Karena saya masih wanita yang beradab,
masih bisa mengganti kecewa dengan doa, sekalipun berbaur dengan luka sepertimu.
Bertahun tahun hidup dalam hubungan rumah tangga yang tidak sehat. Tiap saat harus berhadapan dengan orang orang yang memiliki jiwa tak waras, suami kejam, mertua munafik, kakak dan adik ipar yg semena mena. Bertahan belasan tahun bukan karena ingin terus hidup dalam tekanan tapi karena ada anak yang harus dipertimbangkan. Namun dititik tiga belas tahun usia pernikahan, aku menyerah. Memilih berhenti memperjuangkan manusia manusia tak berhati.
Jangan lupa kasih like, love dan komentarnya ya kak, karena itu sangat berarti buat kami Author ❤️
Salam sayang dari jauh, Author Za ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menuntut pembagian gono gini
" sial, ternyata dari menjual kisah rumah tangga dia bisa mendapatkan uang yang banyak, lihat saja kamu Halwa, kamu harus mempertanggung jawabkan ini, tulisanmu semua tentangku, kamu harus membayar ganti rugi yang tak sedikit padaku, lihat saja setelah ini aku juga akan banyak uang tanpa harus bekerja keras, karena kecerdasan Halwa istriku, hahahaaaaaaaa.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Pagi pagi sekali Yudha sudah rapi dan siap untuk berangkat, rencananya Yudha akan menemui Halwa di toko tempatnya bekerja, sengaja berangkat lebih pagi agar bisa mengawasi kedatangan Halwa dari tempat tersembunyi yang tak jauh dari toko.
"tumben jam segini kamu sudah rapi aja yud" sapa Bu Imah heran, karena biasanya jam segini Yudha masih asik tidur, baru pukul delapan dia akan bangun dan langsung mandi, tapi ini masih jam tujuh kurang tapi Yudha sudah rapi dan wangi.
"iya Bu, rencananya Yudha mau menemui Halwa di toko tempat dia bekerja, ada yang ingin Yudha bicarakan sama dia."
" apa lagi yang akan kamu bicarakan sama perempuan itu Yudha? bukankah kemarin kamu bilang kalau sudah punya calon yang lebih baik, lagian buat apa kamu bertemu Halwa lagi, makin nglunjak nanti dia." ucap Bu Imah tak suka.
" ibu tenang saja, aku menemuinya bukan karena masih suka atau karena ingin meminta balikan kok, aku ada kepentingan lain dengannya Bu, lebih tepatnya ingin memberinya pelajaran."
" maksudnya gimana kamu mau kasih pelajaran, kamu mau menghajarnya yud? sudah jangan aneh aneh deh saran ibu, dia itu licik juga pintar, jadi lebih baik kamu tidak usah macam macam, ini saran ibu, dari pada kamu nanti kena masalah, ibu juga yang repot."
" sudahlah Bu, Yudha akan baik baik saja, Yudha cuma ingin kasih Halwa sedikit pelajaran sebagai salam perpisahan." Yudha menyeringai jahat dan dengan cepat langsung mencium punggung tangan ibunya lalu bergegas pergi sebelum ibunya kembali bicara, bisa panjang urusannya dan hanya buang buang waktu saja.
Yudha mengendari montornya dengan kecepatan sedang, berhenti tak jauh dari toko tempat Halwa bekerja, mengawasinya hingga nampak seorang wanita yang begitu sangat dikenalnya turun dari montor, gamis warna coklat dan jilbab syar'i dengan warna senada melekat ditubuhnya yang ramping, sehingga nampak begitu anggun dan mempesona, sesat Yudha terpana melihat penampilan wanita yang selama ini sudah dia sia siakan.
' apakah aku tak salah melihat, kenapa dia berubah jadi cantik begini, meskipun sekarang pakaiannya longgar tapi justru membuatnya semakin mempesona, kalau begini nyesel aku pisah sama dia.
saat Halwa membuka gembok untuk membuka tokonya, tiba tiba dikejutkan dengan tepukan dipundaknya.
" mas Yudha" Halwa menoleh dan sedikit kaget dengan kemunculan mantan suaminya, seketika pikiran buruk melintas dan membuatnya gemetar.
" kenapa? kaget?
aku lihat kamu makin cantik saja, kalau tau begini, aku tidak akan biarkan kamu menggugat cerai, tapi sepertinya aku sudah terlambat, kamu bilang kalau hakim sudah mengabulkan, tapi surat cerai kita masih dalam proses kan, itu artinya aku masih punya hak donk." Yudha menarik turunkan alisnya dan berusaha untuk menyentuh tubuh Halwa, tapi sebisa mungkin Halwa terus menghindarinya, melihat ketakutan Halwa makin membuat Yudha senang dan terus berjalan memojokkan Halwa dengan seringai yang menjijikkan.
" mau apa kamu mas, jangan pernah macam macam kamu, atau aku akan teriak dan warga akan menghajar mu rame rame disini". Halwa terus memundurkan langkah dan berusaha untuk tetap tenang meski rasa takut membuatnya gemetar.
" kamu tenang saja, tidak perlu takut begitu, aku cuma mau melakukan itu untuk terakhir kalinya sebelum kita berpisah, melihatmu cantik begini membuatku makin bergairah." Yudha terus memepet tubuh Halwa yang kini sudah bersandar pada tembok, kedua tangan Yudha mengunci pergerakkan Halwa.
" gila kamu ya mas, bukankah kamu sudah tak lagi mau denganku, dan kita juga sudah bukan lagi suami istri, jadi jangan macam macam kamu."
"terserah, aku tak perduli, aku cuma ingin melakukan lagi apa yang sudah lama tidak kira lakukan, jangan takut, aku akan membuatmu ketagihan." nafas Halwa sudah mulai tersengal, keringat sebiji jagung mulai membasahi tubuhnya, jangan ditanya lagi bagaimana takutnya Halwa, apa lagi kondisi toko masih sepi, biasanya karyawan baru akan datang nanti pukul delapan, " ya tuhan selamatkan aku dari laki laki gila ini" Halwa berdoa dalam hati.
" tolong lepaskan aku Yudha, jangan membuatku melakukan hal yang tak seharusnya aku lakukan, sudah cukup kamu dan keluargamu menyakitiku selama ini."
" hahahaaaaa, apa katamu, sudah cukup? hahahaaaaa, jangan harap aku mau melepaskan mu begitu saja, aku bukan pria bodoh Halwa, aku tau toko ini milikmu, dan aku juga tau kamu punya penghasilan besar dari menulis, jangan kamu kira aku tidak tau apapun, hahaaaa." Yudha terus tertawa dengan seringai jahatnya.
" apa? darimana kamu tau semua itu?."
" tidak perlu aku menjawabnya, cukup kamu tau kalau aku mengetahui apapun yang kamu sembunyikan dariku."
" Lalu, apa hubungannya denganmu jika aku memiliki semua itu?"
" hahahaaaa pertanyaan bodoh, Halwa Halwa.
aku ingin kamu membaginya denganku, bukankan dalam perceraian akan ada pembagian harta Gono gini?"
" enak saja, kamu tidak punya hak sama sekali dengan apa yang aku punya, aku memiliki semua itu, tidak sedikitpun atas campur tanganmu, bahkan kamu tidak pernah memberi nafkah untukku selama menjadi istrimu, dasar tak tau malu. mendengar ucapan Halwa seketika membuat darah Yudha mendidih.
dengan kuat Yudha mencengkeram wajah Halwa hingga membuatnya meringis kesakitan.
" Baiklah, kalau kamu tidak mau membaginya denganku, layani aku hingga aku puas, dan pasti kamu juga akan suka, bagaimana sayang, kamu setuju kan.?
" kurang ajar kamu mas."
tanpa menghiraukan amarah Halwa, Yudha dengan kasar menyeret Halwa masuk ke ruangan pribadi Halwa, dengan sigap Yudha langsung menghempaskan tubuh Halwa ke sofa minimalis yang ada di ruangan tersebut, dan dengan langkah lebar Yudha menuju ke depan untuk kembali menutup toko yang sempat terbuka dan menguncinya dari dalam.
" Aman." Yudha menyeringai penuh kemenangan.
" gimana sayang, kamu sudah siap?."
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Jangan lupa mampir juga di cerita aku ini ya, kasih like n komentarnya, juga menerima kritik dan saran, thank you sudah mau mampir di cerita aku.
Salam sayang dari Author Za ❤️
Happy ending ❤️