Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari Takdir cinta Ayyura_Aydeen ...
Sebuah takdir yang gak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum dikarunia seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni adalah mahasiswinya sendiri, hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik sendiri Zayna seorang Dokter muda cantik, harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan bahaya diluar sana, dan selalu bertemu dengan Zayna bolak balik di UGD.
Makanya Zayna menolak keras untuk di nikahkan dengannya ..
Yang penasaran kisahnya silahkan mampir readers ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertama Kalinya
"Abang mari sarapan dulu". panggil Syifa pada Zayn yang baru saja turun dari kamar mereka yang ada dilantai atas, untuk pertama kalinya Zayn melihat istrinya itu memasak dan membuatkan dia sarapan.
"Kamu masak"? tanya Zayn tidak percaya.
"Hmm, semoga Abang suka". jawab Syifa lembut.
Zayn pun duduk dengan tenang dimeja makan, sementara Syifa begitu gugup, saat melihat tatapan dingin dari Zayn untuk pertama kalinya.
"Abang". panggil Syifa memecah keheningan.
"Hmm". Zayn mendongak sembari mengunyah nasi goreng bikinan sang istri untuk pertama kalinya.
"Apa gak ada yang ingin Abang sampaikan padaku"?
"Hmm, nanti aja bahasnya". balas Zayn yang masih fokus menikmati sarapannya tersebut.
"Abang masih marah sama Adik"? tanya Syifa kembali dengan suara yang pelan.
Zayn kembali mendongak, lalu mengelap sisa-sisa makanan yang ada pada bibirnya.
"Abang sedang makan dik, tidak baik membicarakan masalah saat lagi makan. Itu namanya mengurangi rasa syukur dan nikmat kita pada Allah". jawab Zayn, lalu menyudahi sarapannya, kemudian menyeruput teh hangat yang sudah disediakan istrinya.
Deg ..
Syifa terdiam mendengar ucapan yang begitu monohok dari suaminya itu. Sepertinya Zayn kali ini benar-benar marah dan tidak ingin membahas masalah kemarin dulu. Terlihat pagi ini Zayn yang sengaja tidur lagi setelah subuh, dan itu bukan kebiasaan nya Zayn. Biasanya, selama ini Zayn lah yang melayani Syifa seperti Ratu didalam rumahnya.
Selama 3 tahun pernikahan, dia begitu memanjakan istrinya. Menurutnya itu sebagai bentuk kewajiban seorang suami, yang harus bisa membuat sang istri nyaman dan juga memastikan membahagiakannya.
Selama 6 tahun belajar dipondok pesantren, banyak pembelajaran dan pengalaman hidup yang Zayn dapat dari sana. Dia benar-benar tumbuh menjadi sosok suami yang begitu baik, yang bisa diandalkan, serta menjunjung tinggi semua ajaran Rasulullah.
Namun sikap dan sifat sempurna nya Zayn di salah artikan oleh istrinya Syifa. Perempuan bercadar ini berubah menjadi istri yang manja dan tidak tahu dengan pekerjaaan rumah tangga. Padahal dirinya dirumah saja selama menikah dengan Zayn.
Zayn bertemu dengan Syifa pertama kalinya di sebuah jalanan yang sepi tepatnya 3 tahun lalu. Zayn tidak sengaja di begal saat habis pulang dari kampusnya, waktu itu Zayn terluka parah dan koma selama berapa hari. Saat ia sadar yang pertama kali ia lihat adalah, wanita bercadar yang tutur katanya lemah lembut dan bisa membuat hatinya bergetar.
Dia adalah Assyifa, perempuan yang sudah sah menjadi istrinya itu sekarang. Kata orang tuanya Syifa lah yang sudah menolongnya dan membawa dirinya ke rumah sakit terdekat saat itu.
Entah mengapa setelah kejadian itu, Zayn merasa berhutang nyawa dan merasa harus membalas budi wanita tersebut. Dan Zayn juga jatuh cinta dengan sikap lemah lembutnya Syifa, apalagi ternyata dia adalah putri dari pengurus pondok pesantren tempat dia menuntut ilmu dari bangku SMP sampai SMA. Yang tak lain, pesantren tersebut adalah milik Ayyura mommynya Zayn sendiri. Zayn menganggap Takdir yang mempertemukan mereka berdua, dan dia harus mengikuti alur dan skenario dari takdir itu sendiri.
*
*
*
Sore itu dikediaman Aydeen semua orang nampak begitu bahagia menikmati moment bersama dengan keluarga besarnya. Besok Fahri dan Hanna akan pulang kembali ke Aussie, semenjak anak-anaknya sudah menikah, keduanya lebih menikmati waktu bersama dengan berduaan saja di masa tua mereka. Dibandingkan ikut tinggal bersama putra-putri mereka yang sudah bahagia dengan keluarganya masing-masing. Zahra dan Dion sekarang menetap di Bandung, sesekali mereka akan pergi berlibur dan menginap diJakarta tempat Abangnya Aydeen.
Sementara Maryam putri keduanya malah memilih menetap di Turkey, bersama dengan suaminya yang tak lain adalah Atasan nya sendiri di firma hukum tempat dia bekerja. Mereka sama-sama pengacara hebat dan berani, namun di pernikahan mereka yang sudah berjalan selama 15 tahun ini, mereka masih belum di karuniai anak. Syukurnya ada putra dari Dion yang selalu menemani mereka saat ini.
Putra Dion dari istri pertamanya, sekarang tinggal menetap di Turkey bersama Maryam dan suaminya. Daniel sudah menjadi anak angkat mereka, pasalnya dia sangat tertarik ingin mengambil jurusan Hukum syariah di Turkey, dan saat ini dia telah bekerja disana dengan kedua orang tua angkatnya.
"Apa benar kalian akan pulang ke Aussie besok"? tanya Aydeen yang merasa sedih harus kembali berjauhan dengan kedua orang tuanya tersebut.
"Iya nak, kami datang kesini hanya untuk melihat cucu kesayangan kami wisuda saja". jawab Hanna.
"Hm, jadi mami dan abi udah gak peduli sama Yura dan Mas Aydeen lagi". ujar Yura pura-pura ngambek.
"Benar kata Yura, abi dan mami kayak gak pernah betah tinggal dirumah sendiri. Padahal ini rumah pemberian dari kalian berdua". timpal Aydeen.
"Bukan begitu nak, hanya saja kami sedang ingin menikmati masa tua kami berdua saja". jawab Fahri.
"Iya Sayang, mami dan abi kalian ingin mengenang masa-masa indah kami saat masih di Aussie dulu". balas Hanna terseyum hangat.
"Jadi itu alasan kalian menetap di Aussie saat ini". tanya Aydeen dengan wajah yang sendu.
"Iya nak, karena kita berdua cukup lama tinggal di Aussie bersama orang tua Mami dulu". jelas Hanna.
"Hmm, baiklah kami tidak akan memaksa kalian berdua lagi. Dengan catatan kalian harus selalu sehat disana dan juga selalu kasih kabar sama kita". peringat Aydeen dengan wajah tegasnya.
"Iya mam, kita selalu khawatir dengan keadaan kalian berdua disana. Kalian sudah tidak muda lagi, kalian butuh anak-anak dan cucu-cucu kalian untuk selalu berada disamping kalian dimasa tua ini. Bukannya malah menjauh dari semua keluarga". timpal Ayyura yang selalu merasa sedih setiap kedua mertuanya itu akan pulang ke Aussie.
"Maafin kami ya nak, mami tahu bagaimana perasaan Kamu saat ini. Kita berdua janji setelah kita merasa bosan disana, kita akan cepat kembali kesini dan berkumpul dengan kalian semua disini". balas Hanna dengan memeluk erat menantunya itu.
"Yura sudah tidak punya siapapun lagi didunia ini, hanya kalian lah keluarga yang kumiliki. Aku trauma dengan namanya kehilangan, jadi tolong pikirkan saran Yura dan mas Aydeen mam, bi untuk tinggal dan menetap disini bersama anak dan cucu kalian". nasihat Ayyura lembut pada kedua mertuanya itu.
"Baiklah Sayang, akan mami dan abi pertimbangkan Sara baik dari kalian berdua ini". balas Hanna lagi.
"Benar nak, setelah mami kalian puas main disana. Insya Allah Kita akan segera kembali ke Jakarta". timpal Fahri dengan nada menggoda, dan nyatanya cukup membuat hati anak dan menantunya lega.
"Beneran ya? Abi gak lagi pura-pura kan"? seru Yura.
"Iya nak, kalian bisa pegang kata-kata abi ini".
"Oke deal". jawab Ayyura kembali dengan raut wajah yang begitu bahagia, akhirnya setelah sekian lama mereka akan kembali menetap bersama dengan keluarganya di Jakarta nanti.
semoga Zayna bisa melewatinya.