NovelToon NovelToon
XAVIER BLOOD (I Was Trash)

XAVIER BLOOD (I Was Trash)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Aliansi Pernikahan / Barat
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

--Balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pemenang sejati--

Setelah dicampakkan ayahnya dan diputus status sebagai Tuan Muda saat usia delapan tahun karena kutukan, Xavier bangkit sebagai sisi yang berbeda setelah dewasa. Mengusung nama besar Blood dengan menjadi panglima perang sejati dan pebisnis andal di kekaisaran.

Namun ... pada akhir dia tetaplah sampah!

---Ekslusif di NOVELTOON---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ɛpɪsoʊd 9

Dengan kepala tertunduk dan tangan gemetar, dayang yang dijadikan hadiah memasuki ruangan---kamar Ashiana atau juga kamar Xavier.

Dua penjaga mengiringinya dari belakang.

Peti-peti berisi emas hadiah kemenangan sudah tercampak di dekat kaki sebuah meja.

Pemandangan di depan mereka lagi-lagi seperti tontotan seru, tapi mereka tetap tak berani mengangkat wajah. Xavier duduk di sofa tanpa bersilang kaki, sementara Ashiana tertidur di lahunannya.

Telapak tangan yang biasa menggenggam pedang untuk menebas itu terlihat mengelus kepala Ashiana dengan sangat lembut. Pemandangan yang indah---seindah panglima dengan kutukan busuk dan putri dengan gangguan mental.

Sungguh pasangan sampah!

“Kalian boleh keluar!” titah Xavier pada dua penjaga.

Mereka undur diri, sementara dayang itu berdiri semakin takut menunggu ketentuan nasibnya di tangan Xavier.

Pintu sudah tertutup.

Yang tersisa hanya ada Xavier, istrinya dan seorang dayang tua yang biasa mengurusi keperluan Ashiana, berdiri di samping Xavier dengan raut penasaran. Sengaja Xavier menempatkan di sana untuk menjadikannya saksi terkait sebuah keputusan mutlak yang akan dia lontarkan pada si dayang muda.

“Siapa namamu?” tanya Xavier.

Lagi, dengan takut dayang itu mengangkat wajah, memberanikan diri menatap Xavier.

“Daphne, Tuan. Daphne Grover," jawabnya lalu merunduk lagi.

Xavier menatapnya beberapa saat, lalu menurunkan putusannya tanpa basa-basi berkelanjutan, “Daphne Grover, mulai sekarang ... kau adalah pelayan istriku. Layani Ashiana-ku sebaik mungkin, jangan melakukan kesalahan sekecil apa pun. Jika tidak, bukan hanya berakhir di tangan para pria kehausan, kau akan kubuang ke tempat yang paling mengerikan sepanjang hidupmu.”

Daphne Grover melengak, terkejut dan takut di waktu sama. “Ba-baik, Tuan!” jawabnya kemudian. Itu sudah pilihan yang paling tepat.

“Dan satu lagi!" Xavier belum selesai, Daphne mendongak lagi.

“Lupakan pria bangsawan itu! Kau hanya akan berakhir jadi kotoran jika memaksakan diri.”

Daphne merunduk dalam, cukup sedih mendengar itu. Tapi yang dikatakan Xavier jelas adalah kebenaran yang tidak bisa disangkal. “Baik, Tuan.”

Dan untuk urusan kepelayanan Ashiana, keputusan pengangkatan Daphne bukan tanpa alasan. Xavier mendapat laporan kecil dari seorang penjaga yang secara tidak langsung ada di pihaknya. Banyak kejanggalan dalam kepengurusan Ashiana oleh dayang-dayang sebelumnya yang disiapkan Ratu Jennefit. Seperti perlakuan kasar atau makanan yang tidak layak. Ashiana sangat kurus dan Xavier terpanggil hati untuk menyelidiki.

Jadi begitulah, Daphne Grover berakhir sebagai pelayan Ashiana dengan ancaman penuh. Ratu atau siapa pun tidak lagi berhak ikut campur, karna Nona Grover adalah milik Xavier, lebih tepatnya ... seorang budak!

Pengangkatan Daphne sebagai pelayan pribadi Ashiana langsung tersebar ke seantero jagat istana Kaisar dan penduduk ibukota dalam hitungan singkat. Berasal dari mulut dayang tua yang Xavier jadikan saksi dalam proses tersebut.

Mudah saja, itu tujuan Xavier.

Malam kelima setelah pernikahan.

“Tolong jaga Asha baik-baik, Kapten. Sekarang dia sepenuhnya tanggung jawabmu.” Suara Kaisar bernada lemah. Pancaran matanya menunjukkan kesedihan yang pekat, entah tulus atau hanya di muka. Dia telah memasang yang seharusnya.

“Akan hamba lakukan! Kami pamit, Yang Mulia.”

Ashiana meloncat-loncat kegirangan saat di halaman.

”Tuan Putri! Anda bisa terjatuh!" Daphne mengikuti kewalahan dari belakang.

Proka sudah siap dengan pintu mobil yang dibukanya.

Xavier mengikuti istrinya yang sudah masuk lebih dulu ke dalam mobil dibantu Proka, lalu dia pun melakukan hal serupa.

Ilustrasi situasi~

Daphne melaju dengan kereta kuda di belakang mobil Xavier. Hanya mereka saja.

Saat ditawari Kaisar, Xavier menolak membawa prajurit dari istana dan pelayannya juga. Mengatakan dia pun punya beberapa orang kepercayaan yang bisa diandalkan di kediamannya.

Ashiana harus di tangan orang yang tepat mulai sekarang. Istana tidak ada orang yang bisa dia percaya.

Iring-iringan melaju jauh meninggalkan istana. Kaisar dan keluarganya masih terdiam di serambi sampai mobil yang membawa Ashiana dan Xavier menghilang ditelan jarak.

“Hah, syukurlah. Akhirnya putri gila itu lenyap dari pandanganku," Ratu Jennefit mengelus dada, kelegaan terpatri di wajahnya yang selalu pekat dengan ambisi.

“Sayang sekali. Padahal aku masih senang melihat pemandangan langka di istana ini.” Putri Anolla beda pendapat.

Ibunya menoleh dengan mata mengecil. “Kau ini!”

Tapi gadis itu tidak peduli, berlalu dari sana diikuti dua dayangnya.

Namun ada pandangan lain di wajah Kaisar. “Berbeda dengan kalian, aku merasakan akan ada kerumitan lain setelah kepergian mereka.”

“Indah sekali .... ”

Mata Daphne Grover tak bisa mengecil untuk beberapa waktu, mulutnya yang mungil mendadak lebar. Sejurus pandangnya menyapu takjub sebuah bangunan yang sedikit lebih kecil dari istana, tapi ornamen dan hiasan yang terpasang tak kalah megah.

“Hei! Berhenti melotot dan bantu aku menurunkan barang-barang Tuan Putri.” Proka menegur wanita itu.

Sontak Daphne mengatup mulut dan menormalkam bola matanya. “Ba-baik!” Dia berbalik ke arah mobil.

Dua buah koper diterimanya dari tangan Proka, lalu mendorong lurus searah pintu.

Sedangkan Xavier sudah lebih dulu menjauh, membawa Ashiana dalam pangkuan bridal-nya seperti biasa.

Di depan serambi luas, Luhde ternyata sudah menunggu.

“Selamat datang di Mansion Willow Anda, Tuan Muda.”

“Terima kasih, Luhde. Bantu Proka dan Daphne membawa barang-barang kami.”

“Baik.”

Ketukan pasang kaki Xavier menggema di lantai bagian utama mansion. Di pangkuannya, Ashiana masih terlelap.

Putri gila itu sangat doyan sekali tidur.

Tapi Xavier tidak mengeluh.

Isi hatinya belum bisa dipastikan kebenarannya. Entah rasa kasihan ... atau terlampau menghargai takdir.

Beberapa berjejer menyambut di satu titik. Merunduk memberi hormat dengan serentak.

Xavier melempar tatapan ramah dari mata yang semerah darah.

Setelah pasang kaki Xavier menjejak tangga, Luhde memerintah para pelayan yang terkira berjumah sepuluh dengan porsi setengah laki-laki setengah lainnya para wanita, untuk melakukan tugas mereka seperti yang sudah diinstruksikan.

“Jangan lakukan kesalahan sekecil apa pun," pesan Luhde. “Mansion ini dibangun susah payah oleh Tuan Muda. Jangan mengecewakannya. Kalian dibayar untuk hasil yang benar.”

“Baik, Tuan Luhde!”

Mereka semua berhambur menyongsong masing-masing tugas, termasuk Proka dan Daphne yang sudah selesai mengumpulkan semua barang melewati ambang batasan pintu.

Selanjutnya mereka akan bekerja setidaknya sampai tuan dan nyonya mereka terurus semua keperluannya hingga waktunya tidur.

Luhde sudah melanting naik ke atas menyusul Xavier yang sudah pasti ada di dalam kamar.

Baru saja tubuh Ashiana dibaringkan Xavier di tempat tidur, diselimuti dengan apik. “Wajahnya sangat teduh saat tertidur." Dia menatapnya beberapa saat. “Kuharap kau bisa sembuh, Ashiana. Dan jadilah terang benderang.”

Luhde datang dan berdeham, “Dokter dari rumah sakit Everal akan datang lusa. Hanya itu waktu sempatnya.”

“Cari dokter lain yang bisa cepat!” sentak Xavier, membalik badan ke arah Luhde. “Aku ingin Ashiana segera mendapat perawatan terbaik.”

Luhde sedikit tersentak, tapi tak bisa menolak, “Baik Tuan Muda.”

Xavier berbalik badan lagi pada istrinya. “Aku tidak percaya pada Kaisar yang mengatakan Ashiana sudah mendapat perawatan penuh. Tidak ada bukti yang mengarah pada perlakuan itu. Ashiana seperti kerangka yang mencari kelengkapan tubuhnya sendiri.”

Luhde ikut mengamati wanita itu. “Saya sependapat, Tuan Muda. Saya curiga ada konspirasi di balik kondisi Nyonya yang seperti ini.”

Tatapan Xavier berubah tajam. “Itu mungkin benar. Tugasmu harus mencaritahu.”

“Segera saya lakukan!”

1
Wan Trado
pembaca melotot
konyonyod an-club
mantap
Wan Trado
bawa saja asrahan dan claudine ke grim hills untuk menyusun kekuatan baru
Wan Trado
ditemukan putra mahkota yaa... bisa jadi sekutunya xavier nihh.. 😁
Wan Trado
author yg baik, sekedar saran nihh.. jangan terlalu terjebak dalam penggunaan ataupun perang sihir, walaupun dizaman itu adalah lumrah terjadi.. karena author yg biasanya ahli dalam taktik dan strategi akan sedikit ternoda.. 🙏
Wan Trado: baiklah, aku percaya kamu punya wawasan dan integritas yg mumpuni.. 👍😍👍 tidak akan mengecewakan.. 😁
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐢𝐠𝐨𝐨𝐨𝐨!
𝐀𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐠𝐮𝐦𝐢𝐦𝐮, 𝐊𝐚𝐤..😚
𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐣𝐚𝐩 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐢𝐡𝐢𝐫🤣
𝐁𝐮𝐭 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐣𝐚, 𝐊𝐚𝐤. 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐭𝐚𝐦𝐚𝐭. 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐜𝐨𝐫𝐞𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐲𝐠 𝐠𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐬𝐚𝐮. 𝐤𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐧𝐮𝐫𝐮𝐥🤣
total 2 replies
Was pray
mantap ..bibit unggul akhirnya muncul ..👍
Wan Trado
hasil kerja kerasnya mereka berhasil.. selamat ya thorr.. @ⱮαLєƒι¢єηт dah ada calon cucunya.. 😅
Wan Trado
belajar ngilmu dimana thorr.. bisa diturunkan kepada xavier.. 😁
Wan Trado: hidup itu memang merupakan pilihan dan pelatihan
Wan Trado: jiaahhh... kelakuan yaa... 😅
total 5 replies
Was pray
nah betulkan tebakanku? ratu arwena minta agar xavier mau jadi raja mendampinginya...ratu arwena terpesona sama xavier yg tenang bagai air
ⱮαLєƒι¢єηт: Iya iya, aku tau Kakak cenayang.😌

🤣
total 1 replies
Was pray
boleh kapten tapi dengan syarat kamu mau menjadi raja mendampingi ratu arwen ...😆😆😆
Was pray: oke👍👍
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir karya aku juga yaa 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 2 replies
Wan Trado
boleh saja dengan syarat-syarat tertentu..
Wan Trado: hehehe, boleh boleh boleh... ambil semaunya dan semampunya.. 🥰
ⱮαLєƒι¢єηт: Jum'at berkah, gratisin lah🤣
total 2 replies
Wan Trado
luhde n daphne
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
total 5 replies
Wan Trado
fantasi yg memabukkan memang menuntut penuntasan total
Wan Trado: wahh jangan ditanya.. berasap tuh ubun-ubun nya menahan ketegangan 🤣🤣🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Kalo nanggung kalang kabut dong pasti🤣
total 2 replies
Oe Din
Apa itu jalanan mupeng ?
Oe Din: Jalan berlubang ya ....
Jerawatnya segede apa itu, kalau lubangnya bisa buat kebo berendam...
😅😅😅
ⱮαLєƒι¢єηт: Bekas bekas jerawat gitu, Kak🤣
total 2 replies
Oe Din
Buat anak sebanyak yang kau mau, Putri Asha...!!!
😍😍😍
Oe Din
Nanti saja sekalian ( titik titik )
😘😘😘🔞🔞🔞
Wan Trado
11 anak biar bisa buat kesebelasan
ⱮαLєƒι¢єηт: Keepernya tetiba mules. jadi sepuluh dulu🤣
total 1 replies
Wan Trado
ungkapan yang dapat dicerna dgn mudah tapi mengena.. 👍
Wan Trado
jangan terlalu percaya dengan air yang terlihat tenang dipermukaan, hati-hati xavier akan para penjilat dan pengkhianatan
Wan Trado
Hari-hari pembalasan siap dimulai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!