Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NGIDAM
Jauh di camp pelatihan militer, seorang pemuda berusia 18 tahun terbungkuk di samping dinding, dia terus saja memuntahkan isi perutnya, hingga membuat wajah pemuda itu menjadi sangat pucat, seolah-olah dia telah kehilangan banyak darah.
"Sima Yang, apa yang terjadi? Haruskah kami memanggil tabib?" ucap salah seorang bawahannya, dalam beberapa hari terakhir, pemuda itu terus saja muntah, dia bahkan tidak bisa memakan apapun.
Pemuda yang di panggil Sima Yang itu menggelengkan kepala, "Tidak perlu! Aku baik-baik saja!"
Bawahannya terlihat sangat khawatir, meskipun tuan mereka sering berperang, namun baru kali ini dia mengalami penurunan kesehatan hingga ke tahap ekstrim. Padahal kemampuan bertarung dan energi dalamnya telah mencapai tahap maksimal.
"Sima Yang, tabib Su ada di sini, biarkan dia memeriksamu sebentar," salah seorang rekannya datang, dia berusaha menarik tubuh pemuda itu dan membawanya ke kamar.
"Tabib, periksa dia! Akhir-akhir ini kesehatannya menurun, dia sering muntah dan tidak pernah mau makan." ucap rekannya. Sima Yang hanya menggelengkan kepala sambil berbaring di atas tempat tidur, dia merasa bahwa perhatian yang diberikan oleh rekan-rekan dan bawahannya terlalu berlebihan.
Tabib itu segera menyentuh pergelangan tangannya, merasakan denyut nadi pemuda itu sambil sesekali dahinya berkerut. Tidak ada yang salah, denyut nadinya normal, begitu juga detak jantungnya. Tapi kenapa pemuda itu terlihat sangat pucat, seolah-olah dia mengidap penyakit yang sangat mematikan?
Rekan di sebelahnya menyipitkan mata, "Apa yang terjadi? Apakah dia akan segera mati?"
Sima Yang memelototinya, "Pergi! Suaramu membuat perut ku mual!"
Tabib tua itu menggelengkan kepala, "Tidak ada yang salah dengan Sima Yang, dia dalam kondisi yang sehat, penurunan kesehatan bukan diakibatkan oleh penyakit, melainkan sesuatu, sepertinya ini merupakan hal yang baik."
Wajah Sima Yang berkedut, "Hal yang baik? Tabib, aku hampir mati gara-gara hidungku terlalu sensitif dan selalu mencium berbagai macam bau yang membuat perutku mual. Aku bahkan tidak bisa memakan apapun dalam 3 hari terakhir,"
Wajah tabib tua itu sumringah, "Ini hal yang baik, Sima Yang, selamat untuk mu!"
"Tabib, apa kau tidak menginginkan nyawamu lagi? Aku hampir mati dan kau mengucapkan selamat?" ucap Sima Yang, seluruh tubuhnya di penuhi aura membunuh.
Batuk!
"Sima Yang, sepertinya anda akan segera menjadi seorang ayah, anda tidak sakit, ini di sebut ngidam!" ucap tabib tua sambil tersenyum.
Gong Fai dan Guang Lin yang berdiri di samping tempat tidur hampir saja terjatuh ke belakang, mendengar penjelasan yang di berikan oleh tabib tua itu.
"Ngidam? Bos kapan anda menikah? Kami bahkan tidak pernah melihatmu tertarik pada seorang gadis!" ucap Gong Fai.
"Itu benar, bos cepat ceritakan pada kami, seperti apa wajah kakak ipar? Dimana anda bertemu dengannya?" Guang Lin juga ikut bertanya.
Mata Sima Yang menyipit, satu-satunya orang yang pernah dia sentuh adalah gadis desa itu, mungkinkah dia saat ini mengandung anaknya?
Pikiran Sima Yang kembali pada kejadian 3 bulan yang lalu, dia dan rekan-rekannya berangkat ke kota shizui, namun tanpa diduga seseorang ingin menjebaknya dan memberikan bubuk aphrodisiac pada minuman pemuda itu.
Dalam hitungan menit dia merasa seluruh tubuhnya kepanasan dan langsung keluar dari ruangan untuk mencari angin, sayangnya seorang gadis genit mendekat dan berusaha untuk merayu pemuda itu, hingga membuatnya marah dan langsung melemparkan tubuh gadis itu ke lantai, dia melompat dan beberapa kali menggunakan qing gong nya, hingga akhirnya sampai di gunung Xian.
Tepat saat dia ingin menenangkan diri, sesosok gadis melintas, dia menggunakan pakaian yang terbuat dari kain kasar dan membawa keranjang bambu di punggungnya.
Gadis itu menunduk untuk mengambil beberapa jamur yang tersebar di tanah, rok nya sedikit tersingkap hingga menunjukkan betis putihnya yang menawan.
Efek obat yang belum mereda, di tambah pemandangan yang segar di depannya, membuat mata pemuda itu berkabut, dia tidak bisa mengendalikan diri dan langsung menerkamnya.
Awalnya dia berpikir bahwa gadis itu sengaja ingin menggodanya, hingga dia melihat darah di antara kedua kaki gadis itu, dia baru sadar bahwa ini juga merupakan pengalaman pertama untuknya, yang membuat dia merasa sangat bersalah dan melepaskan kalung pusaka keluarga, kemudian memasangkannya di leher gadis itu.
Alih-alih menunggu gadis itu bangun, Sima Yang pergi ke sungai untuk membersihkan diri dan langsung berburu beberapa ekor kelinci. Sayangnya, saat dia kembali ke tempat itu, Lin Yuelan sudah menghilang.
Sima Yang mencari-cari selama beberapa hari, namun dia tidak pernah bertemu lagi dengannya. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke camp pelatihan militer.
"Hei bos! Apa yang anda pikirkan?" tanya Gong Fai sambil mendekat, dia mengulurkan tangan dan menyentuh dahi pemuda yang terbaring di tempat tidur. Sima Yang meraih tangan Gong Fai dan hampir saja memelintirnya.
"Bos, bos! Ini aku!" ucap Gong Fai, Sima Yang mendengus sambil melepaskan cengkramannya.
"Pergi! Aku ingin beristirahat!" ucap Sima Yang sambil menutup mata, tabib tua terkejut, dia segera membereskan barang-barangnya kemudian keluar dari kamar.
Sementara Gong Fai dan Guang Lin masih berdiri di depan kamar Sima Yang sambil saling berpandangan.
"Kapan bos menikah?" tanya Gong Fai.
Guang Lin menggelengkan kepala, "Mana aku tahu?"
Mereka telah saling mengenal sejak berusia 7 tahun, saat itu Gong Fai dan Guang Lin hanyalah anak yatim piatu yang sering membuat kekacauan di pasar, mereka bahkan berkali-kali mencuri makanan dari para pedagang, hingga dikejar dan dipukuli oleh warga.
Sima Yang lewat bersama keempat kakak laki-lakinya, karena merasa kasihan, dia membayar kerugian yang dialami oleh para pedagang, kemudian membawa kedua anak itu ke rumahnya.
Gong Fai dan Guang Lin di ajari ilmu bela diri oleh Da Sima, awalnya mereka hanya akan di jadikan teman untuk Sima Yang, agar anak itu bisa berinteraksi dengan orang lain. Sayangnya, Sima Yang selalu bersikap tertutup, bahkan tidak membiarkan siapapun mengetahui apa yang dia pikirkan.
Gong Fai dan Guang Lin memutuskan untuk mengikuti pemuda itu dan menjadi pelindung nya. Namun mereka belum pernah melihat Sima Yang tertarik pada seorang gadis, bahkan putri kaisar yang terkenal sebagai kecantikan nomor 1 juga ditolaknya.
"Mungkinkah bos bertemu dengan seorang peri?" tanya Guang Lin sambil mengetuk-ngetuk dahinya menggunakan jari. Gong Fai hanya mengerutkan kening sambil berpikir.
Pintu kamar terbuka, Sima Yang keluar, dia menatap kedua pria di depannya sambil cemberut, "Pergi ke gunung Xian! Periksa setiap desa yang ada di sana dan temukan seorang gadis, dia memakai kalung pusaka keluarga Xuanyuan!"
👍💪