NovelToon NovelToon
Paman Tampan Itu Jodohku

Paman Tampan Itu Jodohku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Claudia Diaz

Dominica Sophia Raviola Dexter, gadis cantik berusia 16 tahun itu merasa hidupnya tidak tenang karena selalu dipertemukan oleh seorang pria bernama Alexander Kai Devinter, pria yang berusia 12 tahun jauh di atas dirinya.

Alexander Kai Devinter, laki-laki berusia 28 tahun, pria single yang dingin dan menutup hati setelah kepergian sang kekasih, hingga orang tuanya nyaris kehilangan harapan memiliki menantu, mulai bangkit kembali dan mulai mengejar gadis yang membuatnya jatuh hati. Setelah pertemuan malam hari di sebuah pesta itu.

Bagai terikat sebuah benang takdir, keduanya selalu dipertemukan secara tidak sengaja.

Akankah Sophia menerima takdir cintanya, atau justru membuat takdir cintanya sendiri?

Don't Boom like!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Claudia Diaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan di Kantin - Petaka Spaghetti Saus Kacang

“Sudah tenang?" Kai bertanya pada gadisnya. Saat sudah tak mendengar isakan dari bibir mungil itu. Soya hanya menjawab dengan gumaman tak jelas.

“Baby, ayo masuk kelas. Aku tidak ingin memiliki kekasih yang suka bolos pelajaran!" ujar Kai.

Soya menegakkan tubuhnya. Ia menarik diri dari pelukan Kai. Dengan wajah yang memerah dan sisa air mata yang masih ada di pelupuk matanya.

Kai tersenyum menatap gadisnya yang terlihat menggemaskan dengan pipi gembilnya.

“Kembalilah ke kelas, sebentar lagi akan istirahat," Kai berkata dengan lembut sambil mengusap pipi sang kekasih, Soya hanya mengangguk.

Soya berpamitan dengan Wilona, kemudian keluar dari ruang UKS. Sepeninggal Soya, Wilona tertawa, merasa lucu dengan tingkah kekasih baru Kai.

“Dia begitu menggemaskan. Akan tetapi, aku tidak percaya jika ia mampu memecahkan kaca meja, hanya dengan kepalan tangan. Meski pada akhirnya dia menangis, tetapi tidak banyak perempuan yang melakukan hal tak terduga itu," jelas Wilona, “aku setuju jika kau dengannya."

“Begitulah gadisku. Akan tetapi, dia gadis yang kuat dan berani. Siapa yang menyangka jika dia adalah preman sekolah, dibalik wajahnya yang seperti bayi," Kai menerawang sembari memandang langit-langit Ruang Kesehatan.

“Lalu mengapa kau mencintai gadis itu? Bukankah selama ini kau mencari gadis yang anggun seperti perempuan tulen pada umumnya," tanya Wilona, “dia bukan tipemu, tapi aku sengaja menambahkan bumbu dan mengatakan bahwa dia adalah tipemu, Kai."

“Dia berbeda ... aku juga tak tahu mengapa aku bisa mencintainya, jantungku menjadi senewen saat berada di dekatnya. Aku memang pernah mencintai seseorang, tetapi yang seperti ini baru kurasakan pertama kali," Kai menjawab dengan tersenyum.

“Akhirnya, aku senang melihatmu tersenyum lagi setelah sekian lama, kau tahu? Aku bosan dengan wajah datarmu itu," Wilona menggoda Kai, yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.

“Padahal dari dulu selalu begini, Kakak saja yang terlalu melebih-lebihkan," Kai menepis pernyataan kakaknya dan menganggap pendapat sang kakak terlalu hiperbola.

“Keluar sana, kau tidak ada jadwal mengajar olahraga hari ini?" Wilona mengusir, Kai hanya memicingkan matanya tak terima.

“Kau mengusirku?"

“Sudah jelas, bukan?"

Dengan mendengus kasar Kai beranjak dari posisinya dan keluar dari Ruang Kesehatan. Mengabaikan Wilona yang tertawa puas karena berhasil mengerjai Kai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara di kelas, Soya menjadi bahan perbincangan kembali pasalnya ia kembali dengan keadaan tangan yang dibalut dengan perban. Membuat Bruzetta yang masih berdiri di depan kelas karena menjalankan hukuman dan Jayden yang duduk manis di tempatnya mendelik tajam.

“Sst! Ada apa dengan tanganmu itu, Pinguin?" Jayden bertanya sambil berbisik.

“Ini?" tunjuk Soya pada tangannya sendiri. “Aku baru saja bergulat dengan Thanos, hingga aku terluka."

Jayden berdecak, kapan temannya ini bisa sedikit waras sedikit saja? Mengapa di antara mereka bertiga hanya dirinya saja yang merupakan manusia normal?

Sedang Bruzetta sibuk melakukan telepati dengan Soya tanpa diketahui oleh guru yang sedang mengajar, beberapa kali Bruzetta berkerut kening saat ia merasa tidak puas dengan jawaban sang sahabat.

“Matamu bengkak, kau habis menangis?" bisik Jayden lagi.

“Ah, iya. Aku habis menangis karena ini sakit sekali," Soya menjawab seadanya.

“Dusta! Kau tidak mungkin menangis, hanya karena mendapatkan luka itu, kau saja pernah dipukuli lebih dari itu, tidak menangis. Masa hanya karena luka yang tidak lebih parah dari dipukuli massa menangis?" Jayden tak percaya. Hei, sahabat kecilnya ini sangat kuat dan dia jarang sekali menangis. Pasti karena ada hal lain, yang lebih serius daripada tangannya yang terluka.

“Pokoknya kami tidak mau tahu, istirahat nanti kau harus jelaskan semuanya!" putus Jayden pada akhirnya. Dan hal itu membuat Soya mendengus pasrah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari semakin siang, sinar matahari semakin lama semakin membakar kulit, membuat tenggorokan mengering dan rasa dahaga yang meraung-raung meminta air minum.

Kini ketiga sahabat itu sudah duduk di bangku paling ujung di kantin. Semangkuk bakso cuanki yang diguyur dengan sambal pedas yang menggugah selera, membuat siapa saja ingin meneteskan air liur.

“Jadi, saudara Sophia. Mohon Anda jelaskan kronologi tentang kejadian bagaimana Anda berkelahi dengan Thanos dan mendapatkan luka di tangan Anda?" Jayden bertanya dengan gaya yang mirip dengan seorang wartawan.

“Berkelahi dengan Thanos?" beo Bruzetta sambil mengerutkan kening.

“Dia sendiri yang bilang bahwa dia mendapatkan luka ini karena berkelahi dengan Thanos," Jayden menjelaskan sembari menyeruput jus jambu biji miliknya.

“Goblok! Mengapa tak sekalian saja kau berkelahi dengan Dirty Bubble?" sambar Bruzetta.

“Aku di hadang sekelompok hewan-hewan kotor saat hendak berangkat ke sekolah, kemudian aku membantai mereka dan ternyata Cu Pat Kai itu melihatku, katanya beberapa dari mereka mengalami patah tulang dan luka parah lainnya yang aku tidak tahu," jelas Soya sedikit memberikan jeda, “dan tadi dia memanggilku dan memarahiku karena masalah itu. Dia bilang aku keterlaluan karena menghajar mereka semua tanpa belas kasih. Padahal jika aku tidak melawan, aku bisa saja dilecehkan beramai-ramai oleh mereka semua, jelas saja aku marah dan aku tidak sengaja menghancurkan kaca meja Kepala Sekolah."

“Lalu kenapa kau menangis?" tanya Jayden lagi.

“Karena aku tidak terima, dia menilaiku terlalu buruk tanpa tahu kejadian yang sebenarnya. Aku memang nakal, tetapi aku tidak seburuk yang mereka pikirkan. Aku tidak akan bertindak apa pun jika mereka tak memulai lebih dulu," Soya masih menjelaskan.

“Terkadang manusia itu rasa sok tahunya memang tinggi. Namun, tak pernah mau menyelidiki lebih dalam tentang apa yang menyebabkan suatu kejadian. Mereka selalu berasumsi seenaknya," Bruzetta berkomentar.

“Aku minta maaf jika kau merasa sakit hati," sebuah suara mengejutkan mereka. Bruzetta dan Jayden mendongakkan kepala.

Bruzetta memandang sinis Kai, “Oh, jadi ini Thanos yang sok tahu itu?"

Kai memejamkan matanya, dadanya bergerak naik-turun menahan emosi yang mulai bangkit perlahan. Apa katanya tadi, Thanos? Apa tidak ada yang lebih baik dari itu? Dasar siswi kurang ajar!

Kai mendudukkan dirinya di samping Soya, mereka berhadap-hadapan dengan Bruzetta dan Jayden.

“Pak, kenapa Bapak duduk di sini. Memangnya tidak ada bangku kantin yang lain?" tegur Bruzetta, terlihat sekali jika ia, Jayden, bahkan Soya terlihat sangat tidak nyaman.

“Kau tidak lihat bangku mulai penuh dengan siswa lain?" balas Kai tak kalah sinis. Ia melirik Soya yang sedari tadi masih berusaha menyuapkan sesendok bakso, tetapi selalu gagal dan bakso tersebut jatuh kembali ke dalam mangkuk.

“Milik siapa bakso ini?" tanya Kai. Jayden dan Bruzetta hanya memandangnya dengan malas. Pada akhirnya Jayden yang bersuara, “Bapak tidak lihat jika sedari tadi Anak Pinguin ini berusaha untuk melahap baksonya? Sudah sangat jelas bukan jika itu milik Bayi Pinguin ini?"

Kai melambaikan tangannya pada Ibu Kantin, beliau mendekatinya dan mulai bertanya, “Ada apa, Tuan Muda?"

“Tolong pesankan Bakso cuanki satu lagi, tetapi tidak pedas dan segelas jus jeruk. Terima kasih, Bu," pesan Kai.

Ibu kantin tersebut segera membuat pesanan sang tuan muda.

Jayden, Soya, dan Bruzetta melirik satu sama lain. Kai langsung menarik mangkuk bakso cuanki milik Soya tersebut dan melahapnya, hingga mereka bertiga terkejut.

“Pak, Bapak ini kenapa, sih? Itu, kan milik saya!" pekik Soya kesal karena gurunya langsung melahap bakso miliknya. Bukankah tadi ia sudah memesan?

“Milikmu akan diantar sebentar lagi," jawab Kai masih melahap bakso cuanki mercon yang dibeli Soya tadi. Keringatnya bercucuran, wajahnya memerah karena sensasi pedas yang dirasakannya. Meski begitu, Kai justru sangat menikmati bakso tersebut.

“Tuan Muda, ini pesanan Anda," Ibu Kantin tersebut menghidangkan semangkuk bakso cuanki polos. Kai sudah menyingkirkan semua sambal beserta saus sambalnya dari jangkauan Soya.

“Terima kasih," ucap Kai dengan senyum manis, membuat para murid yang tak sengaja melihatnya memekik histeris karena guru mereka terlihat sangat tampan.

Lalu Kai mengambil sebutir bakso yang sudah dipotong, kemudian meniupnya dan setelahnya mengarahkan ke mulut kecil kekasihnya, “Buka mulutmu, Viola!"

“Pak, tapi saya ingin sesuatu yang pedas!" Soya merasa kesal, gurunya ... ah, maksudnya kekasihnya ini suka sekali bertindak seenaknya.

“Viola, kau itu punya gerd. Sudah seharusnya kau menghindari makanan pedas, kau tidak lihat kuahnya tadi merah pekat begitu? Itu tidak baik untuk lambungmu. Sekarang makanlah!" Kai masih berusaha memberikan pengertian pada kekasihnya yang keras kepala ini.

Baiklah Soya mengalah kali ini, lagipula perutnya sudah melakukan aksi demontrasi sedari tadi. Ia menerima suapan dari Kai.

“Duh, dunia seakan milik berdua, ya guys, ya. Yang lain hanyalah butiran debu!" sindir Bruzetta keras-keras.

“Bee, tolong aku, Bee. Mataku ternodai, Bee. Oh, my eyes!" Jayden malah membuat suasana semakin panas. Hingga seluruh pasang mata memandang ke arah meja mereka.

“Berisik kalian! Saya menyuapi Viola, karena tangannya sedang terluka. Kalian tidak melihat Viola kesulitan makan sedari tadi, huh?!" Kai berteriak lantang, meluapkan semua amarahnya.

Aura kantin berubah menjadi mencekam, Kai terlihat sangat mengerikan, tatapan matanya berubah bengis. Sontak para murid kembali pada kegiatan masing-masing, termasuk dua murid bengal yang ada di hadapan Kai saat ini.

Soya sendiri sedikit tersentak, kala Kai berbicara dengan nada tinggi dan mengeluarkan aura menakutkan, tubuhnya bergetar samar. Belum pernah ia melihat Kai seperti ini sebelumnya.

Setelah keadaan kantin mulai tenang, Kai melanjutkan kembali menyuapi gadisnya itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Matahari terus berjalan ke barat. Senja mulai datang dan menyapa. Soya, gadis mulai menunggangi kuda besi miliknya dengan menggunakan satu tangan.

“Kau mengendarainya sendiri?" Kai bertanya saat sudah sampai di parkiran.

“Kau bisa melihatnya sendiri," jawab Soya, “ah, iya. Ini jaketmu, terima kasih untuk malam itu."

“Tak perlu, kau saja yang memakainya, aku masih punya banyak jaket di rumah," Kai menjawab dengan senyum manisnya yang dapat membius kaum hawa.

Soya memandang remeh, “Huh, kau berniat pamer begitu? Dengar, ya aku tidak semiskin yang kau kira. Aku bahkan bisa membeli jaketmu itu lebih dari satu!"

Kai memandang gadisnya dengan tatapan penuh cinta, merasa gemas, ia kemudian membunuh jarak antara dia dan sang gadis. Tangannya dengan lihai menarik hidung mancung milik sang kekasih, hingga membuatnya memekik.

“Pak!" protes Soya. Matanya menatap nyalang pada sang kekasih.

“Kau itu imut sekali, sih? Aku jadi gemas. Dengar, ya. Aku bicara seperti itu, bukan berniat untuk pamer, tetapi karena angin jalanan yang dingin tidak baik untukmu. Kau tidak memakai jaket. Jadi, jaket ini kau saja yang kenakan," jelas Kai pada gadisnya.

Saat mereka sedang berbincang tiba-tiba dering ponsel menyela pembicaraan mereka. Segera saja, Soya mengangkatnya.

“Yes, Daddy?"

“Honey, cepatlah pulang. Hari ini kita kedatangan tamu dan mereka sangat ingin bertemu denganmu."

“Tamu?" Soya membeo, “siapa tamunya, Dad?"

“Nanti kau juga akan tahu. Oh, iya. Jangan lupa ajak Kai ya. Mommy-mu mengidam lagi, ia ingin Kai memasakkan sesuatu untuknya."

“Ha? Dad, Daddy serius menyuruh Pak Kai memasak untuk Mommy dan adik bayi, kalau Mommy dan adik bayi keracunan bagaimana?"

Kai mendelik demi ibunya yang cantik jelita dan masih terlihat sangat muda seperti anggota girl grup Korea, mengapa namanya tiba-tiba terseret dalam pembicaraan?

”Pokoknya ajak Kai saja dulu, untuk bahannya sudah disediakan oleh pelayan, kalian hanya perlu datang."

Kai melirik sang kekasih dan bertanya tanpa suara, sedang Soya memberi isyarat nanti untuk menjelaskan.

“Iya, Dad. Iya! Ya sudah ini Soya akan pulang dengan Pak Kai. Soya tutup dulu teleponnya. Love you, Dad. Muach!"

“Love you too, Honey."

Usai sambungan terputus. Soya mulai mengajak Kai, “Pak, ikut saya pulang, ya? Mommy tengah mengidam, kali ini ingin dimasakkan sesuatu oleh Anda."

“Apa? Tetapi, aku tidak pandai memasak, Viola," Kai berusaha menolak ajakan kekasihnya. Bukan apa-apa, jika hanya bertemu biasa dengan anggota keluarga sang kekasih, dia oke-oke saja. Akan tetapi, ini? Memasak? Bisa memasak omelette saja dia sudah sangat bersyukur, meskipun keasinan.

“Anda tidak perlu menjelaskan itu, saya sudah tahu. Sangat terlihat dari wajah Anda. Ayolah, Pak, temani saya ya ... ya ... ya ... saya tidak mau jika harus tidur di jalanan. Pokoknya Anda harus ikut saya pulang, kalau tidak, kita putus!" Soya mengancam.

Kai mendelik tak terima, bola matanya seakan nyaris keluar dari tempatnya. Apa-apaan gadis ini, baru siang tadi mereka resmi menjadi sepasang kekasih, sudah ingin putus saja.

“Tidak, aku tidak mau, Viola hanya milikku," batinnya menjerit.

“Baiklah, kau bisa naik motor?" tanya Kai, Soya hanya mengangguk. “Berjalanlah lebih dulu, aku akan mengikutimu dari belakang!"

Mau tidak mau Kai terpaksa mengiyakan ajakan sang kekasih dengan ikut ke rumahnya.

1
Selviana
itu pasti Kai
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Hayoo tebak?
total 1 replies
Selviana
sok peduli loh, bilang aja mau deketin Soya lagi
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Richard: “Anda siapa? 😎"
total 1 replies
F.T Zira
Soya kan sesuatu yg langka.. baik sifat ataupun tutur katanya... ehh🤭🤭
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Soya: “Makasih, Duh Jimayu."
total 1 replies
F.T Zira
panasinn terus aja kompornya.. klo meledak ya biarlah, supaya rame🤣🤣
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Kompor meleduk
total 1 replies
F.T Zira
usaha pengelakan yg baguss
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: pada kenyataannya Sophia memang menggemaskan
total 1 replies
F.T Zira
buka poster.. terima jasa elus/Joyful//Joyful/
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: elus-elus
total 1 replies
F.T Zira
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: 😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
F.T Zira
ngomong nya gass terusss/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
F.T Zira: astagaa/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Kalau sama Cu Pat Kai harus ngegas 🤣
total 2 replies
F.T Zira
ini ngirim surat ke guru lho soya.. tapi berasa ngirim ke kekasih🤣🤣
F.T Zira: sengaja nyari masalah
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Soya gitu
total 2 replies
F.T Zira
pak Kepin hati yupi
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Hello Kitty emang si Kepin
total 1 replies
F.T Zira
adaaaa... pakai bangettttt/Curse/
F.T Zira: tapi pengennn/Grievance//Grievance/
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Jangan kasih tau Pak Kepin
total 2 replies
F.T Zira
mood ku sedang baik hati ini???😏😏

typ typ😝
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: bener loh aku typo /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
F.T Zira
nyatanya berulang kali🤭
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Apanya yang berulang kali? 🤣
total 1 replies
F.T Zira
tapi bakal suka kalo Soya yg buat/Chuckle/
F.T Zira
ho oh.. kaget kan kamu.. si Paman yg suka nyosor yg bawa kamu/Casual//Casual/
F.T Zira: kenyataannn/Grin/
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: harus banget ya suka nyosor Eonnie? 😭
total 2 replies
Selviana
Alhamdulillah, adik Soya lahir dengan selamat
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Yeay!!
total 1 replies
Selviana
itu artinya kamu sudah mencintai Kai
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Soya: “Memang sudah cinta."
total 1 replies
Selviana
Mudah sekali Stephen mengatakan seperti itu
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Stephen: “Ngomong nggak pakai pulsa."
total 1 replies
Selviana
kasian sekali kamu Kai,soya tidak mencintai kamu
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: Cinta kok 😔
total 1 replies
F.T Zira
Aku tidak pandai memberikan penilaian..
tapi karya ini bagus.. alurnya agak lambat sih mnurutku, tapi ada kejutan di tiap bab nya, jadi mencegah bosan. terutama tokoh wanitanya, digambarkan sebagai wanita kuat, kuat dari semua sudut.
〈⎳ Say My Name Claudia 1288: you make me cry, Honey. But thank you untuk bintangnya dan ulasanmu
Love you 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!