Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 23 FESTIVAL JUDI BATU
Satu Minggu kemudian Adrian dan Vanesa sedang berada di bandara untuk pergi ke ibu kota. Sebelumnya Vanesa mendapatkan kabar bahwa di ibukota akan di adakan festival batu yang sangat besar.
Mengingat kehebatan Adrian sebelumnya, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke ibukota.
Perjalanan menuju ibukota membutuhkan waktu 2 jam menggunakan pesawat terbang. Tidak terasa waktu begitu cepat, mereka berdua kini telah tiba terminal kedatangan bandara di ibukota.
"Adrian, besok festival batunya baru di mulai, sekarang lebih baik kita mencari tempat menginap untuk istirahat agar besok kita lebih bugar," ujar Vanesa.
"Baiklah," balas Adrian sambil mendorong kopernya.
"Nona kamu cantik sekali," ujar seseorang pria muda dengan rambut klimis kepada Vanesa.
Vanesa sedikit terkejut karena seorang pria asing mencoba mendekatinya. Pria itu berjalan ke arahnya dengan di ikuti oleh dua pengawal yang menggunakan setelah jas berwarna hitam.
"Perkenalkan namaku adalah Leo, aku berasal dari keluarga Darmawan ibukota, keluargaku merupakan salah satu keluarga kaya raya di ibu kota," ujar Leo mengangkat tangannya hendak berkenalan dengan Vanesa.
"Maaf aku tidak biasa terlalu dekat dengan orang asing," balas Vanesa dengan acuh.
Leo seketika merasa canggung dan menarik tangannya.
"Nona aku baru pertama kali melihat mu, sepertinya kamu bukan berasal dari ibukota, bagaimana jika aku mengantarmu jalan-jalan untuk menikmati indahnya ibukota," ujar Leo.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri," balas Vanesa dengan begitu acuh.
Leo juga mulai menggertakkan giginya. Baru pertama kali ada seorang wanita yang berani menolaknya di depan umum seperti ini.
Leo hendak meraih pergelangan tangan Vanesa, namun dengan cepat Adrian menangkapnya.
"Hei apa yang kamu lakukan, lepaskan tanganku!" ujar Leo terkejut.
Adrian mendorong tubuh Leo menjauh dari Vanesa.
"Kamu siapa berani ikut campur, apa kamu tidak tahu siapa aku?" bentak Leo kepada Adrian.
"Aku tidak perlu tahu siapa kamu, tapi jika kamu berani menyentuhnya, aku akan mematahkan tanganmu," balas Adrian.
Keributan ini membuat orang-orang mulai berdatangan dan mengerumuni mereka.
"Ada apa ini?" ujar salah seorang di sana.
"Itu sepertinya Leo dari grup Darmawan, sepertinya anak muda itu sedang ada masalah dengan Leo," ujar orang yang lain.
"Keluarga Darmawan adalah salah satu keluarga berpengaruh di ibukota dan terkenal begitu kejam, tampaknya pemuda itu berada dalam masalah besar," sambung orang yang lain.
Adrian sama sekali tidak memperdulikan ucapan orang-orang terhadapnya. Yang jelas jika ada pria yang berani menyentuh Vanesa makan dia akan menghajarnya.
"Karena kamu berani melawan keluarga Darmawan, maka aku akan membuatmu mati dengan menderita," ujar Leo.
"Kedua pengawal ku ini adalah mantan prajurit khusus, kemampuannya setara dengan 20 orang, sebentar lagi aku akan mengirim mu ke kuburan," sambung Leo.
Kedua pengawal Leo yang menggunakan pakaian setelah jas berwarna hitam mulai maju ke depan. Kedua pengawal itu mulai memasang kuda-kuda untuk bersiap menyerang Adrian.
"Jika kamu berlutut, dan membiarkan wanita cantik itu bermalam denganku, mungkin aku akan memikirkan untuk melepaskan mu," ujar Leo.
"Adrian, apakah kita akan baik-baik saja," ujar Vanesa kepada Adrian.
"Tenang saja, kamu tunggu di sini, dan lihat bagaimana aku memberinya pelajaran," balas Adrian.
Melihat Adrian tidak takut sama sekali dan justru malah menantangnya membuat Leo sangat marah.
"Kalian berdua maju, habisi dia!" Leo memberikan perintah kepada kedua pengawalnya.
"Kali ini anak muda itu pasti akan berakhir di rumah sakit," ujar salah seorang di sana yang melihat itu.
"Aku pernah mendengar tentang kedua pengawal pribadi keluarga Darmawan, dan mereka memang sangat kuat," sahut orang yang lain.
Kedua pengawal itu langsung melesat ke arah Adrian untuk menyerangnya. Namun yang terjadi selanjutnya membuat semua orang tercengang.
"Bruk, brak," kedua pengawal itu justru terpental ke belakang dan membentur lantai dengan keras sehingga membuat mereka tidak sadarkan diri.
Pukulan dari Adrian begitu kuat dan sangat cepat, sehingga mereka yang ada di sana tidak mengetahui apa yang terjadi.
"Apa yang sebenarnya terjadi, ini tidak mungkin," ucap Leo mulai panik.
Orang-orang yang sebelumnya meremehkan Adrian juga langsung diam tutup mulut. Mereka tidak lagi berani bersuara menyinggung Adrian karena takut akan di hajar juga.
Kedua pengawal pilihan Leo dapat di kalahkan dengan begitu cepat. Adrian mulai berjalan mendekati Leo yang sudah mulai ketakutan.
"Apa yang kamu lakukan, jangan kemari," ujar Leo.
Leo mengeluarkan sebuah pisau belati dari pinggangnya dan mengacungkannya ke Adrian.
"Jika kamu berani menyakiti ku, keluarga Darmawan tidak akan melepaskan mu," ujar Leo.
Adrian tidak memperdulikan ancaman Leo sama sekali dan merebut pisau belati miliknya.
"Syus," Adrian mengayunkan pisau itu dengan sangat cepat ke tubuh Leo.
Seketika seluruh pakaian Leo tercabik-cabik dan beterbangan hingga hanya menyisakan celana dalamnya saja.
Terlihat sebuah celana dalam wanita berwarna pink dengan motif bunga yang di kenakan oleh Leo.
Seketika semua orang tertawa melihat itu semua. Siapa menyangka seorang seperti Leo ternyata adalah orang yang cabul.
"Sungguh menjijikan," ujar Vanesa sambil memalingkan wajahnya.
Leo merasakan rasa malu yang luar biasa dan segera lari dari sana sambil menutupi bagian pantatnya dengan tangannya.
Adrian sengaja melakukan itu agar semua orang tahu bahwa Leo hanyalah seorang pria cabul. Adrian sebelumnya sudah mengetahui dengan kekuatan matanya bahwa Leo menggunakan celana dalam wanita.
Malam hari Adrian dan Vanesa menginap di salah satu hotel yang dekat dengan tempat di adakannya festival pameran batu.
Mereka berdua memesan dua kamar yang berbeda sesuai dengan kemauan Vanesa. Vanesa dan Ardian juga belum jelas dengan status hubungan mereka, jadi Vanesa juga masih menjaga dirinya.
Malam berlalu begitu cepat, esok harinya Vanesa dan Adrian sudah berada di sebuah gedung yang begitu besar dan luas. Walaupun masih pagi namun di sana sudah ramai dengan orang-orang.
"Wah ramai sekali," ujar Adrian.
"Ya tentu saja, ini adalah festival pameran batu yang diadakan 3 tahun sekali di ibukota, sudah pasti banyak orang dari luar kota yang yang datang," sahut Vanesa.
Ibukota juga terkenal dengan banyak wanita modis dan cantik-cantik. Benar saja beberapa wanita cantik lewat di depan Adrian dan menarik perhatiannya.
"Matamu melihat kemana?" ujar Vanesa di ikuti aura membunuh sambil mencubit pinggang Adrian.
"Tidak ada," balas Adrian langsung memalingkan wajahnya sambil memicingkan matanya menahan rasa sakit.
Adrian dan Vanesa mulai memasuki gedung pameran festival yang sangat besar. Begitu masuk ke dalam, terlihat begitu banyak batu dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Setiap batu memiliki harga bervariasi dari yang termurah hingga yang termahal.
Dalam klasifikasi harga batu ini dapat menentukan mana batu yang paling berkemungkinan memiliki giok di dalamnya. Batu dengan harga mahal biasanya memiliki kemungkinan paling besar. Sedangkan batu dengan harga termurah kemungkinan besar tidak memiliki isi di dalamnya. Namun dalam dunia judi batu harga bukanlah suatu ukuran, melainkan kemampuan dan keberuntungan lah yang paling menentukan.
"Wah batu di sini banyak sekali," ujar Adrian dengan bersemangat.
Hari ini kelihatannya dirinya akan mendapatkan banyak uang di sini. Tidak sia-sia dirinya datang ke ibukota, pikir Adrian.
"Master Adrian, anda juga datang kemari," sapa seorang pria.