desainnya setelah bekerja lembur semalaman lagi. Ia meregangkan punggungnya dan bersantai, siap menyerahnya gambar desainnya ketika ia tiba di kantor hari ini.
"Akhirnya aku bisa membuktikan diriku kepada anggota dewan dan juga mengakhiri kerjasama ku dengan Kevin." Kata Davina pada dirinya sendiri.
Dengan desainnya, Davina yakin perusahaan perhiasan Kevin akan menduduki puncak tangga penjualan dan popularitas.
Setelah mengetahui Daisy dan Kevin sekarang telah resmi bertunangan, Davina ingin segera mengakhiri kerjasama itu sebelum ia kembali terlibat dengan pasangan itu. Kunjungan Daisy ke ruang kerjanya tempo hari menunjukkan bahwa Kevin kini mengincarnya.
'Aku tidak sabar untuk melihat kehidupan normal ku.' Batin Davina.
Berada dekat dengan Kevin dan Daisy itu berati akan mendatangkan masalah dan Davina ingin menjauhi mereka..
Ketika Davina baru saja tiba di perusahaan, asistennya— Olafia Charlotte berjalan menghampirinya. "Nona Davina, Nona Daisy telah merilis desainnya lebih awal dari kita. Karyanya sudah menerima banyak ulasan positif dan produknya sudah menduduki puncak tangga lagu." Lapornya.
Sebelah alis Davina terangkat. Ia tidak menyangka jika Daisy begitu efisien.
"Itu bagus untuknya." Kata Davina dengan tenang.
"Tapi Nona, desain Nona Daisy mendapatkan respon yang sangat baik. Apakah ini tidak akan memengaruhi pembebasan anda?." Tanya Olafia sembari mengikuti Davina masuk kedalam ruang kerjanya.
"Urutan perilisan tidak menjadi masalah. Aku sangat yakin kalau karya ku akan di sukai." Kata Davina.
Olafia yang sebelumnya merasa ragu-ragu, perlahan tersenyum tipis. "Saya percaya dengan anda Bos! Tn. Kevin telah mengatur pertemuan. Dia ingin melihat hasil kerja anda."
Davina tersenyum dan mengambil berkas-berkas nya. "Kalau begitu, jangan biarkan dia mengganggu ku."
Pada saat yang sama, semua orang telah berkumpul di ruang konferensi sembari menunggu Davina tiba dan menunjukan desainnya.
Sembari menunggu, mereka tidak bisa berhenti untuk memuji hasil kerja Daisy.
"Nona Daisy, karya anda sangat luar biasa! Anda adalah seorang yang jenius. Bagaimana anda bisa menemukan desain itu?." Tanya salah seorang kolega.
Daisy tersenyum dan menjawab. "Kevin selalu menjadi inspirasi saya. Dan saya memikirkannya saat mendesain karya ini."
"Itu sangat romantis, Nona Daisy. Harus saya akui, dengan keterampilan mendesain anda, masa depan perusahaan perhiasan mewah MIRAVIN akan sangat cerah."
"Oh ayolah, jangan menyanjungku. Aku selalu ingin belajar dan menjadi yang lebih baik. Tapi terima kasih atas kata-kata baik anda." Jawab Daisy dan rekan-rekan kerjanya tersenyum padanya.
Daisy memang berasal dari keluarga kaya dan ketrampilannya sangat hebat, tetapi dia tetap rendah hati. Dia wanita yang baik. Dia wanita yang sempurna untuk CEO mereka, Kevin Evando Delwyn.
"Kami hanya mengatakan yang sebenarnya, saya yakin jika Tn Kevin akan setuju dengan kami." Kata salah seorang rekannya.
Kevin tersenyum dan buka suara. "Kerja keras Nona Daisy telah mendorong perusahaan baru kedalam industri ini. Berkat dia, kita dengan cepat menguasai pasar. Mari kita beri dia tepuk tangan."
Sementara semua orang bertepuk tangan, Daisy menyeringai penuh kemenangan.
Tak lama kemudian, pintu ruang konferensi terbuka dan menunjukkan Davina yang masuk kedalam ruangan.
Suasana menjadi sunyi senyap saat mereka semua menunggu Davina untuk menyiapkan presentasinya.
"Nona Davina, kami tidak sabar untuk melihat desainmu!." Kata salah satu dari orang-orang tersebut.
Davina menganggukkan kepalanya dan melanjutkan presentasinya. Namun, saat ia akhirnya menunjukkan drafnya, semua orang terbelalak kaget.
'Kenapa mereka terlalu terkejut dengan desain ku?.' Batin Davina.
Namun, hatinya seketika hancur setelah mendengar kata-kata berikutnya.
"Hm... Noa Ardonio, saya pikir desain anda sama persis dengan milik Nona Daisy. Apakah anda mencuri hasil karyanya?."