“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Tiga puluh satu
"Aaaaaa kak Aris yang terbaik, Nisa sayang kak Aris," Jerit Nisa sembari melingkarkan
tangannya ke lengan Aris. Saat mereka sudah tiba di pasar malam.
"Nisa, berhentilah berteriak! suaramu begitu cempreng bak truk rusak, telingaku sangat kebisingan saat mendengar suara jelekmu itu," Ujar Aris menggerutu.
"Kakak, aku ingin ice cream itu?" Tunjuk Nisa saat melihat penjual ice cream yang sejarak 5 M dari arah mereka berdiri sekarang, tanpa
menghiraukan ucapan pria itu sedikitpun.
"Andaikan saja kau bukan sepupuku, sudah lamaku lelang kau di tempat lelang!" Sahut Aris Kesal.
"Hey kak Aris, apa kakak baru saja merutukiku? kau tau merutuki anak kecil sepertiku itu tidak boleh, nanti kaka ketulahan," Ujar Nisa sebal.
"Hey, kau pandai sekali bersilat lidah! seharusnya aku yang mengatakan itu padamu, karena kau terlalu berisik, yang ada justru kau tertimpa tulah, karena berani padaku."
"Ayolah kakak, Nisa ingin Ice Cream, jangan banyak bicara lagi," Ujar Nisa lagi.
Sambil menarik-narik baju Aris, agar mau melangkahkan kakinya ke arah penjual Ice Cream itu.
Aris pun terpaksa menuruti kemauannya, agar dia secepatnya bisa terbebas dari Setan
kecil yang saat ini menghantuinya.
"Kakak, aku ingin ice cream strawberry 3, coklat 2, Vanila 2," Oceh Nisa saat sudah
tiba di penjual ice cream itu.
"Hey mulutmu itu hanya satu, bisa-bisanya kau meminta begitu banyak ice cream," Ujar Aris protes.
"Ayolah kakak, kalau tidak aku akan melaporkan kejelekanmu saat memperlakukanku seperti ini
kepada bibik!" Ancam Nisa.
"Hey bocah, berani sekali kau mengancamku menggunakan nama mamaku!" Ujar Aris sebal.
Sementara Nisa hanya menanggapi dengan
tersenyum licik.
"Berapa pak?" Tanya Aris sambil meraih ice cream yang di berikan penjual itu padanya.
"Lima puluh ribu pak," Sahut penjual ice cream itu.
"Pak, memangnya tampang saya seperti bapak-bapak?"
Aris langsung protes, tak bisa terima di panggil seperti itu oleh si penjual ice cream. Kekesalannya sampai merambat ke orang lain, karena sebal pada adik sepupunya itu.
"Bukankah dia putri Anda?" Tunjuk penjual ice cream itu kepada Nisa.
"Oh no no, di bagian mananya yang mirip? anda bisa melihat sendiri kalau saya begitu tampan dan elegan, sementara gadis ini nampak berantakan, dan sama sekali tak mirip dengan saya, lagi pula nafsu makannya
begitu besar, memangnya siapa yang mau punya anak seperti ini!" Tolak Aris cepat.
Sementara Nisa langsung mendekat ke arah penjual ice cream itu, lalu membisikan sesuatu di sana.
"Benarkah?" Tanya penjual ice cream itu
seraya memasang wajah tak percaya dengan pendengarannya barusan.
"Ya," Sahut Nisa membenarkan.
Setelah itu, si penjual ice cream itu pun langsung mengalihkan pandangannya
ke arah Aris dengan tatapan yang menunjukan berbelas kasihan, atas apa yang menimpa pria itu.
"Hey kau membisikan kata-kata apa pada penjual ice cream itu?" Tanya Aris penuh menyelidik, saat melihat experesi penjual ice cream itu tadinya.
"Sudahlah, lupakan saja," Sahut Nisa santai.
Lalu menjilati ice cream yang ada di tangannya.
"Apa kakak mau ice creamnya?" tawar Nisa sembari tangannya menyodorkan ice cream bekas jilatannya tersebut kepada Aris.
"Heh! siapa yang mau memakan sisa makanan yang sudah kau cicipi, memangnya aku tak pernah makan ice cream, sampai harus mau memakan bekas mulutmu itu," Ujar Aris kesal lalu meninggalkan gadis itu.
"Kakak tunggulah Nisa, kalau Nisa hilang bagaimana?" Ujar Nisa sembari mempercepat
langkahnya untuk mengejar Aris.
"Itu akan lebih baik, dari pada aku harus menghabiskan malam bersama setan kecil sepertimu!" Ujar Aris mengejek lalu mendudukan bokongnya di kursi taman.
"Kakak lihatlah di sana ada gulali, Nisa ingin gulali, Nisa ingin gulali," Ujar Nisa merengek-rengek kembali.
Saat melihat penjual gulali yang tak jauh dari hadapan mereka, sembari tangannya menarik-narik lengan Aris kembali agar segera pergi ke sana.
"Nisa, kakak kan baru saja duduk di sini, kakak masih kelelahan, kakak perlu istirahat sebentar," Tolak Aris.
"Ayolah kakak," Paksa Nisa lagi. Lalu memasang wajah yang cemberut karena
keinginanannya tak di penuhi.
"Ini kau belilah sendiri! kakak akan menunggumu di sini," Ujar Aris sembari menyerahkan selembar uang, ratusan ribu kepada adik sepupunya itu.
Semangat buat Aldo dan Sheri 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
senang lihat mereka semua,,,udah punya pasangan masing2 gk ada lagi yg mengganggu satu sama laen
plin plan bgttt kamu bell😂😂😂