Skuel Terra The Best Mother
Lanjutan kisah dari Terra kini berganti dengan. tiga adik yang ia angkat jadi anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAPAT KELUARGA
Akhirnya para perusuh berbuka terlebih dahulu. Mereka begitu bahagia ketika meminum es kelapa muda.
"Uma ... Alun mawu dadin pelapana don!' pinta bayi itu.
"Oteh baby," sahut Saf menuangkan potongan daging kelapa muda pada gelas Harun.
"Alhamdulillah," sahut Bomesh mengelus kerongkongannya.
"Kalian hebat loh ... bisa sampai jam segini," puji Lidya bangga.
"Iya kalian hebat," puji Terra.
Para bayi pun tersenyum bangga. Usai minum es kelapa muda. Mereka melanjutkan puasa mereka walau tinggal hitungan menit saja.
"Peulum puta?" tanya Arion sambil melihat jam di dinding.
"Kan Baby Ayi udah buka tadi,' sahut Demian.
"Kalo masih lapar makan saja duluan," ujarnya lagi.
"Pana poleh beudithu Papa Bemian!' tukas Harun.
"Pita beulandut buasana!" lanjutnya. "Alun pinumna ditit padhi!"
Demian menganga, ia dengan jelas melihat Harun minum dua gelas es kelapa muda dengan banyak daging kelapanya.
"Nggak salah tuh?" celetuknya.
"Baby Harun kan tadi minum dua gelas," ingatnya.
"Papa ... biam!" omel bayi menggemaskan itu.
Demian melipat bibirnya ke dalam. Lidya yang gemas menciumi bayi itu hingga protes. Sedang Al dan El sudah mulai menyemburkan ludahnya.
Waktu berbuka pun tiba. Semua mengucap syukur pada berkah rejeki yang Allah limpahkan.
"Alhamdulillah ya Allah ... segarnya," ujar Demian penuh rasa syukur.
Satu gelas es kelapa muda meluncur di tenggorokan dan masuk perutnya yang seharian tak terisi.
"Pertama kalinya berpuasa terasa berat dan hampir menyerah," ujarnya.
"Masa?" sahut Virgou tak percaya.
"Iya, dad. Tapi, ketika melihat pegawaiku yang muslim begitu teguh dalam ibadahnya, jadi malu sendiri," aku Demian.
"Kalo aku memang sudah biasa puasa sebelum aku memeluk Islam, jadi nggak kaget," sahut Virgou.
"Aku juga berat waktu pertama kali puasa. Mana waktu itu di Palestina cuaca begitu terik hingga mencapai 40 derajat Celcius waktu itu. Tapi, begitu lihat anak-anak kecil yang tetap puasa bahkan nyawa mereka diujung tanduk, aku jadi malu," sahut Dav.
Dav seorang petugas pengaman PBB yang berasal dari Uni Eropa. Membawa misi perdamaian ke Palestina walau begitu tau ternyata misinya untuk membantu menghancurkan negara itu.
"Ini puasa tahun ke dua ku," sahut Bart menimpali.
"Puasa mu sama dengan Gabe dan istrinya juga empat anaknya, Dem," sahutnya lagi.
Usai.berbuka, mereka pun berwudhu. Sama seperti kemarin, tempat wudhu pria dipisah dengan tempat wudhu wanita.
Kali ini Budiman yang menjadi imam. Semua berjejer rapi. Para bayi diapit oleh para remaja.
"Allahuakbar!"
Semua mengikuti imam bertakbir. Mereka hening dalam ibadah dan khusyuk.
Hingga usai memberi salam. Semua yang muda mencium tangan yang lebih tua. Mereka kembali bercengkrama. Khasya begitu gelisah, ia sedikit ragu dengan apa yang ia ucapkan ini.
Kegelisahan Khasya dapat terbaca oleh suaminya. Herman pun menggenggam jemari sang istri untuk menenangkannya.
"Sayang, ada apa?" tanya pria itu.
Khasya menatap suaminya lalu menghela napas lagi. Karena merasa ada yang tidak beres Virgou langsung memperhatikan istri dari paman adik sepupunya itu.
"Bunda kenapa? Apa ada yang menganggu bunda?" tanyanya penuh selidik.
"Sebenarnya ini ...."
Khasya menghentikan ucapannya. Hal itu membuat semuanya gusar termasuk Bart.
"Ada apa Khasya! apa yang mengganggumu?" serunya kesal.
"Jika ada yang mengganggumu, katakan saja, biar aku langsung melibasnya!' lanjutnya lagi.
Virgou langsung tegak mendengar hal itu. Ia akan menghabisi siapapun yang mengganggu keluarganya.
"Bunda ada yang gangguin?" tanya Rion kini.
Khasya menatap semua pria yang memandangnya tak sabaran, bahkan Virgou nyaris meledak jika tak langsung ditenangkan.
"Aiss ... bukan begitu, tak ada yang menggangguku!" serunya.
"Lalu apa??" seru semuanya gusar.
"Ini masalah Lusy!" semua diam dan mengerutkan kening.
"Kenapa dengan Lusy?" tanya Bart.
"Lusy jatuh cinta pada Mas Leon, aku kemarin menanyakan apa dia mau jika dijadikan istri oleh Mas Leon, dan dia mau!"
Akhirnya, Khasya mengatakannya juga. Ia sedikit tegang karena semuanya diam.
Gisel yang baru pertama kali mendengar hal itu, sedikit bingung. Ia mencerna apa perkataan wanita yang ia panggil bunda itu.
"Maksud bunda, Daddy dinikahkan sama gadis yang mencintainya?" tanyanya ulang.
"Iya sayang, terlebih selama ini daddy-mu juga memiliki rasa yang sama dengan Lusy," jawab Khasya.
"Tunggu dulu, siapa Lusy?" tanya Gisel pemasaran.
"Sejak kapan daddy punya hubungan dengan wanita?" cecarnya lagi.
Khasya diam. Wajah Gisel menunjukkan ketidak sukaannya. Bart langsung menjelaskannya dengan hati-hati perihal siapa Lusy dan kapan hubungan itu dimulai.
"Sebenarnya kami tak bisa menyimpulkan jika itu adalah sejenis hubungan. Mereka berdua hanya dekat dan menurutku keduanya memiliki kemistry yang sama," ujar Bart.
Gisel memandang pria yang ia sebut grandpa itu. Tatapannya penuh intimidasi. Bart memang tidak takut dengan siapapun. Tapi, Gisel bukanlah anak gadis yang mau kompromi tanpa ada kejelasan. Ia termasuk paling keras arogansinya.
"Sayang ...," panggil Bart.
Gisel menggeleng kuat. Khasya diam, ia hanya mengungkapkan apa pendapatnya, selanjutnya urusan para keluarga Dougher Young untuk memutuskan.
"Aku tidak setuju!" ujarnya tegas.
"Sayang!'
"C'mon grandpa ... have you gone mad!" (Ayo lah kakek, apa kau sudah gila!) teriaknya.
"How can you resuscitate my father with a girl twenty-two year old!"(bagaimana bisa kau menjodohkan ayahku dengan gadis dua puluh dua tahun!) lanjutnya dengan mata menyipit.
"Gisel pelankan suaramu!" desis Virgou.
Gisel pun diam. Ia mendengkus begitu kuat dan sangat tidak setuju dengan ide keluarganya.
"Kita lanjutkan setelah anak-anak tidur!" ujar Herman menyarankan.
Semua pun mengangguk setuju. Gisel jadi diam. Suasana canggung, sedang Khasya menjadi merasa bersalah.
"Ah ... andai aku tak mengajukan ide itu!" dumalnya pelan.
"Tapi, jika tak kukatakan, aku kasihan sama Lusy, bahkan Gisel tak tau jika Mas Leon sering menanyakan kabar gadis itu," ujarnya lagi bermonolog.
Melihat wajah Khasya yang begitu menyesal. Membuat Virgou mendekati wanita itu. Ia memeluknya dan bermanja.
"Bunda ... jangan anggap apa yang Gisel ucapkan barusan," ujarnya.
"Tidak sayang. Bunda hanya menyesal, mungkin waktunya belum tepat?"
"Tidak bunda, mau kapanpun itu, pasti akan begini jadinya," ujar Virgou.
"Maaf kan bunda, bunda hanya ingin menyatukan dua hati yang saling merindukan dan saling mencintai," ucap Khasya penuh sesal.
"Aku mengerti bunda. Kita bicara lagi ini nanti ya," tukas Virgou.
"Tolong jangan kaku dan canggung seperti ini. Kasihan anak-anak," pinta pria itu lagi.
"Maaf sayang ... maafkan bunda," ujar Khasya.
Wanita itu pun menormalkan kembali perasaannya, ia menurunkan semua egonya. Gisel juga menyesal begitu keras bicara pada semuanya. Tapi, ia masih tidak setuju dengan ide perjodohan timpang umur yang begitu jauh.
"Sayang," panggil Budiman.
"Tolong, bang ... jangan bicara apapun, please!" pinta wanita itu.
Budiman pun diam. Ia membiarkan istrinya.
"Aku akan meluruskanmu jika kau belok, sayang," Gisel hanya diam menanggapi perkataan suaminya.
bersambung.
yah ... Gisel nolak?
met berbuka puasa bagi semua ... ba bowu ❤️😍😍
next?