Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya
harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik
namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri
hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti
cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 7
anisa pulang dari kampus dan menunggu shila yang juga sudah waktunya pulang kerja, didepan kantor yang sangat mewah dan megah anisa juga ingin suatu saat jika sudah lulus kuliah bekerja satu gedung yang sama dengan shila saat ini, walaupun tak dalam satu bagian atau ruangan setidaknya keduanya bersama dalam satu tempat
"hai" shila melambaikan tangan melihat anisa yang setia menunggunya padahal anisa bisa pulang lebih dulu ke kost, shila menghampiri anisa dan mengajaknya ke tempat yang keduanya sepakat untuk kunjungi sebelumnya
hari ini adalah hari dimana shila mendapatkan gajih untuk pertama kalinya setelah dia bekerja sebagai og dikantor. meski baru dua minggu bekerja namun gajihnya sudah lumayan dan sangat cukup hanya untuk mentraktir sahabatnya makan yang lebih enak dan mahal dari pada biasanya
"kita makan dimana shil?" tanya anisa yang penasaran dengan tempat yang akan dipilih oleh shila, anisa tak mau nanti uang shila habis jika mentraktirnya ke tempat yang terlalu mahal
"tenang saja, aku udah tanya-tanya temenku katanya tempat ini murah dan enak makanannya" ucap shila yang terus menarik tangan anisa dengan tak sabar
"shila!" anisa melepasakan pegangan tangan shila karena terkejut setelah sampai tempat dimana shila akan mentraktir anisa makan
anisa menolak karena tempatnya terlalu mewah disebuah hotel bintang lima yang tak jauh dari kantor shila, bahkan baju yang dikenakan keduanya sangat tak layak untuk masuk hotel mewah itu menurut anisa
"tenang nis, aku dapat voucher makan gratis berdua disini dari temenku" shila menjelaskan pada anisa jika kemarin sempat membayari makan teman barunya dan ternyata sebagai gantinya daren memberikan dua voucer makan malam untuk shila dan temannya sebagai permintaan maaf karena batal mentraktirnya waktu itu
"yang bener shil? nanti temenmu bohong lagi" anisa curiga jika shila hanya diprank oleh teman kerjanya, pasalnya untuk voucher itu sendiri lebih dari satu juta untuk berdua dan teman mana yang sabaik itu apalagi sama-sama seorang ob yang gajihnya pun sama
"shil, kita pulang aja deh kayaknya daripada diusir dari sini" anisa menarik tangan shila agar makan ditempat biasa saja " cacing diperut kita ngga biasa makan beginian shil ayo pulang" ajak anisa
"terus ini gimana?" tanya shila yang sangat menyayangkan pemberian daren akan sia-sia, awalnya shila menolak namun daren bilang jika mendapatkan itu tak mudah dan karena daren ada acara maka diberikan pada shila
"kita tanya dulu yuk, nanti kalau bohongan kita pergi" shila masih ingin memastikan apakah daren benar-benar baik atau hanya ingin mempermalukannya
"ya udah, tapi kalau bohongan langsung pergi dari sini ya" anisa ragu tapi juga ingin memastikan
"selamat sore pak, maaf mau tanya ini bisa digunakan dimana ya pak?" tanya shila pada satpam yang berdiri didekat pintu masuk hotel
"silahkan masuk saja mba, nanti didalam ada arah ke restoran hotel bisa ditanyakan disana" ucap pak satpam menjelaskan
"terima kasih pak" shila kembali menemui anisa dan mengajaknya masuk setelah menerima arahan dari pak satpam
"shila malu ngga sih" anisa melihat sekeliling semua orang nampak rapih dan juga sangat cantik serta tampan, sedangkan keduanya datang dengan baju sederhana dan wajah kucel pulang kerja dan juga kuliah
"ada yang bisa kami bantu?" sapa pelayan cantik yang ramah pada kedua gadis lugu yang terlihat bingung harus apa
"ini mba, apa ini benar bisa digunakan untuk makan disini" ucap shila dengan mengeluarkan dua lembar voucher dan berharap banyak
"benar mba, untuk dua orang silahkan masuk" ucap pelayan restoran mengantarkan shila dan anisa ke tempat duduk yang tersedia " tunggu sebentar kami akan siapkan menu yang sesuai dengan voucher yang anda bawa" lalu pelayan itu meninggalkan keduanya
"terima kasih" ucap anisa dan shila
keduanya masih tak menyangka bisa masuk dan duduk ditempat yang sangat mewah dan mungkin hanya orang kaya saja yang biasa duduk dan makan ditempat ini.
"temen kamu baik banget shil, pasti dia anak orang kaya yang menyamar" ucap anisa asal karena mana mungkin memberikan voucher mahal jika tak kaya
"kaya dari mana, waktu itu aja mau bayar nasi goreng ngga punya uang makannya aku yang bayar dan ini gantinya. katanya dia menang undian apa gitu" jawab shila yang tak percaya dengan khayalan anisa yang memang memimpikan untuk mendapatkan cinta pangeran tampan bagai di film-film
"bisa saja kan" anisa masih kekeh namun sangat sulit pastinya untuk meyakinkan shila yang sallau berfikir secara logis dan tak mau berandai-andai
"silahkan dinikmati, ini untuk makanan pembuka, makanan inti dan penutup kami siapkan semuanya secara bersamaan" ucap pelayan yang menyiapkan makanan untuk shila dan anisa
melihat dari dua gadis itu mempertimbangkan untuk pelayan memberikan makanan secara bersamaan dan menjelasakan mana yang akan dimakan lebih dulu tanpa ingin menyinggung atau bersikap tak sopan, justru membantu shila dan juga anisa
"terima kasih mba" ucap shila
"dengan senang hati" jawab pelayan itu lalu meninggalkan shila dan anisa
"nis, kamu makannya gimana?" shila belum pernah makan menggunakan sumpit ataupun pisau
"tunggu aku potongin dagingnya, nanti kamu makan punyaku yang sudah dipotong. kalau ngga bisa pakai sumpit makan saja pakai garpu" anisa yang sedikit mengerti cara makan ala-ala barat dan korea yang sering dilihatnya didrama dan dipraktekkannya saat ini
"ini makanlah pelan-pelan" anisa seperti seorang ibu yang sabar selalu memberikan shila perhatian juga hal-hal yang shila tak tahu
selesai makan malam shila dan anisa keluar dari restoran dengan perut kenyang dan sambil tertawa mengingat sungguh pengalaman yang luar biasa. anisa akan menceritakan pada orang tuanya dikampung nanti jika shila membawanya ke restoran mahal
sesampainya di kost, shila lebih dulu membersihkan diri dan bergantian dengan anisa. shila membuka dompetnya yang berisi uang hasil gajihnya selama dua minggu
"gajihan berapa shil?" anisa penasaran berapa gajih dari perusahaan besar
"ini baru dua minggu nis, dua juta lima ratus" ucap shila dengan penuh rasa syukur dan terus mengucapkan terima kasih
"nis, ini buat kita belanja makan ya dan ini bisa tolong kasihkan ke ibumu, aku harus mulai mencicil hutang-hutangku" shila membagi-bagi uangnya dan juga harus ditabung untuk sampai gajihan bulan depan
"kamu ngga punya utang shil, ibu bilang tabung saja uang gajihmu dan jangan lupa harus sering makan enak" ucap anisa yang memang begitu adanya dari orang tuanya yang tak pernah menganggap shila membebani bahkan mereka menganggap shila sebagai anaknya sendiri seperti anisa
"tapi nis, terlalu banyak yang kalian berikan" shila merasa malu
"kata ayah sama ibu, kalau kamu merasa mereka menyayangimu maka jadilah anak yang sayang dengan mereka dan terus bersemangat mencapai cita-citamu. sudah simpan uangmu nanti hilang" anisa menutup dompet shila agar menyimpan uang miliknya
"kita tidur besok aku ada jam pagi" ucap anisa lalu menaiki tangga, anisa tidur diranjang yang atas dan shila bagian bawah