KEHADIRANMU MENGUBAH HIDUPKU bukan sedekar bicara tentang Cinta biasa namun tentang perjalanan hidup yang mereka lalui.
Diambil dari sebuah kita nyata perjalanan Hidup sebuah keluarga yang berasal dari keluarga miskin. Perselisihan dalam rumah tangga membuat Anak mereka yang baru lahir menjalani kehidupan tanpa seorang ayah. Sampai anaknya tumbuh dewasa. Perjalanan sebuah keluarga ini tidaklah mudah deraian air mata berbaur dalam setiap langkah mereka. Kehidupan yang penuh perjuangan untuk sebuah keluarga kecil tanpa adanya kepala keluarga. Mereka lalui dengan ikhlas hingga mereka menemukan kebahagiaan yang sedikit demi sedikit mereka dapatkan dan membuat mereka semua bahagia.
Bagaimanakah perjalanan kisahnya?
Ikuti terus Kisah ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SitiKomariyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pak Dodo dan Ibu Nina
Iman mengetuk pintu berkali-kali sampai pintu terbuka. Betapa gusar hati sang tuan rumah ketika mengetahui siapa yang ada didepan matanya. Bak seperti disambar petir disiang bolong ketika Iman dengan lantangnya mengatakan kepada mereka.
“ Tak kusangka ternyata selama ini biang masalah dari keluargaku adalah kalian. Pasang telingamu baik-baik ibu Nina dan Pak Dodo. Mba marni berpisah bukan karena mba marni selingkuh.” Iman begitu geram melihat keluarga yang tak beradab ini.
Tak segan-segan iman memperingati mereka, jika mereka tidak meminta maaf pada marni. Maka masalah akan diperpanjang.
“ Sudahlah iman, kami semua tahu! Kami juga melihat marni pernah dibonceng lelaki saat pergi kepasar tempo hari!” Pak Dodo tak mau kalah adu mulut dengan iman.
“ Sebelum kalian menyebarkan gosip tak bermutu seperti ini. Seharusnya kalian bercermin dulu siapa diri kalian! Asal kalian tau, tempo hari yang selalu bersama mba Marni adalah saya!” Emosi Iman terpancing dengan suasana yang semakin ricuh akibat keluarga pak doni terlalu banyak mencampuri urusan rumah tangga marni.
“ Halah! Kami tidak percaya, kamu saja baru pulang satu hari yang lalu. Tidak usah berdalih kamu iman, membela marni yang bersalah” tandas ibu Nina yang merasa paling benar.
“ Tuduhan kalian benar-benar tidak beralasan. Tak kusangka pikiran kalian sangatlah buruk, sekarang juga kalian ikut saya kerumah. Jika tidak mau, terpaksa saya bawa RT serta Lurah datang kerumahmu. Ingat kalian faham betul siapa saya!” Tandas Iman yang sedari tadi merasa di pojokan oleh mereka.
Ibu Nina dan Pak Dodo terlihat begitu gugup saat mendengar Iman akan mengadili mereka dihadapan umum. Untuk menutupi kegusaran hati, mereka sok berlaga tidak punya rasa takut jika di adili karena ada seseorang dibalik layar mereka. Mereka mempercayai informasi yang mereka dapatkan tentang marni adalah benar.
Sebab itu mereka berani menyebarkan keburukan marni pada semua warga kampung. Tak heran banyak orang yang begitu benci saat melihat marni. Oleh sebab itu marni beberapa hari yang lalu berani pasang susuk mengikuti saran dari Warni.
Belum juga Iman menyampaikan niat dan tujuan ya datang kerumah ibu Nina. Kini masalah baru dibuat kembali oleh keluarga ibu nina. Yang justru membuat iman menjadi sangat murka.
“ Kalian masih bersikeras jika mba marni yang bersalah. Mari kita selesaikan permasalahan ini sekarang juga.” Kata iman sembari menghisap sebatang rokok ditangannya untuk mencoba menenangkan pikirannya.
“ Ayo, kami tidak takut!” Jawab pak Dodo dengan angkuh.
Iman berlalu pergi meninggalkan mereka. Iman menuju rumah Warni memintanya untuk menjemput Marni dirumah. Sedangkan ia pergi menemui Rt dan Lurah setempat.
Yang kebetulan tempat tinggal mereka tidak jauh dari kediaman pak Dodo. Iman mengayuh sepedanya dengan cepat dan hampir saja ia terpelanting akibat jalanan yang licin diguyur hujan semalam.
Sesampainya dirumah Rt dan Lurah Iman menyampaikan maksud dan tujuannya. Beruntungnya iman hari ini bisa bertemu juga dengan kakak Kusno yaitu Turyo tepat dirumah pak lurah.
Saat mendengar cerita yang dilontarkan oleh Iman, Turyo juga tak mau kunjung diam. Ia memutuskan untuk ikut bersama Iman. Saat perjalanan menuju kerumah Ibu Nina, Turyo menanyakan beberapa hal.
“ Sungguh biadab itu Dodo, kenapa kamu tidak menemuiku dulu sebelum menemui mereka iman?” Tanya turyo yang sedang dibonceng iman.
“ Awalnya aku hanya ingin mengingatkan mereka untuk mendidik anak mereka lebih baik lagi” Ujar iman yang terus mengayuh sepedanya.
“ Memang permasalahan apa yang dibuat oleh anaknya?” Tanya Turyo penasaran.
“ Ini berkaitan dengan Tisna mas! Tapi sudahlah itu bukan masalah besar, hanya masalah anak-anak saja.” Jawab iman yang tidak mau memperpanjang pertanyaan Turyo.
Mereka akhirnya sampai dirumah pak Dodo. Turyo mengetuk pintu sembari mengucapkan salam sedangkan iman masih meletakkan sepeda dibawah pohon mangga. Pintu rumah terbuka, turyo disambut oleh Dodo.
Dodo bertindak seperti tak terjadi apapun diantara mereka, sebab dodo tidak mengetahui jika itu adalah Turyo kakaknya Kusno. Cuma Dodo sempat berpikir kenapa wajahnya seperti kenal?
Turyo dipersilahkan masuk oleh dodo, layaknya seperti menerima tamu dari jauh. Istri Dodo membuatkan kopi dan menyiapkan cemilan untuk Turyo.
Baru saja ibu nina selesai membuatkan kopi dan meletakkan cemilan singkong goreng diatas meja.
Datanglah Iman bersama Rt dan Lurah tak ketinggalan juga ada Marni yang datang bersama Warni. Tapi kali ini Marni tidak membawa tisna, sebab masih tidur. Marni mendekati iman.
“ Iman, sebenarnya ada apa dengan semua ini? Begitu banyak orang yang datang, ditambah lagi ada pak lurah." Tanya marni yang sangat penasaran dengan apa yang terjadi.
Marni tidak menyadari jika semua orang yang berada didepannya adalah datang untuk menyelesaikan masalah yang ia punya. Sedangkan bu Nina dan pak dodo tidak bisa berkata-kata saat melihat siapa saja yang datang.
Pak lurah mengawali pembicaraan di antara mereka. Dan meminta Iman menjelaskan inti permasalahannya. Anehnya ibu Nina dan pak Dodo tidak terima jika ia dikatanya mencemarkan nama baik Marni.
Marni dan Turyo hanya tersenyum melihat gelagat pak Dodo. Karena ia bilang jika ia tau dari kakak kusno yang tertua.
“ Kamu yakin sekali Pak Dodo jika kakak kusno yang memberitahumu. Kamu pasti sedang mengarang cerita.” Ucap iman yang duduk santai untuk menata kata-katanya, agar tak salah berucap.
“ Jika benar yang kamu katakan, siapa namanya? Karena saya dan pak Rt juga kebetulan berteman baik dengannya." Sahut pak lurah menyelidiki.
“ Namanya Sri pak lurah, tidak mungkin aku salah orang. Wajah mereka sangat mirip, sudahlah pak lurah jangan membela orang munafik seperti Marni.” Tandas Dodo seraya menunjuk marni yang sejak tadi masih terdiam.
“ Kamu jangan asal bicara Pak Dodo, kamu tahu siapa yang ada disamping Marni?” Sahut pak Rt dengan sigap menurunkan tangan Dodo.
“ Pak Dodo kami datang kemari ingin mencari solusi terbaik diantara kalian. Bukan untuk saling memojokkan satu sama lain pak."
“ Saya tidak perduli pak Lurah yang namanya wanita murahan ya tetap murahan. Atau jangan-jangan pak Rt menyukai Marni. Hahaha” Jawab Pak Dodo mengejek pak Rt.
Turyo sudah tak tahan mendengar celotehan pak Dodo. Ia bangun dari duduknya melangkahkan kaki dan menampar wajah pak Dodo. Pak Dodo tidak terima dengan perlakuan Turyo.
“ Kau siapa! Beraninya ikut campur masalah orang lain. Kau hanya tamu disini, diam saja dikursimu!” Bentak pak dodo yang sudah naik pitam.
“ Lihat baik-baik dengan matamu pak Dodo siapa aku! Sejak kapan Sri bisa jadi kakak tertua kusno. Sedangkan akulah Turyo kakak tertua Kusno. Sri itu adikku, kau sudah dihasut olehnya. Atau jangan-jangan kamu telah disuap olehnya! Agar kamu merusak nama baik marni?” Ujar Turyo geram.
Pak lurah mencoba melerai mereka berdua, begitu juga dengan Pak RT. Marni yang awalnya begitu tenang kini ia berubah. Saat ibu Nina mendekatinya dan memakinya.