NovelToon NovelToon
Since You Married Me

Since You Married Me

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:58M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tiwie Sizo

DALAM TAHAP REVISI TANDA BACA

Jangan lupa follow IG Author : tiwie_sizo08

Karena insiden yang tak diinginkan, Zaya terpaksa harus mengandung benih dari seorang Aaron Brylee, pewaris tunggal Brylee Group.
Tak ingin darah dagingnya lahir sebagai anak haram, Aaron pun memutuskan untuk menikahi Zaya yang notabenenya hanyalah seorang gadis yatim piatu biasa.
Setelah hampir tujuh tahun menikah, rupanya Aaron dan Zaya tak kunjung mejadi dekat satu sama lain. perasaan yang Zaya pendam terhadap Aaron sejak Aaron menikahinya, tetap menjadi perasaan sepihak yang tak pernah terbalaskan, hingga akhirnya Aaron pun memilih untuk menceraikan Zaya.
Tapi siapa sangka setelah berpisah dari Zaya, Aaron justru merasakan perasaan asing yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Jatuh cintakah ia pada Zaya?
Akankah akhirnya Aaron menyadari perasaannya dan kembali bersama Zaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hancur

Aaron mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk pada retinanya. Kepalanya terasa sangat berat dan seluruh tubuhnya terasa ngilu. Dipandanginya sekeliling tempatnya berada, dan sejurus kemudian Aaron melonjak kaget saat mendapati tubuhnya polos tanpa busana.

Cepat-cepat Aaron memunguti pakaiannya yang berserakan dan mengenakannya kembali. Perhatiannya kemudian tertuju pada sosok yang berbalut selimut yang masih tersedu meringkuk dipojok ruangan. Satu persatu kilasan tentang kejadian sebelumnya pun muncul di dalam ingatan Aaron.

Dimulai dari dirinya yang datang menghadiri undangan ke sebuah pesta dari rekan bisnisnya. Kemudian karena hal mendesak, asistennya pun pergi terlebih dahulu meninggalkannya sendirian di pesta. Dan rupanya hal itu dimanfaatkan oleh pihak lain untuk menjebaknya. Entah bagaimana, Aaron bisa sampai menenggak minuman yang telah diberi obat sebelumnya, sehingga membuat tubuhnya menjadi panas dan merasakan hasrat tak tertahankan.

Seorang wanita bayaran hampir saja membuatnya masuk kedalam jebakan yang mengerikan itu. Tapi untungnya Aaron masih bisa menahan diri dan menenangkan diri ke dalam toilet. Sialnya, toilet itu justru toilet wanita yang membuatnya harus bertemu dengan salah seorang pelayan wanita yang akhirnya menjadi pelampiasannya.

Obat perangsang sialan!

Aaron mengumpat dalam hati, merutuki kecerobohan yang telah ia lakukan.

Perlahan Aaron mendekati Zaya yang masih setia dengan isakannya. Setelah apa yang semalam dialaminya, Aaron pikir gadis ini pasti syok.

Aaron berjongkok di hadapan Zaya. Diangkatnya dagu Zaya dengan jarinya hingga wajah gadis itu mendongak ke arahnya. Pandangan mereka bertemu. Aaron sungguh terkejut dengan wajah itu. Mata yang bengkak kemerahan karena menangis semalaman. rambut yang kusut dan berantakan. Bibir yang memar dan terluka di sudutnya. Serta bekas gigitan dan cupangan yang terlihat memenuhi bahu dan leher gadis itu.

Astaga. Aaron membelalak tak percaya melihat hasil perbuatannya semalam. Sungguh ia tak pernah berniat melakukan semua itu. Apalagi terhadap gadis yang tak ia kenal di hadapannya ini.

"Siapa namamu?" tanya Aaron kemudian.

Zaya menahan isakannya dengan raut wajah yang tampak tegang.

"Zaya ...," jawabnya kemudian setelah menjeda cukup lama. Suaranya serak karena terlalu banyak menangis.

Aaron menelan ludah. Mencoba merangkai kata-kata yang tepat untuk Zaya.

"Katakan kau ingin berapa?"

Zaya menaikkan pandangannya dan menatap Aaron dengan penuh tanda tanya.

"Untuk kejadian semalam. Katakan berapa nominal yang mesti aku bayar untuk mengganti kerugianmu?" ulang Aaron lagi menegaskan pertanyaan sebelumnya.

Mata Zaya membeliak, berganti dengan tatapan penuh kemarahan.

"Simpan saja uang Anda, Tuan. Saya bukan pelac*r seperti yang biasa Anda beli," sarkasnya lirih.

Berganti Aaron yang membulatkan matanya. Dihelanya nafasnya dalam. Sungguh ia tak suka dengan kalimat Zaya yang seakan menuduhnya suka memakai jasa wanita malam. Tapi Aaron sadar, gadis ini pantas marah.

"Maaf, aku tidak bermaksud merendahkanmu. Kejadian semalam sungguh di luar kendaliku. Aku hanya ingin ..." Belum sempat Aaron menyelesaikan kalimatnya, matanya tak sengaja melihat noda merah yang melekat pada sprei tempat tidur yang mereka gunakan semalam.

Apa itu darah? Apa gadis ini masih perawan?

Mata Aaron kembali menatap Zaya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau ... apa semalam pertama kalinya untukmu?" tanyanya dengan tegang.

"Ya," jawab Zaya sambil melengos.

Oh, ****!

Aaron sontak berdiri. Ditariknya rambut dengan kedua tangannya. Sangat frustasi.

Bagaimana bisa ia melampiaskan kegilaannya semalam dengan seorang gadis baik-baik yang menjaga keperawanannya. Lalu setelah itu berniat menyelesaikan masalah dengan membayar sejumlah uang, seolah gadis itu adalah seorang ******.

Tidak. Aaron tidaklah sebejat itu. Seumur hidupnya ia tidak pernah mempermainkan perempuan. Apalagi sampai harus menghancurkan hidup seorang gadis baik-baik. Sungguh hal itu tidak boleh terjadi.

Segera Aaron merogoh ponsel disaku celananya dan men-dial nama seseorang.

"Atur ulang semua jadwalku, undur semua rapat pagi ini. Aku akan datang terlambat," perintah Aaron pada seseorang di seberang sana.

"Dan satu lagi, bawakan aku pakaian wanita lengkap dengan pakaian dalamnya. Ukuran untuk perempuan bertubuh kecil."

Zaya sedikit menoleh mendengarnya. Secara impulsif ia langsung mengamati tubuhnya sendiri.

"Aku akan kirim alamatnya. Cepat!"

Keheningan melanda setelahnya. Baik Aaron maupun Zaya tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

Tak lama kemudian seseorang datang membawa pakaian yang dipesan oleh Aaron. Orang itu langsung pamit undur diri setelah memberikan dua buah paper bag yang masing-masing berisi baju dan dalaman wanita. Kemudian Aaron memberikan kedua paper bag itu pada Zaya.

"Bersihkan dirimu dan pakai ini. Setelah itu kita bicara lagi," ujarnya pada Zaya.

Zaya tak punya pilihan. Ia pun mengambil benda yang disodorkan padanya itu, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Dua puluh menit kemudian, Zaya keluar dengan tubuh yang lebih segar. Dres selutut berwarna peach sangat pas membalut tubuhnya. Zaya sendiri sedikit heran bagaimana orang suruhan Aaron itu bisa tahu dengan pasti ukuran tubuhnya hanya dari deskripsi yang diberikan oleh Aaron tadi.

Dengan perlahan Zaya melangkah mendekat, lalu berhenti tepat di hadapan Aaron yang tengah duduk di sebuah sofa.

"Kemarilah." Aaron menepuk tempat duduk di sebelahnya.

Zaya patuh. Ia pun mendekat dan duduk di samping Aaron.

"Berapa umurmu, Zaya?" tanya Aaron kemudian.

"Dua puluh tahun," jawab Zaya.

Aaron sedikit lega. Setidaknya dia bukan pedofil yang mencabuli anak di bawah umur.

"Apa sekarang kau sedang dalam masa suburmu?"

Kali ini pertanyaan Aaron memaksa Zaya untuk berpikir. Zaya tahu apa itu masa subur, tapi masalahnya ia tidak tahu bagaimana cara menghitungnya. Pada saat sekolah dulu, ia tak terlalu memperhatikan pelajaran biologi. Sehingga tidak terlalu paham tentang sistem reproduksi, walaupun kebanyakan orang akan paham secara otodidak tanpa perlu mempelajarinya di sekolah.

"Itu ... saya tidak tahu." Akhirnya Zaya menjawab jujur.

Aaron sedikit menghela nafas. Kembali merangkai kata agar bisa diterima Zaya tanpa salah paham.

"Begini ... apa yang terjadi semalam, semua itu sungguh bukan kemauanku." Aaron berhenti sejenak.

"Semalam seseorang menaruh obat ke dalam minumanku, membuat tubuhku di luar kendali. Itulah kenapa waktu itu kau melihat aku seperti kesakitan di toilet. Dan ya, aku tidak sadar kalau itu toilet wanita." Aaron melirik sekilas pada Zaya yang tengah mendengarkan.

"Lalu kemudian, kau datang. Terus terang saat kau datang, aku sudah tidak kuat menahan efek obat itu, makanya aku menyuruhmu untuk keluar. Tapi sayangnya, kau malah mendekat dan menyentuhku. Sentuhanmu itu membuat aku benar-benar tidak bisa menahan diri lagi, Zaya. Hingga akhirnya ... aku melakukan itu padamu."

Aaron kembali menghela nafas.

"Aku tidak bermaksud menyalahkanmu, tapi semua itu tidak akan terjadi jika saja saat itu kau tidak mendekatiku." Kali ini Aaron menatap Zaya dengan serius.

"Lalu bagaimana kita harus menyelesaikan masalah ini, Zaya?" tanyanya kemudian.

Zaya tercekat. Tidak tahu harus menjawab apa. Sungguh ia pun tidak tahu mesti bertindak bagaimana.

"Kau tidak mau aku memberimu uang, bukan? Kau merasa seperti menjual tubuhmu jika aku memberimu uang. Sekarang katakan padaku, apa yang harus aku lakukan untuk membayar kerugianmu?" Mata tajam Aaron menatap lekat pada mata Zaya, menanti jawaban keluar dari mulut gadis itu. Tapi Zaya justru diam seribu bahasa dengan raut wajah bimbang.

Entah kenapa, pertanyaan terakhir Aaron begitu meyesakkan bagi Zaya. Hatinya terasa begitu tertohok, seolah Zaya memanfaatkan situasi ini untuk mengharapkan hal lebih dari Aaron. Dan anehnya, Zaya justru tak menampik hal itu.

Zaya segera mengumpulkan kewarasannya kembali. Dia tidak boleh berlama-lama pada situasi ini. Dia harus pulang. Semua yang terjadi tidak lebih dari sebuah kecelakaan. Aaron tidak melakukannya secara sadar, jadi dia tidak harus membayar apapun.

"Jika Anda memang tidak sengaja melakukannya, Anda tidak perlu melakukan apapun, Tuan. Satu-satunya yang saya inginkan sekarang adalah saya ingin pulang," jawab Zaya akhirnya. "karena saya sudah sangat terlambat untuk pergi bekerja sekarang," sambungnya lagi.

Perkataan Zaya terdengar begitu ironi. Aaron dapat menangkap kegetiran dari setiap kata-kata yang dilontarkan Zaya.

"Tuan, jika Anda memang ingin membayar kerugian saya, antarkan saja saya pulang sekarang," pinta Zaya.

Aaron diam sebelum akhirnya menyetujui permintaan Zaya. Sepertinya gadis itu perlu berpikir terlebih dulu, hingga akhirnya Aaron memutuskan untuk memberikan Zaya waktu.

Sepanjang perjalanan, Zaya dan Aaron sama-sama tidak mengatakan apa pun. Mereka sibuk pada pikirannya masing-masing. Hingga akhirnya sampailah mereka di kawasan padat penduduk yang bisa dibilang kumuh.

Beruntung kontrakan Zaya terletak di pinggir jalan yang agak besar sehingga masih bisa dilalui oleh mobil Aaron. Mobil pun berhenti di depan rumah kecil yang sudah lapuk termakan usia, tempat Zaya melepas penat setiap harinya setelah bekerja.

"Kau tinggal di sini?" tanya Aaron.

Zaya hanya mengangguk mengiyakan.

"Terima kasih sudah mengantar saya, Tuan." Zaya beranjak hendak turun, sebelum kemudian kembali berbalik ke arah Aaron.

"Tuan, apakah Anda sudah punya istri?" tanyanya kemudian.

Tentu saja Aaron sedikit kaget mendengarnya.

"Belum. Memangnya kenapa?" tanya Aaron balik.

Zaya terlihat lega. "Untunglah. Kalau begitu saya tidak perlu merasa bersalah pada istri Anda," lirihnya.

Aaron sedikit tertegun. Ada rasa iba merayap dihatinya disamping rasa bersalahnya.

"Zaya ...," panggilnya, kemudian disodorkannya sesuatu kepada Zaya.

"Ini kartu namaku. Sekarang kau butuh menenangkan pikiran terlebih dahulu. Setelah itu, mari kita bicara lagi. Jika terjadi apa-apa, kau bisa menghubungiku."

Zaya terdiam sebentar, lalu menerima kartu itu tanpa menjawab. Kemudian cepat-cepat ia turun dari mobil Aaron dan masuk ke dalam rumahnya. Aaron pun melajukan mobilnya setelah melihat Zaya telah menghilang di balik pintu.

Sementara di dalam, Zaya masih berdiri sambil menyandarkan punggungnya pada daun pintu. Tatapan matanya berubah menjadi sangat sendu.

Tiba-tiba tubuhnya luruh bersamaan dengan airmatanya yang jatuh tak terbendung. Dari semua cobaan hidup yang ia alami selama ini, baru kali ini Zaya merasa begitu rapuh.

Harta satu-satunya yang selama ini ia jaga, kehormatannya, kini juga telah direnggut darinya. Sungguh, jika ada sebuah kata yang bisa mendeskripsikan Zaya saat ini. Itu pasti hanya satu, hancur.

Bersambung ....

1
Yeni Suryatmini
berharap yg di bab ini ini gak di revisi
yahhh nasib di revisi TOTAL
Indah Azmi
thor ini sudah yg kesekian kali aku baca novelmu,yg ini,saat ini aku masuk lagi untuk membacanya karena rindu Kisah zaya Aron,,the best buatmu thor
Zikran Zikran
Luar biasa
Hasna Anha
kasi jedah kak,sumpah SDH meler2 saya bacax.
Hasna Anha
asli bikin sesak nafas,cinta macam apakah ini sungguh menghancurkan hati . MasyaAllah luar biasa ceritax.
Hasna Anha
kebanyakan bawangx .tolong tisu mana/Sob//Sob//Sob//Sob/
Bunda HB
😭😭😭
Raufaya Raisa Putri
𝗽𝗲𝗻𝘆𝗲𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗻𝘆 𝘆 𝗮𝗻𝗸 𝗺𝘂
Raufaya Raisa Putri
𝘆 𝗮𝗺𝗽𝘂𝗻... 𝗯𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗻𝗴𝗯𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴𝗶𝗻 𝗮𝗻𝗶𝗺𝗲
Raufaya Raisa Putri
𝘀𝗵𝗮𝗺𝗲 𝗵𝗮𝗹𝘂.. 𝗸𝗹 𝗽𝘂𝗻 𝗮𝗱. 𝗵𝗺𝗺𝗺... 𝗹𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮
Raufaya Raisa Putri
𝗯𝗰 𝗶𝗻𝗶 𝗯𝗲𝗯𝗲𝗿𝗮𝗽𝗮 𝘁𝗵𝗻 𝘆𝗴 𝗹𝗮𝗹𝘂. 𝘁𝗼 𝗸𝗼𝗸 𝘀𝗸𝗿𝗴 𝗯𝗻𝘆𝗸 𝘆𝘆𝗴 𝗵𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴 𝘆
Raufaya Raisa Putri
𝗸𝗹 𝗴𝗼𝗼𝗱 𝗹𝗼𝗼𝗸𝗶𝗻𝗴 𝗺𝗵 𝗺𝗼 𝗱𝗶𝗮 𝗽𝗮𝗶𝗻 𝗷 𝗷𝗴 𝘀𝗲𝗸𝘀𝗼𝘆 𝗯𝗮𝗻𝗴
Raufaya Raisa Putri
𝗼𝘄𝗮𝗹𝗵... 𝗻𝗴𝗶𝗺𝗽𝗶
Raufaya Raisa Putri
𝗲𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴𝗻𝘆 𝗻𝗴𝗮𝗷𝗮𝗸 𝗴𝗲𝗹𝘂𝗱
Raufaya Raisa Putri
𝗮𝗰𝗵..... 𝗯𝗻𝘆𝗸 𝘆𝗴 𝗱𝗶𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶. 𝗴𝗿𝗲𝗴𝗲𝘁 𝗻𝘆 𝗵𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗲𝗵
Raufaya Raisa Putri
𝗸𝗻𝗽 𝗵𝗿𝘀𝗱𝗶𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶?!
Raufaya Raisa Putri
𝗸𝘆𝗸𝗻𝘆 𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶. 𝘀𝗼𝗮𝗹𝗻𝘆 𝘆𝗴 𝗱𝘂𝗹𝘂 𝗯𝗻𝘆𝗸 𝗮𝗱𝗲𝗴𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗯𝘂𝗹" 𝗻𝘂
Raufaya Raisa Putri
𝗸𝗲𝗯𝗮𝗹𝗶𝗸... 𝗽𝗰𝗿 𝗹𝗺 𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗯𝗮𝗿𝘂
Reni Setia
makasih untuk karya novelnya
Nadia
weleh, cincin nya dibuang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!