NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri Gendut

Balas Dendam Istri Gendut

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Balas Dendam / Berubah manjadi cantik / Selingkuh / Pelakor / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: misshel

~MEMBALAS DENDAM PADA SUAMI, SELINGKUHAN, DAN MERTUA MANIPULATIF~


Mayang Jianasari—wanita bertubuh gendut kaya raya—menjadi istri penurut selama setahun belakangan ini, meski dia diperlakukan seperti pembantu, dicaci maki karena tubuh gendutnya, bahkan suaminya diam-diam berselingkuh dan hampir menguras habis semua harta kekayaannya.

Lebih buruk, Suami Mayang bersekongkol dengan orang kepercayaannya untuk memuluskan rencananya.


Beruntung, Mayang mengetahui kebusukan suami dan mertuanya yang memang hanya mengincar hartanya saja lebih awal, sehingga ia bisa menyelamatkan sebagian aset yang tersisa. Sejak saat itu Mayang bertekad akan balas dendam pada semua orang yang telah menginjaknya selama ini.

"Aku akan membalas apa yang telah kau lakukan padaku, Mas!" geram Mayang saat melihat Ferdi bertemu dengan beberapa orang yang akan membeli tanah dan restoran miliknya.

Mayang yang lemah dan mudah dimanfaatkan telah mati, yang ada hanya Mayang yang kuat dan siap membalas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Siapa Yang Mendua?

"Mas ini ndak bisa dibuka!" Lea memasukkan kunci di pintu belakang setelah membuka rolling door. Sudah ia coba berkali-kali tapi tak berhasil juga.

Ferdi datang lalu menyalakan senter di hapenya untuk membantu menerangi Lea. Cahaya di sini redup, sehingga Lea harus menunduk untuk memeriksa kunci pintu di bagian belakang resto Mayang.

"Handel pintunya diganti, Mas ... padahal aku pulang tadi belum!" Lea terkejut sendiri. Menelan ludahnya kecut. Hatinya mulai terpelintir kecemasan.

"Ganti kunci juga ngga secepat itu, Le—"

"Ini sudah jam sepuluh malam, Mas ... dari jam empat sampai sekarang itu lama sekali dan banyak yang bisa terjadi!" Lea kesal sampai menghentakkan kakinya. Susah sekali Ferdi percaya padanya. Bahkan bukti sudah di depan mata saja, Ferdi terkesan menuduhnya mengada-ada. Sumpah, jika bukan karena uang dan ambisinya, Lea enggan melakukan ini. Kesannya dia adalah alat yang terus-terusan dimanfaatkan Ferdi.

"Kok kamu marah, sih? Kan aku hanya menduga saja, lagian Mayang itu lemot. Dia biasa aja sama aku, ngga seperti yang kamu bilang, yang mengamuk tidak terkendali." Ferdi merampas kunci itu dan berusaha membukanya. Bisa saja Lea berpura-pura, menyakiti dirinya sendiri. Dan, Lea tahu kalau Mayang tadi sudah deal sama Hadyan, makanya berakting begini. Dia mengajak ke sini hari ini juga, mengambil surat-surat Selera dan Gudang Rasa. Tunggu, bukannya harusnya hanya Selera saja? Gudang Rasa buat apa?

"Percaya sekarang?" Lea bersedekap. Menatap Ferdi sinis. "Dikasih tau ngeyel!" sambung Lea ketus.

Ferdi menghela napasnya dalam-dalam. Keringatnya bercucuran lagi kendati tadi sudah mandi. "Kenapa kamu mau ambil surat-suratnya Gudang Rasa segala? Yang mau aku jual cuma Selera, Gudang Rasa tetap milik kita!" Ferdi tak mau merugi maupun dicurangi oleh Lea.

Lea berdecak. "Gudang Rasa itu sebenarnya milik orang tuaku yang diakui Rianti! Ngerti!"

"Kok bisa? Kok orang tuamu diam saja?" Ferdi tidak percaya, meski ia pernah sekali dua kali melihat bapak Lea di sana, tapi kata ibunya, Gudang Rasa milik Rianti. Malah itu rumah makan kedua setelah Tiga Dara. Saking ramainya Tiga Dara, Gudang Rasa ada, merupakan cabang Tiga Dara. Ferdi bahkan diundang hadir di sana bersama ibu bapaknya, meski Ferdi masih anak-anak, tentu ia ingat. Karena, untuk makan di tempat bergengsi, Ferdi bisa menghitungnya dengan sebelah tangan. Beruntung karena ibunya mengenal Rianti, jadi sering kali dia diajak ke sana.

"Jadi kita ngga dapet apa-apa, hari ini? Kenapa kamu ngga sabar nunggu besok, sih Le? Setidaknya bisa lihat perkembangan di sini dulu, baru masuk!" Ferdi mengalihkan topik. Dia menyimpan dalam-dalam jawaban Lea.

"Kok jadi aku lagi, sih, Mas?" Lea menggerung marah. "Aku hanya ndak mau kalau besok kita tidak punya kesempatan lagi. Mayang udah mindahin semuanya. Entah kemana!" Lea berkata tak sabar sampai meledak-ledak. Suaranya memantul hingga menimbulkan keributan.

"Mayang ngga akan secepat itu. Dia pasti sibuk sama Selera dan Arumndalu! Percaya, deh ... capek-capek kemari tapi ngga dapet apa-apa!" Ferdi menggerutu seraya kembali ke mobilnya. Dia amat sangat lelah seharian hingga malam ini. Lelah pikiran dan raganya.

Lea membelalak. Kesal bukan main pada pria itu yang belum apa-apa sudah sok sekali gayanya. Apa dia ada masalah sampai meledak dan sensitif seperti ini? Masalah apa memangnya yang mampu mengusik pria yang instingnya peka macam Ferdi?

"Pasti ribut sama si gendut itu! Makanya aku jadi korban! Sial!" umpat Lea seraya menyusul Ferdi kembali ke mobil. Debatnya dengan Ferdi seperti menguras energinya. Dia harus men-charger energinya lagi setelah ini.

***

Mayang telah tiba di rumah, diantar Yudi. Yudi bahkan membukakan pintu untuk Mayang yang sepertinya lemas sekali.

"Pak, ini tolong diterima. Semoga Bapak tidak kapok anter-anter saya lagi." Mayang menyodorkan amplop yang ia siapkan saat di kamar Lea tadi. Mayang di sana bukan hanya melihat rekening, tetapi juga perhiasan Lea yang luar biasa banyak. Bahkan dia punya berlian juga.

"Dikasih rejeki kok, kapok toh, Bu ... ada-ada Bu Mayang ini." Yudi menerimanya, seraya menunduk. "Makasih banyak, Bu ... semoga Ibuk berkenan dengan cara saya menyetir."

Mayang tertawa kecil. "Saya senang diantar Bapak, bahkan bantuin saya. Oh, ya ... saya minta nomer Bapak, nanti biar saya hubungi kalau saya butuh Bapak."

Yudi mengambil ponselnya tergesa-gesa, lalu mendikte nomor hapenya agar dicatat Mayang. "Saya permisi pulang dulu, Bu," pamit Yudi setelah menyimpan balik nomor Mayang.

"Silakan, Pak ... hati-hati di jalan." Mayang menggeser posisinya, barang kali badannya yang lebar menghalangi Yudi.

Mayang segera masuk tanpa menunggu Yudi lenyap dari sana.

"Oh, bagus! Bagus banget, ya, kamu!"

Mayang terkaget-kaget sampai hatinya berjengit ngilu. Suara Marini selalu saja menghasilkan sensasi terintimidasi yang kuat. Mirip trauma.

"Seharian pergi, tanpa nyuci, tanpa bersih-bersih, melupakan makan siang dan malamku! Kamu pikir disini penampungan? Semaunya datang dan pergi," lanjut Marini seraya menjatuhkan tangannya. Berjalan mendekat dengan wajah mengerikan. Seakan siap menerkam Mayang.

"Kamu model kaya gini aja udah berani main mata sama pria lain! Apa kurang anak saya, ha? Harusnya kamu bersyukur punya suami kaya anak saya! Bukan malah kelayapan sama laki-laki lain yang jauh dibawah anak saya!"

Mayang memang terkejut, tapi dia tidak takut. Hanya dia sangat lelah. Ribut malam-malam juga akan mengganggu tetangga.

"Ibuk kan wanita. Masak juga pasti bisa. Dikulkas ada makanan yang tinggal angetin. Telur sama mie instan ada. Beras ada. Sayuran juga lengkap. Apa susahnya nyalain kompor dan berkeringat sedikit? Memangnya dulu, sebelum aku di sini, siapa yang masakin Ibuk? Pembantu?"

Mayang sungguh ingin menambahi, "Miskin saja belagu!" Sumpah. Namun, melihat Ibunya megap-megap, Mayang hanya menarik bibirnya sekilas.

"Buk, aku ini kerja. Aku ini bisa bayar orang buat kerjain kerjaan yang seumur hidup ndak pernah aku lakukan! Aku juga butuh senang-senang sama teman, menyegarkan diri agar tau perkembangan di luar! Yang bener aja, Buk ... sejak nikah malah jadi pembantu! Lebih baik aku sendiri aja, kalau nikah sama anak Ibuk sengsara kaya gini!"

Marini menggerakkan bibirnya, tapi tidak ada yang mampu ia ucapkan. Terlalu syok dan menyakitkan kata-kata Mayang ini.

Mayang berlalu. Tenang dan halus. Tidak peduli sekalipun wanita itu kena serangan jantung setelah kesenggol ucapan Mayang yang masih level satu itu.

*

*

*

*

*

4 bab untuk hari ini, ya, gengs😄 sekali lagi, sabar ya, saya hanya manut outline yang sudah saya setorkan ke editor Noveltoon. Ini sudah maju banyak banget, sudah cepet banyak banget😄

Fyi : Di bab sebelumnya, Ferdi keluar kos sama Lea ya. Perasaan sudah aku tulis lengkap sama pakaian yang dikenakan tapi kok ndak ada😄 udah aku repisi. Baju Lea hodie hitam, celanannya jeans panjang😄

Wes yo ... besok sambung lagi. Ini aku masih syok abis dimental sama Mayang. UGD masih buka, kan, ya?😄

Dearly

Misshel

1
Erni Sasa
klw bab ruly jarot kih isinya slangkakan mulu/Frown/
Erni Sasa
🤣🤣🤣🤣bhahaha d tiap partmu kih ada aja yg receh ka
Erni Sasa
🤣🤣🤣🤣🤣y Allah gusti
Erni Sasa
waah waaah paaaraaaah beeeh jiaaaaaan kebiaaacuuut garangan teleeeek piteeek😣😣
Erni Sasa
yang harga bensin 12ribur seliter,korek 2ribu.
jadilah ilmu polwan yang.
Erni Sasa
duuh gustiii lek aku ndue mertuo koyo ngono wes tek sianida bene kuaapoook😣😣😣
bikin adrenalin meningkat sajaa😤😤
senja
makan krikil atau batu di jalan kan bisa kalau ga mau masak 😀
senja
benalu tak tau diri🤣
raema
Jarot cemburu
raema
hahahaha ngidam benci sama suami sendiri
raema
🤣🤣🤣😍😍
raema
🤣🤣🤣
raema
🤣🤣🤣🤣
raema
hahahaha dirampok cintamu yang sama Gian 🤣🤣🤣🤣
raema
cie....cie
raema
lucu bangetttt 🤣🤣
raema
🥰🥰🥰🥰
raema
gemes pengen ikut2an cakar si ferdi
raema
kuat bangetttt
raema
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!