NovelToon NovelToon
Istri Sewaan Tuan Muda

Istri Sewaan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor jahat
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Haraa Boo

Dipaksa menikah dengan pria beristri membuat Delia berani berbuat nekad. Ia rela melakukan apa saja demi membatalkan pernikahan itu, termasuk menjadi istri sewaan seorang pria misterius.

Pria itu adalah Devanta Adijaya, seseorang yang cenderung tertutup bahkan Delia sendiri tidak tahu apa profesi suaminya.

Hingga suatu ketika Delia terjebak dalam sebuah masalah besar yang melibatkan Devanta. Apakah Delia bisa mengatasinya atau justru ini menjadi akhir dari cerita hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haraa Boo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Daripada mati sia-sia

Dio memegang teleskopnya untuk mengawasi keadaan di sekitar gudang tua tempat ia berada sekarang. Nampak tidak ada pergerakan apapun, padahal 2 hari sudah berlalu sejak ia membunuh pria plontos itu.

Lalu Dio mencoba menghubungi Anna.

"Na sepertinya rencana kita sudah gagal, sampai detik ini masih belum ada pergerakan."

"Tidak mungkin mereka tahu jika pria itu sudah meninggal kan?" tanya Anna yang mulai curiga.

"Aku rasa tidak."

Tiba-tiba Dio mendengar suara tembakan dari arah belakang. Begitu dia menoleh..

"Shiiittt!"

Dengan gerakan cepat Dio langsung menarik pistolnya dan menembaknya dengan membabi buta.

Anna yang mendengar suara tembakan pun segera bangkit dari tempat duduknya. Ia membuka lacinya, mengambil beberapa senjata seperti belati dan revolver.

Sebelum pergi, Anna mengenakan sebuah rompi anti peluru untuk berjaga-jaga.

Dengan kecepatan penuh kini mobil Anna sudah melaju membelah jalanan. Tak butuh waktu lama baginya untuk sampai di gedung itu.

Sesampainya disana, Anna mencoba masuk dengan waspada. Beberapa mayat sudah tergeletak di lantai, baik itu mayat anak buahnya ataupun musuh. Suara tembakan pun sudah tak terdengar lagi.

Semakin Anna masuk, semakin banyak nyawa anak buahnya yang gugur. Ini menandakan bahwa posisi Anna saat ini cukup berbahaya. Lalu bagaimana dengan Dio?

Samar-samar Anna mendengar suara. Anna mendekati sumber suara dan ternyata mereka adalah musuhnya. Anna bersembunyi dibalik tembok lalu mengeluarkan 2 belatinya sekaligus. Dengan gerakan cepat, Anna sudah melemparkan belati itu dan tepat mengenai leher kedua lawannya sehingga mereka tidak sempat berteriak.

Perlahan Anna mendekat, menarik kedua belatinya hingga d*rah segar mengucur deras dari leher mereka. Anna tak memperdulikan itu, ia kembali berjalan untuk mencari keberadaan Dio.

Semakin ke dalam, Anna dapat mendengar dengan jelas suara-suara musuhnya. Begitu Anna melihat sebuah ruangan dengan pintu besi, disitulah mata Anna terbelalak.

Dio sudah terikat di kursi dengan mulut yang terus mengeluarkan darah.

"Sial, kenapa jadi begini," rutuk Anna.

Anna mencoba menenangkan dirinya lalu kembali mengintip ke arah ruangan itu untuk mengamati berapa jumlah musuh yang harus ia taklukan. Namun tiba-tiba pandangan Anna terfokus pada seorang wanita yang tidak lain adalah dia yang waktu itu menculik Delia. Benar, Anna sangat hafal dengan wajahnya.

"Apa mau kalian, kenapa kalian menculik Nona Delia?" tanya Dio pada wanita yang duduk di hadapannya dengan gaya angkuh.

Mendengar Dio memancing pembicaraan, Anna memutuskan untuk mendengarnya terlebih dahulu. Ini bisa jadi petunjuk baru untuk penyelidikannya.

"Aaa.. Gadis itu. Kenapa Devan menyukai gadis sepolos dan sekecil itu. Apa yang menarik darinya?" tanya wanita itu.

"Tuan Devan pasti akan mengejar kalian!"

"Memang itu yang aku mau, terus kejar kita sampai dia sadar siapa yang sedang dia kejar. Sekarang cemaskan saja nyawamu," seru wanita itu sambil mengangkat sebuah pisau.

Dor..

Belum sempat pisau itu mengenai Dio, Anna sudah melayangkan tembakan dan tepat mengenai lengan wanita itu.

"Arkkhh." Wanita itu meringis kesakitan, lalu ia berusaha untuk kabur dengan dilindungi oleh 2 pengawalnya.

Setelahnya bunyi tembakan saling bersahutan. Anna bersembunyi di balik tembok untuk menghindari tembakan mereka, begitu ada kesempatan Anna akan menembak balik. Peluru Anna selalu meluncur tepat mengenai musuhnya. Dengan cepat Anna sudah berhasil menumbangkan tiga musuhnya.

Namun sayangnya, begitu Anna mengedarkan pandangannya untuk mencari wanita itu, dia sudah menghilang.

Anna melangkah menghampiri Dio yang sudah terluka parah. Namun baru beberapa langkah Dio sudah mengusirnya.

"Jangan pedulikan aku, kejar wanita itu," seru Dio.

Dengan cepat Anna mengejar wanita itu. Suara tembakan pun tak terelakkan.

Anna tak bisa bergerak cepat untuk mengejarnya karena kedua pengawal itu terus menghujaninya dengan tembakan.

Jarak mereka yang semakin jauh membuat Anna kesulitan. Hingga akhirnya, Anna memutuskan untuk loncat dari lantai 2 sambil mengarahkan belatinya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang revolver.

Dor...

Suara tembakan itu terdengar bersamaan dengan mendaratnya Anna di belakang wanita itu.

Satu pengawalnya langsung tumbang saat itu juga. Dan ketika wanita itu menoleh ke arah Anna, belati yang Anna pegang sudah mengenai leher pengawal yang satunya.

Wanita itu tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Napasnya langsung tercekad, tapi karena posisinya yang sudah terpojok, ia berusaha untuk menerbitkan senyum mengejeknya.

Tanpa diduga wanita itu bahkan masih sempat bertepuk tangan di hadapan Anna sambil mengabaikan rasa sakit di lengannya.

"Waow.. Amazing! Kamu pasti Anna. Saya pernah mendengar tentang kehebatanmu dan ternyata itu memang benar."

"Bilang ke Mr Smith untuk menjauh dari Tuan Devan," seru Anna.

Wanita itu terdiam sejenak, ia tidak menyangka jika Anna akan langsung menyebutkan nama itu.

"Luar biasa, kamu harusnya bisa mendapatkan jabatan yang lebih dari sekedar asisten. Apa kamu tidak menginginkan itu?" Wanita itu berusaha untuk membujuk Anna.

"Kamu pikir aku akan termakan ucapanmu?" Anna tersenyum mengejek. "Kamu sendiri juga tidak lebih dari seorang budak. Bedanya kamu bekerja demi uang, sedangkan aku tidak."

Wanita itu sudah mengepalkan tangannya dengan rahang yang sudah mengeras.

"Apa hebatnya seorang pembunuh."

"Jaga mulut kotormu!" Anna mencengkram dagu wanita itu dengan sangat erat.

Wanita itu justru tersenyum mengejek seolah meremehkan ucapan Anna. "Kenapa, Tuan-mu sudah merenggut nyawa-"

"Arkkkh!!"

Anna memotong ucapan wanita itu dengan menggores mulutnya.

"Aku sudah bilang untuk menjaga ucapanmu," seru Anna.

Wanita itu meringis kesakitan sambil memegang pipinya yang sudah berdarah.

"Brengsekkk kamu! Aku akan membalas perbuatanmu!"

Dengan gerakan cepat, wanita itu sudah mengambil sebuah pistol dan melesatkan tembakannya ke wajah Anna.

Anna yang terkejut tak sempat menghindar, namun ia beruntung karena tembakan itu meleset dan hanya menggores pipinya.

Anna menyentuh pipinya kemudian mengusap darah yang tak seberapa itu. Tanpa berbasa-basi lagi, Anna melayangkan sebuah tendangan ke arah tangan wanita itu sehingga pistol yang dipegangnya terlepas.

Wanita itu hanya bisa melangkah mundur dengan perasaan takut. Posisinya sudah terpojok dan bahkan senjata satu-satunya sudah disingkirkan oleh Anna.

"Jangan bunuh aku, atau kamu akan menerima akibatnya," ucapnya takut.

"Hidupku selalu berdampingan dengan kematian, kenapa aku harus takut," jawab Anna santai.

"Tidak.. Kamu akan meninggal dengan sangat mengenaskan, kamu akan disiksa terlebih dahulu. Tidak.. tidak! Mereka akan memasukanmu ke kandang buaya," Pikiran wanita itu sudah kalut, ia tidak tahu lagi bagaimana caranya kabur dari tempat itu, sedangkan Anna sudah menodongkan revolver kearahnya.

"Aku pernah menyiksa musuhku dengan cara seperti itu, bisa jadi itu pembalasan atas perbuatanku."

Wanita itu menyugar rambutnya sambil mengumpat, ia benar-benar hampir frustasi, membujuk Anna memang tidak mudah. Bahkan Anna bisa selalu mematahkan ucapannya.

"Oke oke.. Aku kalah, aku menyerah, tapi jangan bunuh aku. Kalian bisa manfaatkanku untuk menjebak Mr Smith, benar bukan?"

Dia sudah menghentikan langkahnya sambil mengangkat kedua tangannya. Daripada mati sia-sia lebih baik jika ia bersekongkol dengan Anna.

"Kenapa aku harus percaya kata-katamu?" tanya Anna dengan tatapan tajam.

"Mr Smith sangat memercayaiku, dan aku menyimpan banyak rahasia Mr Smith. Apa kamu tidak mau tahu siapa yang sudah memberitahu Mr Smith tentang Delia?"

Anna terdiam sejenak, ia cukup tertarik dengan ucapan dia. Namun Anna juga tidak bisa begitu saja percaya.

Lalu Anna menarik tangan wanita dan memborgolnya. Sementara wanita itu hanya menurut sambil tersenyum menatap Anna.

BERSAMBUNG...

Mana nih suport-nya, othor tungguin lohhh😍

1
Haraa Boo
bisa jadi kak🤔
Alia
😂🤣kocak si devan
Alia
Misal kafa nggak dteng, psti dah hbis tu si belinda nyebelin
Haraa Boo
😅😅 Nanggung bgt ya kak
Maira_
Hmm, curang kamu Dev, udh dimasukin baru sadar😄
Maira_
masih hidup dong
Was Sikem
katanya belinda lumpuh kq bs jalan, membingungkan ceritanya
Haraa Boo: terimakasih atas koreksinya, mohon maaf itu kesalahan penulisan kak🙏🙏
total 1 replies
Sunny Eclaire
rupanya si mami gak semudah itu
Sunny Eclaire
awokawok delia enggak peka blas
Nabila Meilani
aku mampir kak, semangat nulisnya 😊💐
Tomat _ merah
Semangatt thor, ceritañya baguss/Smile//Smile/
Maira_
lanjut thor, mkin seruu
Haraa Boo
makasih kak🥰
ARIES ♈
semangat kak..🫰🏻🌸
💫0m@~ga0eL🔱
bagus novelnya , lanjutkan thor. Oma titip iklan aja y🙏
Haraa Boo
Tenang kak, Devan udah ada pawangnya😜😜
Maira_
Bgus Devan, kmu hrus tetap pada pndrianmu, kmu sdah memutuskan untuk mmlih Delia
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
seftiningseh@gmail.com
Terima kasih sudah mendukung aku
Maira_
Gimana kalau Belinda tiba-tiba muncul, gak rela aku😢
Maira_: 👍 siap thor
Haraa Boo: Ikuti terus ya kak, meski Belinda muncul kisah Delia dan Devan akan selalu menjadi yg dinanti🩷
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!