Suamiku Yang Tak Dianggap

Beberapa minggu berlalu. Kini Aldi berada di sekolah, bersama ke dua orang tua angkatnya, menghadiri acara perpisahan anak kelas 12, termasuk Aldi sendiri.

Aldi sangat bahagia, saat kelulusannya tahun ini, ada Orang tuanya yang mendampingi dirinya, di acara sekolah walaupun bukan Orang tua kandungnya, akan tetapi Aldi tetap bersyukur, karena masih ada orang yang perduli dengan dirinya.

Tidak seperti tahun tahun yang lalu, Aldi cuma datang seorang diri, menatap iri pada teman temannya, tapi sekarang sudah berbeda, sekarang dia sudah mempunyai orang tua, dia sekarang sudah tau tempat kemana dia akan pulang.

Hubungannya dengan orang tua angkatnya semangkin dekat, sudah tidak ada lagi kecangguangan yang di rasakan aldi, dia sudah berani mengungkap keinginan nya.

Bahkan Aldi, sudah sering vidio call dengan kedua anak pak Diman, anak anak pak Diman sangat senang klau mereka mempunyai adik angkat, cucu cucu pak Diman pun menyukai Aldi, yang mereka beri julukan om kecil.

Bahkan sekarang berat badan Aldi sudah naik dari 45 kg dan sekarang berat badannya sudah mencapai 55kg, kemajuan yang pesat bukan.

Mukanya yang dulu kusam, sekarang bersih dan terawat, wajahnya yang berseri, Guru dan teman teman Aldi pangling melihat perubahan pada Aldi, senyum yang dulu sulit untuk di perlihatkan, sekarang senyum itu tak luntur dari bibirnya.

Bahkan sekarang Aldi benar benar sudah melupakan keluarganya, tak ada lagi rasa rindu di hatinya, semuanya sudah berlalu, dia ingin bahagia, dia ingin maju, tak mau diam di tempat saja.

Sahabat sahabatnya mendatangi Aldi, "widiiihhhh... bro, lu kemana aja? ngak pernah kelihatan, sekalinya keluar tambah ganteng dan berisi aja badan loe?!" kata Doni.

Iya gue, ada di rumah di kekepin sama mak gue, katanya anak perawan ngak baik keluyuran?!" kekeh Aldi, ya... semenjak tinggal bersama Orang tua angkatnya, Aldi juga terkontaminasi dengan kekonyolan Orang tuanya itu.

Buahahahahah..... Suara gelak tawa Doni and The gank menggema seketika, mendengar banyolan yang keluar dari mulut Aldi, mereka tak menyangka, teman yang dulu irit bicara, sekarang bisa membanyol seperti sekarang, mereka bersyukur Aldi bisa bahagia bersama keluarga angkatnya.

Mereka tak sadar jadi perhatian orang orang sekitar, bahkan guru guru ikut memperhatikan mereka, sebenarnya yang di perhatikan itu adalah Aldi.

Mereka ikut bersyukur melihat perubahan Aldi saat ini, selama tiga tahun menjadi murid di sekolah ini, pastilah mereka sangat tau kehidupan aldi selama ini.

****

sekarang tibalah waktunya, guru membacakan murid berprestasi dan lulusan terbaik di sekolah ini.

Aldi adalah salah satu murid berprestasi, dan dia penyandang lulusan terbaik sekabupaten

Mulya Sari.

Orang tua angkat Aldi sangat bangga dan terharu kepada Aldi, dia sangat tahu bagai mana perjuangan Anak angkatnya itu mencari uang untuk makan dan biaya sekolah, bagaimana anak itu berjuang seorang diri, tanpa dukungan keluarga, tapi bisa membuktikan klau dia bisa berdiri di kakinya sendiri.

Aldi mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas Brawijaya, dan mendapat kan hadiah sejumlah uang dari Kepala Sekolah, teman teman Aldi bersorak riang, ternyata teman mereka dapat beasiswa di kampus yang mereka incar.

Pak Diman dan bu Sri memeluk Aldi dengan erat. "Bapak bangga sama kamu nak, teruslah berkarya, gapai cita citamu setinggi mungkin, jangan pernah sombong, tetap jadi Aldi yang rendah hati", petuah pak Diman kepada Aldi.

Aldi membalas pelukan Orang tua angkatnya

tak kalah eratnya, "terima kasih pak, ini semua berkat Ibu sama Bapak, tanpa kalian belum tentu Aldi akan sampai di titik ini?!" ucap Aldi sambil terisak di dalam pelukan Pak Diman.

Walau dulu Aldi belum sepenuhnya menjadi

anak angkat mereka, tapi pak Diman dan istri selalu royal sama Aldi.

Bersambung...

"Terimakasih..."