NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24

📞 Zidan

bagaimana Randi, kalian bisa mengejar mereka...?

📞 Randi

kami kehilangan jejak bos. maafkan aku

📞 Zidan

hah...baiklah, kalian pulang sekarang

📞 Randi

baik bos

klik..... Zidan mematikan panggilannya

"bagaimana bos...?" tanya Pram

"mereka kehilangan jejak" jawab Zidan

"sial, harusnya tadi kita bawa polisi sekalian" ucap Pram

"bagaimana lukamu, sudah di obati...?" tanya Zidan

"sudah bos" jawab Pram.

"kita pulang sekarang"

"baik"

Zidan dan Pram meninggalkan rumah sakit. setelah tidak dapat mengejar Randi dan Helmi, mereka kembali ke wilayah B untuk mencari petunjuk di rumah itu namun tidak ada apapun yang mereka temukan. wanita yang mereka suruh menjadi ART sudah Zidan suruh pulang, tentu saja dengan upah yang lumayan besar. kemudian Zidan dan Pram memutuskan untuk ke rumah sakit mengobati luka tembak yang dialami Pram.

mobil mewah itu kini terpakir di halaman rumah mewah dan besar, rumah dimana El dan kedua sahabatnya pernah menginap.

"ini sudah larut malam, tidurlah di sini" ucap Zidan

"tapi..."

"kamu tidak sendirian. Randi dan Helmi juga akan menginap di sini. mereka dalam perjalanan"

"baik bos"

Zidan ke luar dari mobil masuk ke dalam rumah diikuti Pram dari belakang.

"Bi....bibi" panggil Zidan

"iya tuan" datang menghampiri Zidan dan Pram

"siapkan kamar untuk tiga orang ya" ucap Zidan

"baik tuan"

"satu saja bos. ini bukan kali pertama kami menginap di sini. kami selalu sekamar bertiga" timpal Pram

"jangan panggil aku bos terus. aku merasa seperti tuan besar" ucap Zidan

"lah emang kamu bos aku kan" jawab Pram dengan bahasa santai

"tapi sekarang kamu sedang tidak bekerja. Bi... siapkan satu kamar saja" ucap Zidan

"baik tuan"

Pram langsung mendaratkan tubuhnya di sofa empuk. dirinya dan Zidan serta Randi adalah sahabat sejak masa sekolah SMA. kemana satu orang pergi, di situ pasti ada dua orangnya juga. mereka tidak terpisahkan bahkan sampai sekarang, Pram dan Randi menjadi orang kepercayaan Zidan.

untuk Helmi, dia adalah orang desa yang datang merantau di kota. sayangnya semua uangnya di curi hingga akhirnya ia menjadi pengemis di jalanan.

ia bertemu dengan Zidan, saat Zidan dikeroyok oleh musuh Burhan, kakaknya. untung saja saat itu ada Helmi yang membantunya melawan para preman suruhan musuh dari Burhan.

sejak saat itu, Zidan membawa Helmi ke rumahnya dan mempekerjakan ia sebagai pengawalnya bersama Pram dan Randi namun ternyata Burhan tertarik dengan Helmi hingga akhirnya Helmi menjadi pengawal Burhan.

setelah Burhan meninggal 4 tahun lalu, Zidan kembali mempekerjakan Helmi sebagai pengawalnya.

tak...tak...tak

bunyi sepatu menggema di rumah itu. dua orang lelaki datang menghampiri Pram dan Zidan.

"hah...capek juga main kejar-kejaran" Randi langsung menjatuhkan dirinya di sofa

Helmi pun melakukan hal yang sama. ia membuka jaketnya tersisa baju kaos saja. begitu juga Pram dan Randi. berbeda dengan Zidan yang menjabat sebagai bos mereka sekaligus sahabat. Zidan masih berpakaian kantoran. setelah mengantar Vania, ia tidak sempat untuk berganti baju.

"aku butuh liburan. kenapa kita tidak berlibur dulu sejenak untuk menghilangkan penat" ucap Helmi

"aku setuju. tiap hari pekerjaan kita hanya berhadapan dengan para lelaki. bisa-bisa kita jadi bujang lapuk seumur hidup karena tidak punya waktu untuk berkencan" timpal Randi

"ck... sok-sokan mau berkencan, emang ada gitu wanita yang mau sama kamu...?" cibir Zidan

"wah wah wah...kamu meragukan kemampuan merayuku ternyata. dengan rayuan maut ku para wanita pasti langsung menempel padaku" ucap Randi

memang diantara mereka, Randi lah yang paling tau dalam merayu wanita. itu adalah keahliannya sejak zaman mereka sekolah dulu. bahkan ia di kenal sebagai laki-laki playboy cap badak

"jangan mimpi mau kencan sebelum kalian menemukan Dirga" ancam Zidan

"yaelah dan, segitunya kamu sama kita. mentang-mentang sudah punya kekasih" cebik Pram

"tapi ya, kamu kan dari dulu tidak suka sama tuh Vania. buat aku aja ya, dia cantik, imut dan manis" ucap Helmi menaik turunkan alisnya

"ck...mau aku gantung di Monas kau" Zidan melemparkan bantal sofa kepada Helmi

hap.... Helmi langsung menangkapnya

"sekarang berpikir, bagaimana caranya kita menemukan Dirga kembali" ucap Zidan

"itulah mengapa kami ajak berlibur" ucap Helmi

"apa hubungannya dengan liburan Sukijang" kesal Zidan

Helmi menatap Randi yang juga sedang menatapnya. mereka berdua tersenyum simpul.

"idih, di tanya malah senyam senyum, udah gila kalian ya...?" ucap Pram

"tenang saja. dari awal aku sudah merencanakan rencana cadangan. tentu aku tidak sebodoh itu membiarkan dia lolos begitu saja" ucap Randi

"aku tidak mengerti. jelaskan detailnya" ucap Zidan

"aku telah menaruh alat pelacak di tubuh Dirga melalui wanita yang aku suruh untuk melamar menjadi ART. aku berpikir mungkin rencana kita akan gagal makanya aku melakukan itu, dan benar saja dia berhasil lolos" jelas Randi

"dan sekarang posisi mereka berada, penculik itu membawa Dirga ke pulau X" timpal Helmi

"bravo....prok...prok...prok...kalian berdua emang luar biasa" Pram bertepuk tangan

"maka dari itu, selain menculik Dirga kembali...kita sekalian liburan" ucap Randi

"pulau X...?" ucap Zidan

"iya, kenapa...?" tanya Helmi

"pulau itu kan yang dibeli mas Burhan untuk Dirga di usia Dirga yang ke 19 tahun. kenapa dia ke pulau itu. harusnya tidak ada yang bisa ke pulau itu selain keluarga Sanjaya" ucap Zidan

"iya ya, kenapa kita nggak kepikiran ke situ ya tadi" ucap Randi

"pulau itu dibeli oleh mas Burhan bersama....." perkataan Zidan menggantung

"bersama siapa. aku memang tau kalau pak Burhan pernah membeli pulau, tapi tidak tau dia beli bersama siapa" ucap Pram

Zidan mengepalkan tangannya dengan kuat. amarahnya kian terlihat, sorot matanya tajam menusuk. bahkan untuk ke tiga orang di dekatnya itu merasa ngeri melihatnya.

"aku tau siapa pelakunya. brengsek, ternyata kamu benar-benar manusia biadab" Zidan sangat emosi, ia meremas bantal sofa yang ada di pangkuannya

(pantas saja dia berhasil lolos, ia sudah merencanakannya dengan matang. ternyata dia membuntuti ku...dia tau rencana ku. bodohnya aku. kenapa juga aku tidak curiga padanya saat itu. brengsek....aku tertipu dengan sikap baiknya. akan aku buat perhitungan denganmu kalau benar kamu pelakunya) batin Zidan mengeraskan rahangnya

"jadi kapan kita akan liburannya...?" tanya Pram

"tenang saja. aku tau bagaimana caranya memancing macan keluar dari sarangnya" Zidan tersenyum smirk

"bagaimana caranya...?" tanya Helmi

Zidan mulai memberitahu rencana apa yang akan mereka jalankan. ketiga pemuda tampan itu mendengarkan tanpa menyela sedikitpun. Zidan sudah memberitahu siapa yang dia curigai yang menjadi dalang dari semua ini.

"serius Dan, dia pelakunya...?" tanya Pram tidak percaya

"itu masih kecurigaan ku. tapi tidak ada yang bisa masuk ke pulau itu selain keluarga Sanjaya dan dirinya yang memang mas Burhan mengkhususkan untuknya agar bisa keluar masuk ke pulau itu tanpa diperiksa pengawal" jawab Zidan

"musuh dalam selimut ini mah" timpal Helmi

"kamu yakin dia tidak akan menyakitinya...? tanya Randi

"tentu saja tidak, sebelum dia mendapatkan apa yang dia mau, dia tidak akan menyakiti Dirga. Dirga sebagai alatnya untuk memuluskan rencananya namun sayang kita sudah tau siapa dia. sebelum dia menyakiti Dirga, maka kita lebih dulu yang akan menyerang mereka. untuk sekarang suruh orang-orang kalian untuk memantau mereka di pulau itu. aku yakin jika kita menjalankan rencana ini, kalau memang dia orangnya, dia pasti akan datang dengan sendirinya" jawab Zidan

"yah tidak jadi liburan dong" ucap Helmi

"ck, tidur sana. aku mau ke kamar dulu" lagi-lagi Zidan melemparkan bantal sofa kepada Helmi

Zidan menaiki anak tangga satu persatu, ia masuk ke dalam kamarnya melepaskan semua pakaiannya dan masuk ke kamar mandi mengguyur tubuhnya di bawah siraman air shower.

Zidan ke luar dengan lilitan handuk di pinggangnya. segera ia memakai piyama tidur dan naik ke atas ranjang. ia menyalakan handphonenya dan terlihat lah walpaper di layar depan benda pipih itu.

seorang wanita cantik yang sedang tersenyum manis ke arah kamera. lesung pipinya sangat menawan menambah kecantikannya.

melihat walpaper itu, Zidan mengangkat tangannya dan memegang pipinya tempat dimana wanita yang ada di layar handphonenya itu menciumnya.

setelah menjadi sepasang kekasih, Vania segera mengganti wallpaper handphone Zidan dengan fotonya. alasannya agar laki-laki tampan itu membiasakan diri untuk terus melihatnya setiap hari sebelum akhirnya mereka benar-benar akan terus bersama setiap harinya dalam ikatan pernikahan.

"cantik" gumam Zidan mengelus foto itu di layar handphonenya.

namun kemudian ia tersentak kaget dan menggeleng kepalanya.

"apa-apaan aku ini" ia melempar handphonenya ke kasur

"haruskah aku benar-benar akan menikahinya. haaah, kenapa percintaan ku rumit seperti ini ya Tuhan" Zidan membaringkan tubuhnya

"haruskah aku menikahi putri dari seseorang yang telah membunuh orang tuaku. tidak ada perasaan cinta sama sekali. aku membencinya, aku sangat membencinya" rahang Zidan mengeras

"papa... pah"

"mama"

"jangan tinggalin Zidan, hiks...hiks...papa...mama" menangis melihat mayat kedua orang tuanya berlumuran darah

Burhan memeluk Zidan yang sedang menangis histeris melihat kedua orang tua mereka.

"pah...mah...mas Burhan, Zidan rindu" Zidan meneteskan air matanya

Zidan menangis dalam diam, perasaannya sekarang hancur berantakan. kedua orang tuanya dan kakaknya telah meninggalkan dirinya untuk selamanya. tinggallah Dirga yang menjadi keluarganya sekarang.

yang ia ketahui, ayah Vania adalah pembunuh kedua orang tuanya. itulah mengapa dari dulu Zidan sangat membenci Vania, bahkan enggan untuk menjalin kerjasama dengannya. namun nyatanya takdir berkata lain, sekarang wanita itu malah menjadi kekasihnya.

"andai kamu bukan anak dari orang yang telah merenggut nyawa orang tuaku, aku akan sangat bahagia bisa menikah denganmu" Zidan menatap foto Vania yang menjadi walpaper handphonenya

air mata terus jatuh di wajah tampannya. lelah menangis, akhirnya Zidan terlelap dalam tidurnya.

di tempat lain seseorang sedang meneguk minuman haramnya.

"bos"

"sudah kamu periksa tidak ada yang mengetahui keberadaanku di sini kan...?"

"aman bos. semua lancar sesuai keinginan bos"

"bagus. untung saja aku bertemu dengannya, kalau tidak mungkin sekarang aku sudah ketahuan. karena dia bodoh makanya aku berhasil meloloskan diri. hahaha, dasar Zidan bodoh"

"lalu apa rencana bos selanjutnya...?"

"akan aku beritahu nanti. kembali ke tempatmu"

"baik bos"

pengawal itu pergi meninggalkan bosnya seorang diri.

"ternyata kamu pintar juga Zidan, sayangnya kamu tidak akan menemukanku secepat itu" tersenyum menyeringai

*********************************************

"kalian lama banget sih. makanannya mana...?" tanya Vino

"nih" Leo memberikan satu bungkus nasi

"dia udah di sini aja, administrasinya bagaimana...?" tanya El

"udah gue urus" jawab Vino mengunyah makanannya

"nih buat elu" El memberikan makanan kepada starla

"thanks" ucap starla

"identitasnya ada nggak sih, supaya kita hubungi keluarganya" ucap El

"ada nih, dompetnya ada sama gue" Vino mengambil tasnya dan merogoh dompet laki-laki itu

"di kartu pelajarnya sih namanya Andri Kurniawan, alamat rumahnya di jln xxx" ucap Vino

tentu laki-laki itu hanya memiliki kartu pelajar, karena di usia yang sama dengan mereka El dan para sahabatnya, mereka belum bisa membuat KTP

"handphonenya ada nggak...?" tanya Leo

"ada tapi lobet. kalian ada yang bawa cas nggak...?" ucap Vino

"gue bawa, tunggu" starla mengambil cas di dalam tasnya dan menyerahkan kepada Vino

Vino segera mengisi baterai handphonenya itu dengan mencolok casnya di tempat yang di sediakan.

"nah sambil menunggu, mari kita makan" ucap Vino kembali memakan makanannya

"melati aku mana...?" tanya Adam

"ampuun daaah....hehehe, maaf dam...sampe lupa kita sama elu" nyengir Leo

"ck...dasar" cebik Adam

Leo memberikan Melati kepada Adam. hantu itu mengambilnya dan melayang ke arah sofa

"bunga melati untuk apa...?" tanya starla melihat Adam

"untuk makan" jawab Adam

"itu kan untuk orang mati" ucap starla

"lah, emang dia udah mati kali" timpal Vino

"iya juga ya" starla manggut-manggut

starla terus menatap Adam yang sedang memakan bunga melati.

"emmm...elu nggak minum darah juga kan dam...?" tanya starla penasaran

bukan apa-apa, starla hanya ingin tau apakah Adam tergiur dengan darah, apalagi darah manusia. bukankah makhluk seperti mereka, darah adalah makanan yang paling terlezat untuk dinikmati.

Adam terdiam, mereka semua melihat ke arahnya menunggu jawaban dari hantu itu. Adam melirik kantung infus Andri yang isinya adalah darah Vino yang ia donorkan tadi. ia menelan salivanya dan melihat ke arah lain. Adam menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

(ada apa dengannya) batin El melihat bahasa tubuh Adam yang seakan menahan sesuatu

1
Silvi Vicka Carolina
kepala bukan kelaparan
Silvi Vicka Carolina
kehabisan batrei ...mknya lemes
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Mey Ana: bagus ceritanya....seru....
total 1 replies
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!