Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 : Surat Ancaman
Emilia baru menyadari ucapannya. Emilia berusaha mencari alasan yang tepat di otaknya agar Agam tidak curiga.
"Bercanda ... bercanda ..." jawab Emilia sambil tertawa seolah apa yang dia ucapkan beberapa saat yang lalu hanya gurauan semata. "Serius amat," tambahnya lagi.
"Aku kira serius, istriku ada-ada saja."
"Aku bercanda, Sayang. Kita ketemu kan waktu Aku masih kecil, sebelum menderita penyakit leukimia, saat acara amal perusahaan," jawab Emilia lagi, meyakinkan. "Kembang apinya sudah habis, Aku mau menembakan satu lagi," sambung Emilia, mengalihkan pembicaraan.
"Aku ambilkan dulu," ucap Agam. Dia mengambil kembali satu batang kembang api tembak, kemudian menghidupkannya, lalu mereka kembali memegang ujung batang kembang api dan menembakannya bersama-sama ke atas langit.
Begitu terus terulang, sampai keduanya bosan.
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, sudah agak larut. Hawa di luar juga sudah dingin. Emilia dan Agam menyudahi aktivitas mereka di atas balkon. Mereka pun masuk ke dalam dengan menuruni tangga.
"Sayang, boleh ku minta sesuatu?" pinta Emilia.
"Apapun itu akan ku berikan," jawab Agam.
"Katamu sebulan lagi akan ada pemilihan CEO baru. Apa bisa jangan pilih Kak Alex?" pinta Emilia.
"Aku baru tau kalau istriku mulai tertarik dengan urusan kantor. Istriku sudah dewasa rupanya."
"Aku perlu bantuan mu. Lulus SMA nanti, Aku ingin jadi pengganti Papaku. Jika Alex menduduki jabatan CEO sekarang, maka jabatan itu tidak akan dia lepas selamanya."
"Maksudmu Aku harus mengulur waktu agar pemilihan CEO baru di adakan saat Kamu lulus nanti?"
"Iya. Aku janji akan bekerja keras dan belajar yang rajin. Sayang tolonglah Aku. Aku sangat ingin menjadi pimpinan VN group."
"Gampang," jawab Agam ringan.
"Benarkah? Tidak salah Aku minta bantuan ke suamiku," puji Emilia.
"Apa imbalannya untukku? Aku pembisnis, jadi harus sama-sama untung."
"Masa dengan istri sendiri perhitungan?"
"Perhitungan itu harus, Aku pembisnis yang tidak mau rugi," goda Agam.
"Apapun permintaan suamiku akan ku kabulkan, selama Aku mampu."
"Oke, deal."
Sangat mudah bagi Agam untuk mengulur waktu pemilihan CEO baru. Terlebih, dia adalah pemegang saham kedua terbesar di VN group, sekaligus CEO Graha Group, perusahaan besar yang kini menopang banyak bisnis VN group.
Keesokan harinya, Agam memerintahkan Panji untuk mengatur agar pemilihan CEO baru VN group di tunda.
"Apa Tuan ingin memberikan jabatan itu pada Nyonya Emilia?" tanya Panji.
"Istriku ingin jabatan itu, jadi harus ku berikan. Hari ini Aku ingin permintaanku terlaksana," titah Agam.
"Baiklah, Tuan." Tanpa banyak bertanya, Panji kemudian melaksanakan perintah Agam.
Di kantor VN group, Alex tengah duduk di kursi kerjanya dengan santai. Walau sekarang menduduki jabatan Wakil CEO, tapi Alex tidak berkontribusi banyak pada perusahaan. Dia hanya santai, menyuruh bawahan saja. Semua orang tidak berani membantah dia apalagi protes pada kemalasannya, karena mereka tau kalau Alex adalah putra CEO. Meskipun putra tiri, tapi mereka tau kalau Nyonya Rosiana adalah wanita tercinta Tuan Aditama Vivian.
Tok tok tok
Ada orang mengetuk pintu ruangan wakil CEO.
"Masuk!" titah Alex, dia sedang bermain game online.
Sang sekretaris pun masuk.
"Ada kiriman paket untuk Bapak," kata sekretaris Alex.
"Paket apa?" tanya Alex, langsung meletakan ponselnya.
"Ini, Pak." Sekretaris meletakan paket itu di atas meja.
"Kamu boleh pergi!" titah Alex. Sekretaris pun pamit keluar.
Alex penasaran pada paket itu. Belum pernah dia menerima paket apapun di kantor, apalagi pengirimannya anonim. Alex langsung membuka paket itu, dan isinya ternyata sebuah surat.
Alex kemudian membaca surat itu, yang hanya terdiri dari beberapa baris saja.
Kamu pembunuh. Aku tau Kamu ingin memperkosa Viona. Dia kabur dan Kamu menabraknya di depan club malam. Aku punya bukti kuat. Siap-siap lah Kamu masuk penjara.
Isi surat itu singkat, padat dan jelas.
Alex terkejut membaca isi suratnya. Alex marah besar.
"Kurang ajar, siapa yang berani mengancam ku? Akan ku bunuh orang itu!" ucap Alex.
Alex kemudian memfoto surat itu, mengirimnya ke seseorang. "Cari tau tulisan tangan siapa ini! Ku beri waktu setengah jam!" titah Alex, pada orang yang dia kirimi foto surat itu.