Sebagai imbalan pinjaman, majikan Rembulan ingin dia menikahi cucunya yang dingin, Kenzo Smith, dengan cara yang ekstrim yaitu menidurinya.
Meski kehormatannya sebagai perempuan dipertaruhkan, Rembulan tidak punya pilihan lain selain setuju demi melindungi ibunya yang sakit dari para penagih utang.
Namun, Kenzo memandangnya seakan-akan dia benar seorang pelacur dan tanpa ampun mempermalukannya.
"Ketika kamu telah melahirkan seorang anak untukku! Kamu tidak lagi diperlukan, pada saat itu aku akan membuangmu, menceraikanmu! karena itu adalah satu-satunya fungsimu di sini!"
Hati Rembulan sangat sakit bagai tertusuk pisau. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa mengandalkan kesempatan ini.
Rembulan mengamati pria asing yang tertidur di sebelahnya, dan mengambil sebuah keputusan…
Apakah pernikahan ini akan berakhir setelah terlahirnya seorang anak? Atau Kenzo akhirnya harus menelan kata-katanya sendiri?
.
.
Ikuti Instagram aku ya : @anak_kost_joy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 : Tidak ada alasan yang lain.
Episode 24 : Tidak ada alasan yang lain.
***
"Tuan ..." Rembulan tak bisa menahannya lagi, ini terlalu sesak, panas dan tidak nyaman.
Dia ingin bernafas secara normal sebentar, menghirup udara sebelum Kenzo melakukan ciuman itu lagi.
Kenzo yang sudah merasakan darah yang mendidih tanpa menjawab keluhan sang istri langsung menggendong Rembulan di tangannya.
Dia melangkah sembari melonggarkan ciuman panas tadi tetapi tetap mencium Rembulan.
Sekarang dengan lembut, mencoba membiarkan Rembulan bernafas dengan lega.
Kenzo merebahkan tubuh polos Rembulan diatas ranjang, dengan masih duduk tepat diantara kaki Rembulan, Kenzo menatap dengan sangat tajam.
Karena sinar rembulan yang membias membuat tampilan Kenzo terlihat gelap dan mengerikan, mata birunya menyala dan tajam, lalu tubuh bidangnya seolah bisa melahap tubuh mungil Rembulan hanya dalam sekejap.
Rembulan malu sekali, dia ingin pingsan dan bersembunyi entah dimana, hanya ada satu hal yang ia inginkan yaitu dia ingin malam ini cepat berlalu dan dia tidak ingin mengingat satu detik pun dari kejadian yang akan terjadi.
Satu persatu kancing kemeja yang sejak tadi melekat di tubuh bidang nan atletis itu terbuka oleh jemarinya sendiri, dia masih membuka bajunya dengan tetap menatap dengan tajam kearah Rembulan.
Menatap tubuh mungil yang indah dan bagaimana bahasa tubuh yang malu itu membuatnya semakin bergairah untuk menghancurkan wanita ini.
Rembulan menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya lalu memiringkan wajahnya.
"Lihat kearah ku," Kenzo memerintahkan Rembulan lagi, agar Rembulan menatap kearahnya.
Rembulan menurut, dadanya rasanya mau meledak ketika melihat tampilan Kenzo tanpa busana dihadapannya.
Kenzo menyeringai sembari menatapnya dengan tajam, sekarang Kenzo sudah menurunkan tubuhnya, menempel di tubuh Rembulan tetapi tangannya yang kokoh itu bertumpu di ranjang agar Rembulan tidak merasakan berat tubuh Kenzo.
Mereka berhadapan lagi sekarang, mata mereka bertemu lagi dan waktu seolah berhenti dan keduanya berhenti berbicara lagi.
Kenzo mulai meraih leher istrinya, mengecup jengkal demi jengkal tubuh yang masih belum terbiasa dengan sentuhan lelaki.
"Ah ...." Rembulan menahan suaranya dengan menutup mulutnya dengan kuat.
Dia tanpa sadar menitikkan air mata karena tak tahan dengan semua rasa malu dan sakit ini.
Dia dilihat oleh lelaki dewasa tanpa busana dan disaat yang sama merengkuh tubuhnya, mengecup tubuhnya disana sini dan melakukan apapun yang ingin dilakukan oleh lelaki ini pada tubuhnya.
Sedangkan Kenzo, tanpa sadar, Kenzo sepertinya tak bisa mengontrol tubuhnya sendiri, mungkin karena kemiripan Rembulan dengan Laura membuat Kenzo bergairah sekali.
Setidaknya itu adalah alsan logis yang bisa diterima Kenzo untuk saat ini.
Sebab bagi Kenzo, Rembulan hanyalah wanita rubah yang sangat tamak, rela melakukan apapun demi uang.
Dan Kenzo tak akan pernah tertarik dengan wanita seperti itu.
....
Nafasnya Kenzo semakin berat, saat Kenzo mengecup leher istrinya, Rembulan tahu ada tekanan yang tak bisa ia jelaskan.
Darahnya ikut mendidih.
"Tidak akan ada lagi jalan kembali, aku harus melakukan ini walau aku tidak mencintaimu, jangan salahkan aku, karena kau adalah orang yang memberikan bensin kepada api yang menyala," geram Kenzo mencengkeram bahu Rembulan sebagai bentuk bagaimana Kenzo sudah tidak bisa menahan dirinya seperti malam saat Rembulan menjebaknya.
Rembulan tidak mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh Kenzo.
Yang Rembulan tahu hanyalah bahwa ia bisa merasakan panas di tubuh Kenzo yang menempel padanya.
Sampai saat Kenzo secara perlahan melakukan penyatuannya dengan sang istri, Kenzo tidak berlaku kasar dalam prosesnya, walau ia membenci Rembulan akan tetapi Kenzo tidak memiliki alasan untuk menyiksa dan menyakiti tubuh wanita ini.
.
.
.
.
Adegan dewasa tidak akan terlalu diperjelas, karena tidak akan lulus review jika adegan nya terlalu jelas hehe.
Semoga kesan dan pesan nya masih sampai ya ke kalian semua, semoga kalian menikmati novelku bukan berfokus ke adegan dewasa.
Terimakasih banyak, sayang kalian banyak banyak 🤍
