NovelToon NovelToon
Pendekar Pengendara Petir

Pendekar Pengendara Petir

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi
Popularitas:12.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: KidOO

Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.

Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.

Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.

"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB — 024

Dua hari batas waktu, untuk persiapan mental dan kebutuhan sebelum hukuman dijalankan telah terlewati.

Selama dua hari itu, Gou Long hanya fokus pada pemahaman terhadap Ilmu Pedang dan Ilmu Pukulan. Berlatih konsisten di bawah bimbingan kedua seniornya. Baik Ilmu Pedang dan Ilmu Pukulan Gou Long memperoleh kemajuan yang sangat pesat.

Dia juga berhasil menggabungkan Ilmu Pukulan dengan gerak kaki Ilmu Meringankan Tubuh.

***

Gou Long berdiri, menatap bukit yang tepat berada di depan mata, di situ didirikan sebuah gerbang masuk oleh Sekte beserta tulisan peringatan.

“Hidup sehari bagaikan hidup seratus tahun, entah berkah atau petaka semua tergantung hati dan tekat yang kuat. Berhati-hatilah para pendosa!”

Sedikit merinding ketika Gou Long selesai membaca tulisan itu, penuh makna dan sarat dengan nasehat.

Dengan memantapkan hati, serta menguatkan tekat, Gou Long menarik nafas dalam, langkah kaki mantap digerakkan memasuki Bukit Seribu Ilusi. Sebenarnya, tempat ini berupa Hutan belantara yang terdapat di atas bukit yang dipenuhi kabut tebal, dan menggelapkan pandangan mata.

Awalnya, Gou Long memasuki tempat itu, tidak merasakan keanehan sama sekali, Gou Long terus melangkahkan kaki, dia mencari gua atau pohon besar, yang bisa digunakan sebagai tempat tinggal selama dua bulan pengasingan.

Tak terasa, dia telah masuk jauh ke dalam Hutan Seribu Ilusi, Gou Long mulai menyadari berbagai keanehan yang terjadi, padahal masih pagi tapi cuaca di dalam Hutan seperti malam saja, gelap dan pekat.

Kabut tadi tidak terlalu tebal, sekarang menjadi semakin menebal hingga menutupi jarak pandang mata. Seakan-akan hutan ini menolak ada anak manusia yang masuk ke dalam.

Gou Long hanya bisa melihat dalam jarak sepuluh langkah ke depan, bukan hanya kabut yang semakin tebal, indra pendengaran pun seakan dibatasi oleh alam, samar-samar Gou Long sedikit merasakan hawa beracun dari kabut ini.

Tidak mau ambil pusing dengan keadaan dan keanehan tersebut, lantas Gou Long duduk bersila, mulai berkultivasi. Langkah ini sangat tepat, dengan berkultivasi jiwa kultivator akan lebih tenang, serta meningkatkan ketajaman indra.

Gou Long mulai hanyut dalam kultivasi, merasakan sedikit kurang nyaman, ketika dia menyadari hawa yang semakin tebal dengan racun. Racun yang terkandung di dalam aura alam akan merusak dan menyumbat meridian. Sedikit penyumbatan inilah yang membuat Gou Long tersadar, dibukanya kedua mata.

Tepat di depan mata Gou Long, saat itu terdapat seekor ular besar dengan warna kehitam-hitaman, ukuran tubuh ular tersebut sebesar tubuh manusia dengan panjang mencapai lima belas tombak. Posisinya, berdiri sambil menjulurkan lidah yang bercabang dua, sesekali diiringi dengan hembusan nafas beracun ke arah Gou Long.

Sekilas pandang ular ini seperti ular kobra yang sangat besar.

“Anak manusia! Hebat juga kau, bisa menahan hawa racunku serta tidak keracunan.” Ular itu mulai berbicara.

“Haaaah! ... Ular yang bisa berbicara dan punya kesadaran sendiri, sungguh menarik!” pikir Gou Long.

“Hemm! Aku tidak tahu bagaimana harus menjawabmu,” balasnya.

“Kau tidak harus menjawabku! Kau hanya harus menjadi makananku hari ini.”

Ular tersebut semakin intens menyemburkan racun, bergerak lincah ke arah Gou Long, tidak tinggal diam Gou Long, mengumpulkan tenaga dalam serta melapisi seluruh tubuh dengan energi murni. Cahaya keperakan segera menyinari hutan ini, hawa beracun tersapu, hanya menyisakan sedikit kabut yang sudah menipis.

Sambil bergerak Gou Long berkata, “Enak saja ingin aku menjadi santapanmu! Apa kau bisa memakanku? Ha ha ha ...” Gou long tertawa, mengejek Siluman Ular itu, apa yang di ucapkan Gou Long bukan hal kosong belaka.

Saat ini, seluruh tubuh Gou Long dipenuhi dengan cahaya keperakan dan suara cicit keras. Elemen petir membentuk armor transparan, melapisi tubuh Gou Long dari ujung kaki ke ujung rambut.

Baru kali ini, Gou Long mengeluarkan tenaga dalam sampai sembilan puluh persen batas tenaga dalam, anak muda itu tidak mau berlaku setengah-setengah, dia yakin pertarungan kali ini, seperti ketika dia bertarung dengan Sepasang Iblis Tengkorak.

“Anak manusia! Akan kubuat kau kelelahan, kemudian akan kujadikan santapan malamku! Ha ha ha ...” Siluman Ular juga membalas ejekan Gou Long.

“Baik! Coba kau rasakan pukulan!” teriak Gou Long, tidak mau membuang waktu.

Dalam waktu singkat, Gou Long langsung memainkan Jurus Walet Menunggang Angin dan Jurus Pedang Petir Membelah Langit. Permainan Gou Long kali ini sungguh luar biasa, tidak percuma dia berlatih keras selama dua hari.

Dalam setiap gerakan, Gou Long teringat pada nasehat Senior He. “Ingat! Gunakan tangan sebagai pedang, pedang hidup. Setiap tusukan ganti dengan tonjokan! Setiap tutulan ganti dengan totokan! ...” Begitulah, Gou Long terus mengingat semua nasehat Seniornya.

Permainan jurus silat Gou Long menjadi sangat lancar, gerakannya berkesinambungan tanpa henti dan jeda. Bayangan Gou Long selalu berpindah-pindah, kadang di Barat kadang di Timur tidak bisa ditebak.

“Bukk!”

“Bukk!”

“Creess!”

“Creess!”

Setiap pukulan Gou Long, terus mendarat di sisik keras dari Siluman Ular. Kulit Siluman Ular sangat keras seperti lempeng besi alot, setiap pukulan Gou Long, selalu menimbulkan suara keras bagaikan dua manusia yang mengadu tenaga dalam.

Tidak mau terus-menerus dipukuli Gou Long, Siluman Ular meraung keras, “Aaarrggh! ...” Raungan yang menggetarkan alam. Gerakan Siluman Ular berubah menjadi lebih lincah, sesekali diikuti dengan sapuan ekor secara tiba-tiba.

Alam porak-poranda, pepohonan patah tumpang tindih. Kedua makhluk berlainan itu terus bertarung, tanpa peduli dengan keadaan alam, mereka lebih peduli pada nyawa masing-masing. Berkat tulang magnet dan darah yang mengandung vitalitas tinggi, daya tahan Gou Long lebih baik dari Siluman Ular.

Pertarungan ini sangat melelahkan, dan menguras tenaga dalam, beruntung Gou Long memiliki banyak pil penyembuh di dalam cincin semesta, setiap kali Gou Long merasa intensitas menurun, dia menelan beberapa pil penyembuh sekaligus.

Selama dua puluh empat jam, mereka terus bertarung, darah dan pakaian yang robek di sana-sini, wajah pucat serta nafas kembang-kempis. Tidak jauh berbeda dengan Gou Long, Siluman Ular juga sudah tampak sangat kepayahan, luka-luka hampir di seluruh badan ularnya.

Sisik-sisik ular berjatuhan di tanah, copot karena banyaknya pukulan energi petir dari Gou Long. Jeda semburan racun pun semakin jarang, seakan nafas sudah tidak sesuai dengan gerakan. Siluman Ular ini sedikit menyesal, kali ini dia merasa ajal sangat dekat.

Setelah bertapa ratusan tahun, dan berhasil menjadi Siluman Ular, tak disangka sama sekali harus tumbang di tangan anak muda ini. Semakin dipikir semakin dia merasa jengkel, salahnya sendiri yang bernafsu besar.

Dalam keputusasaan, kembali Siluman Ular tersebut meraung keras.

“Aaarrgg!”

“Anak manusia keparat! Mampuslah kau bersamaku!” teriak Siluman Ular Kobra ini.

“Maaf! Kau mampus sendiri saja! ... Ha ha ha ... Aku belum menikmati masa muda, belum kawin dan belum berkeliling dunia ... Ha ha ha.” Tertawa besar, Gou Long menjawab dan berkelit.

Walau nafas sudah kembang-kempis serta wajah yang pucat. Tapi, semakin lama Gou Long bertarung, semakin paham dia akan setiap jurus yang dipelajari, semakin dia bersemangat dan ingin terus berkelahi.

Hanya saja, Gou Long menyadari daya tahan sudah menurun banyak, saatnya mengakhiri pertarungan ini. Lalu diforsir tenaga dalam, dengan satu gerakan penuh, Gou Long mengeluarkan jurus kedua dari Ilmu Pedang Angin dan Petir.

Jurus Pedang Petir Menebas Angin, karena Gou long tidak memakai pedang, maka gerakannya lebih seperti orang menonjok angin kosong. Gerakan itu sempat ditertawakan oleh Siluman Ular Kobra.

Sayang Siluman Kobra tidak menyadari, ada energi pukulan yang sangat besar meluncur melalui pukulan Gou Long, energi ini tepat kena di jantung Siluman Ular yang sisiknya telah dikikis Gou Long sejak kemarin.

Ketika Ular itu menggelepar, menjemput ajal, ekornya mengibas dan menghantam apa saja di tempat itu, termasuk Gou Long yang sedikit lengah di akhir pertarungan ini.

1
Yaya Supriyatna
Kecewa
Yaya Supriyatna
Buruk
Wy Ky
ok
Mentengstory
mc terlalu naif
isworo nugroho
Lumayan
isworo nugroho
Biasa
Bagus Truno
saran : kalai bisa bikin novel fantasi timur jangan pakai bahasa timur yg dicampur2. kecuali nama tokoh, nama jurus, nama tingkatan.
Bagus Truno
apa gunanya cincin budak? bukannya bisa dipake
Jumadi 0707
ceritanya jd kacangan bgini masa tanah direbutin gk nyambung nglantur kemana2
Bagus Truno
"menjeplok" itu apa ya?
Bagus Truno
menguber-uber 😆😆😆
Jumadi 0707
MC makin parah bloon nya otaknya gk pinter b jagoan apa itu
Desi Eka s
Luar biasa
Bagus Truno
saran : maghrib mending ganti menjadi petang. atau mungkin ada bahasa yg lainnya. agak aneh novel pendekar timur kalau pake maghrib
Jumadi 0707
kasihan MC dibikin bloon sma thir
Jumadi 0707
gk ngerti ada cerita laen
Jumadi 0707
MC lupa minum pil luka dalam kan ada didlm cincin msh muda dah plupa stau bloon
Jumadi 0707
kog msh lemah ya MC kurang pengalaman bnr
Jumadi 0707
mantap lanjuuut
Jumadi 0707
startnya bagus Thor lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!