"kita kenapa sih milih eksplor ke desa plosok?" tanya maya.
"aduh lo bego apa gimana sih, kita kan jual konten horor misteri. ya kita harus pergi ke desa desa yang plosok dan terbelakang lah. mikir bloon," maki saki.
"diem diem, jadi kita ber empat ini fix ya pergi ke desa pancuran di kaki gunung kawi. Ada yang keberatan gak?"
.....
"lo yakin itu manusia? kenapa bungkuk begitu? dagu sama lutut aja sejajar anjir!"
"jangan ngomong kasar disini, bego lu," maki sintia.
"sorry sorry gue lupa,"
.....
"woy woy saki kesurupan anjir pasti gara gara ngomong kasar dia!" teriak sintia.
"lah lo barusan?"
"omg!!!! gak gak gue gak sengaja," teriak sintia histeris.
....
"gue mau pulang, gue mau pergi dari sini," tangis maya sambil bersembunyi di balik pohon beringin.
selengkapnya>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 25
Semakin hari uang semakin menipis, sisa tabungan maya dan saqi yang ada di atm juga mulai habis karena terus di tukarkan di warung.
"Saqi, gimana dong duit kita udah mau habis... Kita harus cari kerja sih," rengek maya.
"Ya nanti kita ke rumah arya coba minta kerjaan, siapa tau ada. Di sawah kek atau apa gitu gue jabanin deh,"
"yakin lo? Awas lo kalau ngeluh atau nolak,"
"Yakin may, gue juga perlu duit kali kalau mau nikahin orang,"
"Ada calonnya? Siapa? Kenalin dong, eh tapi... Lo aja kemana mana selalu sama gue kok,"
"Ya belum ada, siapa tau nanti pas kita kerja sama arya ada cewek cantik gitu yang tipe gue,"
"Iya dia tipe lo tapi lo bukan tipenya!" ejek maya.
"Kalian mau kemana?" tanya farel.
"Kenapa emangnya?" tanya maya sewot.
"Gue mau ikut,"
"Gak usah!" tolak maya.
"Maya... Udah ayo kita bareng bareng aja perginya,"
Farel merasa tak enak melihat maya yang tak menginginkan ada dirinya disana, "gue gak usah deh,"
"Lah kita ini mau minta kerjaan ke arya biar dapet duit, lo mau makan apa? Gue ogah ya nanggung makan lo, gue mau nabung. Udah lo ikut aja kalau lo masih mau makan,"
"Selama ini kan dia taunya mintak!" maya yang kesal langsung pergi lebih dulu, meninggalkan farel dan saqi yang masih duduk di ruang tamu.
"Dia masih marah ya sama gue?" tanya farel.
"Ya menurut lo gimana? Itu karena lo ngerasa kalau omongan lo selalu bener, lo gak peduli sama pendapat orang lain. Dan lo maksa semua orang harus sependapat sama lo, kalau enggak lo bakalan cap orang itu bego dan norak. Lo gak bisa hidup begitu kalau masih ada orang waras," ucap saqi sebelum ia menyusul maya, memang terlihat jahat karena mengucilkan farel. Namun hal yang di lakukan farel sudah membuat teman mereka kehilangan nyawanya.
......................
Saat akan sampai di pasar kluthuk yang berada di sebelah rumah arya, maya tak sengaja melihat arya dan nirmala yang tengah berbincang di ruang tamu. Mereka nampak asik mengobrol dan bersenda gurau bersama, bahkan tak jarang nirmala memegang tangan arya.
"Nape lo?" tanya saqi.
"Gak ada, kita ngomong ke pak kusna aja gimana?"
"Ya gak papa ayo,"
Maya dan saqi segera menemui pak kusna yang tengah menghitung uang penjualan di mejanya yang berada di sebelah rumah. Namun nasib buruk yang mereka dapat, tak ada yang bisa mereka kerjakan untuk mendapatkan uang.
Saqi sudah menawarkan diri menjadi buruh di sawah, namun karena bukan musim panen jadi pak kusna hanya memperkerjakan beberapa orang yang sudah biasa merawat sawah dan kebunnya.
"Gak bisa mas, kalau belum musim panen kebanyakan orang malah bikin biaya makin bengkak. Nanti aja mas waktu musim panen , nanti bisa deh mas...." tolak pak kusna sambil menjelaskan.
"Tapi pak, kita gak bisa dapet uang kalau gak ada kerjaan. Kita juga gak bisa pulang kan? gimana pak?" tanya saqi memelas.
"Aduh gak ada kerjaan mas, disini mau jadi buruh panggul juga gak laku soalnya mereka udah biasa angkat sendiri atau anaknya yang angkat. Mending jualan to mas," saran pak kusna.
"Yaudah pak makasih ya, kami pamit dulu,"
"Iya mas, maaf ya sekali lagi,"
Di perjalanan pulang mereka nampak lesu, bagaimana caranya mendapatkan uang di tempat terpencil semacam ini. Sedangkan mereka butuh makan, "May mending lo nikah deh biar gak pusing mikirin duit,"
"Sama siapa?"
"Ya arya lah,"
"Lo gak liat dia makin hari deket sama nirmala? Ya pasti mereka pacaran lah, udah deh lo gak usah bahas dia lagi!"
"Ya tapikan arya perhatian banget sama lo, mungkin aja kan mereka cuma temenan?"
"Saqi... Mana ada cewek cowok temenan tanpa rasa? Ada?"
"Ada, kita ini apa? Lo ada rasa sama gue?" tanya saqi heran.
"Kaga sih, lo juga gak ada rasa ke gue?" tanya maya.
"Berapa kali gue harus bilang kalau lo bukan tipe gue Maya, gue tau lo cantik banyak yang suka sama lo. Tapi lo bukan tipe gue, dan selama ini kita temanan baik baik aja kan? Delapan tahun kita temenan baik baik aja kan? Atau jangan jangan lo suka lagi sama gue tapi di pendem?" goda saqi.
"Biji mata lo gue pendem, lo juga bukan tipe gue. Gue sukanya cowok yang tinggi, gak bantet kayak lo,"
"Ya udah, makannya sono lo nikah biar lo di cariin duit sama suami lo. Kalau pun kita saling suka dan nikah, gak ada yang bisa kasih kita uang bego... Jadi mending lo nikah sama arya, terus lo kasih gue duit,"
"Yee enak di lo dong babi, gue yang di nikahin lo yang dapet duit. Ngejual gue lo?"
"Demi kebaikan kita bersama may haha,"
"Ehh kalian dari mana?" tanya dewi yang tengah duduk di depan rumah.
"Dari pasar mbak..."
"Sini mampir, buru buru banget pengen pulang,"
Karena tak enak menolak, mereka berdua akhirnya mampir ke rumah dewi. Dewi tinggal bersama ibunya yang sudah tua, ia anak satu satunya yang sekarang harus merawat ibunya sampai tutup usia. Selama ini tak ada pria yang mau mendekatinya, padahal dewi termasuk orang berada.
Bapaknya yang sudah meninggal dunia, meninggalkan warisan yang begitu banyak untuk dirinya. Namun tak ada yang mau mendekat karena dewi punya ibu yang galak dan suka menyakiti hati para tetangganya. Tiap kali ada yang melakukan kesalahan, bu darti langsung mengomelinya didepan banyak orang. Walaupun bukan dirinya yang di salahi, namun mulutnya selalu ikut nimbrung masalah orang lain.
"Mau minum apa?" tawar dewi.
"Alah gak usah mbak, kita cuma lagi jalan jalan aja kok... Gak perlu di jamu, udah mbak dewi disini aja," tolak maya.
"Mas saqi gak mau minum?"
"Tadi di pasar udah ngopi kok mbak, sepi amat mbak... Suaminya mana?" tanya saqi sambil menelisik ke dalam rumah.
"Aku belum punya suami mas, mas saqi sendiri gak nyari istri?"
"Dewi...! Masuk kamu, ngapain di luar?" teriak bu darti.
"Aduh kita balik dulu ya mbak, assalamualaikum..." maya dan saqi segera pergi dari sana, mereka buru buru menjauh karena takut jika bu darti melihat mereka.
"Galak banget buset," gerutu saqi.
"Kayaknya karena denger suara lo deh, mbok indri kan pernah cerita kalau ibunya sensi sama cowok yang deketin mbak dewi,"
"Padahal anaknya cantik, eman kalau punya emak begitu haha,"
"Lo suka sama mbak dewi?" tanya maya.
"Cantik sih, kalem lagi. Tipe gue may, tapi kalau harus punya mertua begitu mending gue gak nikah deh atau cari yang lain. Kuping gue bisa budek kalau punya mertua begitu,"
"Gak punya mertua gitu juga lo udah budek bloon!"