••Bijak lah dalam memilih bacaan ya guys. ••
Ini sebagian cerita dari that my baby
😾😈
Malam yang di penuhi oleh hujan lebat, hingga membuat suasana di jalan sangat dingin dan menyeramkan dengan diiringi petir yang tersambar kemana-mana. Begitu dingin suasana malam ini namun tidak bisa mendinginkan suasana panas yang sedang di lalu oleh gadis yang tengah menggeliat tidak karuan ini.
Sensasi yang tidak pernah ia rasakan kini menyeruak seakan mendorong tubuhnya untuk mencari rasa dingin yang ia inginkan.
Seorang pria masuk dengan tubuh tegap nan gagah. Membuatnya seketika terpaku dan terhipnotis.
"Sentuh aku, tolong.... " Ucapnya dengan mata sayu.
"Kau akan menyesali ini Tantri.... "
Kesalahan malam itu membuatnya kini semakin membenci pria yang sudah pernah merusak hidupnya. Namun bagaimana jika kehadiran seseorang yang tak seharusnya ada kini semakin menjerat keduanya dalam hubungan yang serius.
Jangan lupa terus dukung author ya guys, thankyou?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
...Happy Reading ✨...
Di sebuah basement sebuah perusahaan besar dan terpengaruh. Seorang gadis baru saja keluar dari taksi dan sedang menatap lift dengan mata yang nanar. Tidak! Aku pasti bisa! Ia mengenakan celana panjang jeans di padu dengan crop top lalu tas yang ia pegang di tangan kanannya. Tak lupa kaca mata yang bertengger di hidung gadis itu agar menutupi matanya yang sembab, dan ia juga membuat pelipis dan pipinya tertutup rambut agar tidak terlalu ketara.
Gadis itu memencet tombol angka 15 yang mana ia akan langsung di hadapkan dengan ruangan asisten pemilik perusahaan terbesar di negara dan hampir di seluruh dunia.
Tantri berjalan dengan berani menuju ruangan tersebut, yang mana adalah ruangan Kevin. Si pemilik benih yang ia sedang kandung ini.
Gadis ini tau kemarin saat ia bertanya pada Zara setelah datang dari rumah sakit. Sahabatnya bilang bahwa Kevin selama ini sudah tidak ikut dengan suaminya, melainkan pria itu di tugaskan untuk mengawasi perusahaan di negara ini yang sedang naik daun.
Banyak hal yang harus di persiapkan selama bosnya berlibur,
Yang pasti selama disini pun, Kevin masih bisa memantau bosnya agar mendapat perjalanan yang memuaskan.
Tok
Tok
Tok
Sopan sekali diriku! Aku kesini untuk melabrak pria itu tapi masih sempat-sempatnya mengetuk pintu ruangannya! Umpat Tantri di dalam hati.
"Masuk!" Suara dari dalam ruangan sudah memintanya masuk, dengan menarik sebentar nafasnya barulah ia masuk dengan menaikan dagunya percaya diri.
Kepercayaan dirinya runtuh perlahan saat Kevin sama sekali tidak menoleh. Bahkan pria itu sibuk dengan setumpuk kertas yang entah apa isinya.
"Ada apa? Katakan langsung ke intinya! Setiap detik berharga!" Kata pria itu dengan terus fokus pada komputer dan kertasnya.
"Maaf jika aku menganggu waktu berharga mu tuan Kevin yang terhormat!" Ujar Tantri dengan wajah sebalnya, ia bahkan sudah menyiapkan dirinya agar terlihat percaya diri. Tapi apa? Pria ini tak menoleh sama sekali.
"Katakan." Pria itu masih tidak menoleh tapi tersenyum tipis dan sangat tipis ia tampilkan tanpa di lihat siapapun.
Brak!
Sebuah buku hamil di lempar mengenai tumpukan kertas yang menjulang itu. Gadis yang melempar itu mengepalkan tangannya lalu mengatakan, yes! Kena!
"Kau pikir sedang bermain-main?" Kini pria itu menatap dengan wajah datarnya saat tumpukan kertasnya yang mengalahkan ketebalan buku sejarah itu meluncur turun ke lantai.
"Ekhem! Baca itu!" Ucap Tantri sembari bersidekap, ia ingin melihat wajah kaget pria itu namun ia gagal. Ternyata responnya masih datar.
"Lalu?" Pertanyaan itu semakin membuat Tantri ingin mengubur pria itu hidup-hidup. Bukannya kaget seperti saat dirinya kemarin tapi pria itu malah terlihat masih menampilkan wajah biasanya.
"Aku hamil! Dan itu adalah anakmu!"
"Jadi kau mengakui telah meniduri ku ?"
"Menidurimu? Kau yang membuatku begini!" Ucap Tantri nyolot, bagaimana bisa ia dikatakan meniduri pria didepannya ini?
"Bukankah kau sendiri yang meminta pertolongan ku saat itu? Dan sepertinya kau tau apa yang sebenarnya terjadi kan?" Untuk pertama kalinya pria itu bicara panjang lebar hanya untuk berdebat dengan Tantri. Biasanya ia akan bicara panjang jika menjelaskan sesuatu pada bosnya.
"Sudah! Tidak usah kau ungkit masa lalu itu lagi! Sekarang katakan, apa bentuk pertanggungjawaban darimu?" Tanya wanita itu sengaja mengalihkan pembicaraan, bisa-bisa ia malu sendiri melanjutkan pembicaraan tadi itu.
"Kau ingin aku menikahi dirimu begitu? Langsung saja ke intinya, aku tidak suka berbelit-belit!"
"Jadi kau tidak mau menikah dengan ku?" Pertanyaan itu tak di jawab oleh Kevin, pria itu kini bersandar pada kursinya dan melipat tangan didadanya.
Ia ingin tau apa maksud ucapan wanita di depannya ini.
"Jadi karena kau tidak mau menikahiku maka tanda tangan pada surat ini." Tantri memberikan surat perjanjian pada Kevin dengan senyum bahagia.
Ia sangat yakin Kevin akan menandatangi kertas itu dari pada memilih untuk menikahinya. Pria gila mana yang menolak untuk mendapat kebebasan dan tidak bertanggungjawab.
"Di surat itu tertera bahwa kau sebagai pihak kedua memberikan seluruh hak mu terhadap anak ini padaku! Dan disana tertera juga bahwa kau tidak berhak akan anak ini setelah menandatangani kertas itu." Ucap Tantri dengan senyum penuh kemenangan.
"Baguslah!" Ucap pria itu dengan memegang dan membaca poin di dalam kertas 2 lembar itu.
"Datanglah lagi setelah makan siang, kau akan mendapatkan apa yang kau mau." Ucap Kevin sembari menaruh buku hamil dan kertas itu di sebelah kirinya.
"Dan satu hal lagi, jika aku bersedia menikahimu apa yang akan terjadi?" Tanya Kevin sembari menatap lekat gadis yang tengah memakai kaca mata hitam tersebut.
"Kita hanya akan menjadi suami istri tanpa cinta, memangnya kau gila ingin tinggal dengan wanita hanya kerena tanggung jawab? Sudahlah, aku akan makan siang lalu kembali lagi nanti!" Ucapnya santai berjalan keluar. Pria itu kembali tersenyum miring menatap kepergian wanita itu.
"Menarik!"
Kevin mengambil kertas yang di berikan oleh Tantri, lalu memasukannya ke dalam mesin penghancur. Hingga kertas tadi langsung terpotong kecil-kecil.
"Permainan ini cukup menarik." Gumam pria itu dengan menyeringai lalu mengetik sesuatu.
...****************...
"Sudah kau tanda tangani?" Tanya Tantri setelah datang dari makan siang. Perutnya sudah penuh dan ia akan istirahat setelah ini. Dirinya juga sudah kembali ke rumahnya sendiri dan meninggalkan keluarganya. Mereka juga pasti tidak peduli akan hal itu.
Pria itu mengambil kertas tadi dan menandatangani di hadapan Tantri. Semakin lebar saja senyum gadis itu saat pria di depannya ini menandatangani surat yang ia berikan.
Tenang anakku, setelah ini kita akan bebas dan pergi ke luar negeri. Disini terlalu mengerikan hingga kita bisa keluar negeri tanpa ada yang tau. Batin Tantri tenang.
Ia berniat akan meninggalkan tempat kelahirannya ini dan pergi jauh hingga tak ada yang tau siapa dirinya dan keberadaannya. Banyak sudah khayalan dirinya saat bisa merawat anaknya sendiri. Menang ia belum yakin untuk memiliki anak ini tapi apa yang bisa ia perbuat?
Menggugurkan anak ini dan menjalani hari-hari biasanya? Lalu apa bedanya ia dengan keluarganya? Anak ini tidak pernah berniat hadir di dalam rahimnya, sama seperti dia. Tantri tidak mau anaknya nanti bernasib sama seperti dirinya, meski nanti harus tinggal hanya berdua saja. Tidak apa! Ia akan berusaha menjadi orang tua yang baik.
"Giliranmu!" Ucapan itu membuyarkan lamunannya, ia segera menandatangani surat itu dengan cepat tanpa membaca ulang.
"Baiklah, selesai! Terima kasih Kevin! Kita sekarang tidak ada hubungan apapun!" Kata wanita itu dengan sumringah dan berbalik hendak keluar.
"Kita hanya tidak ada hubungan sampai besok aku akan melamar mu di rumah orang tuamu kan?"
Deghhhh....
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍