kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pulang kerja rumah mendiang orang tua
Dengan langkah gontai ia berjalan menuju loby berjalan beriringan dengan aca, dengan membawa sebuah satu koper,
"Jangan sedih. aku hanya ingin kamu bahagia falinda.." aca yang melihat raut muka falinda sedih..
"Aku gak sedih aca, hanya saja pernikahan yang baru seumur jagung harus kandas di tengah jalan seperti ini.."
"Bukan seumur jagung falin udah setengah tahun juga.." aca meralat..
"Iya aca.."
Berjalan menuju mobil hanya keheningan yang tercipta Tidak ada kata yang mereka ucapkan falinda masih larut akan perpisahan mereka yang mereka jalani ini, Bahkan ia juga masih belum percaya akan perpisahan yang menurutnya mendadak ini hanya karena belum timbul cinta dan juga adanya orang ketiga yang membuat falinda mundur ia juga tak ingin terus-menerus merendah hanya untuk di cintai, mungkin nanti ia akan berusaha lebih baik lagi, menata hatinya untuk orang lain,,
"Apa mau mampir dulu makan..." tanya aca di tengah melamunya falinda..
"Terserah kamu ca, kemana pun kamu bawa aku nurut aja.." karena falinda sudah tak punya tenaga..
"Jadi Lo nurut aja apa yang gue suruh dan gue mau.." aca yang memastikan..
"Hemb..." jawaban falinda sambil melihat pemandangan jalanan kota.
"Jadi Lo mau dong kalo gue suruh lompat dari jembatan.."
"Apa ca lo ingin gue segera mati, jangan tunggu lompat sebentar lagi juga gue mati.." falinda juga menjawab asal.
"Bukan gitu maksut gue, bercanda kali, gitu aja di anggap serius..."
Sesampainya di sebuah warung makan pinggir jalan ia langsung mengajak falinda untuk makan.
"Turun kita makan di sini, katanya ya pecel di sini enak banget.." aca yang ingin membuka pintu mobil.
"Kamu aja yang makan gue masih kenyang..." tolak falinda..
"Jangan gitu dong. Gue gak mau proses penyembuhan Lo terhambat,jadi Lo harus nurut sama gue.."
Dengan berat hati falinda pun turun dan ikut makan di sana..
Baru satu suap ia sudah tak berselera ia akan teringat dengan gama, walaupun hubungan mereka berakhir ia masih begitu mencintai Tama..
"Woy janan ngelamun, masih ingat suami Lo.." aca yang menyenggol falinda yang asik makan dengan melamun..
"Eh.... Gak kok hanya saja sedangkan mikirin mas Tama apakah sudah makan atau belum.."
"Haduh falin... Jadi orang jangan bucin amat kali, bukanya dia udah gak cinta sama Lo, dan Lo bukan lagi istrinya jangan pedulikan laki-laki yang sudah menyakiti elo, move one dong.." aca yang begitu geram..
"Tapi...." ucapkan falinda mengambang.
"Makan yang banyak besok adalah jadwal Lo lanjut kemo apa kamu tak ingin untuk sembuh, jangan jadikan perpisahan Lo itu sesuatu yang menghambat lo untuk sembuh.. Ok..."
falinda pun mengangguk, hanya aca yang selalu ada untuknya ia akan berusaha untuk tak mengingat akan perpisahan yang terjadi ia akan berusaha untuk melupakan nya..
Dan tak lama seseorang sayang menghampiri mereka yang sedang makan..
"Duh... Saking enaknya sampai gak tahu jika ada seseorang.." dokter Rayhan yang duduk di hadapan mereka berdua..
"Lo .. dokter apa kabar dok.." ucap aca yang menyapa...
"Baik.. Makan berdua saja nie saking fokusnya malah gak lihat-lihat.." dokter Rayhan yang masih curi-curi pandang kearah falinda.. yang asik makan..
"Hehehe iya dok maaf ya..."
Falinda pun berkata.."Tumben dokter jam segini masih berada di luar bukanya dokter masih harus di rumah sakit.."
"Hati ini aku ijin untuk libur dulu, gak papa kan sekali-kali merefreskan pikiran agar gak berfikir yang itu-itu saja.." jawab dokter Rayhan dengan tersenyum.
falinda dan aca pun sama tersenyum.
"Mari makan dok, dokter juga mau makan juga..." tanya aca..
"Gak saya hanya beli untuk di bungkus, sudah di tunggu ibu saya, kalo punya waktu kalian bisa mampir ke rumah saya gak jauh kok Deket di dari sini.."
"Makasih Lo dok tawarannya.." falinda yang merasa tak enak.
"Baiklah kalo gitu saya duluan, jangan lupa besok jadwal kamu untuk kemo, jangan sampai telat.."
"Baik dok terimakasih..."
Dokter rayhan pun bangkit dari duduknya dan mengambil pesanan dan langsung pergi.. Aca yang melihat dokter sudah pergi pun menjadi girang...
"Demi apa coba di Samperin sama dokter ganteng,, ya Allah mimpi apa aku semalam..." aca yang masih mengagumi sang dokter..
"Apasih kami ca, gitu aja baper, jangan sampai baper kamu ini menjadi sakit hati akan kecewa jika suatu saat kamu bertemu dengan sang dokter yang sudah punya gandengan.." peringatan falinda..
"Mengagumi gak papa kali, dari pada mencintai tapi gak bersambut sakit mana coba, jika cuma mengangumi dan gak bersambut masih banyak yang lain.." aca yang melanjutkan makan dengan wajah yang tiada surut akan senyumnya..
sedangkan falinda hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sang sahabat yang bar-bar itu..
"Semoga aja yang Lo ucapkan gak akan buat Lo patah hati, dan gue berharap Lo gak nangis-nangis di depan gue nantinya jika patah hati..."
"Gak akan dong. Gue bukan Lo, yang gampang cengeng dan juga patah hati gue ini wonder women.. Ok.."
Mereka pun menyelesaikan makan, setelah makan aca dan falinda pun pulang ke rumah almarhum mendiang kedua orang tua aca, rumah tua yang Tidka terawat itu.
"Huh.. ahirnya sampai juga.." falinda dan aca yang melihat rumah yang ia tingal itu tampak sepi dan juga tak terawat..
"Apa Lo akan bersih-bersih rumah ini falin.." tanya aca yang melihat rumah sang sahabat sudah lama tak berpenghuni..
"Ya mau gimana lagi.."
"Gimana Lo tinggal sama gue aja dulu, nanti gue cariin orang untuk membersikan rumah Lo.."
"Gak usah makasih, gue bisa kerjain sendiri, lagian hanya bersih-bersih juga kan.."
"Baiklah.. Jika itu mau Lo, sebenarnya gue si gak tega, tinggalin Lo sendiri, tunggu gue bentar ya gue ada perlu bentar lagi gue kembali.." aca yang tak tega melihat falinda harus membersikan rumah ahirnya berinisiatif mencari orang untuk membersikan rumah falin dengan waktu cepat..
Setelah hilang, aca kembali dengan 4 orang warga yang mau membantu nya membersikan rumah falinda dengan waktu cepat.
"Apa ini aca, kenapa kamu bawa warga kesini..." falinda yang bertanya-tanya..
"Udha diem aja, mereka yang akan bantu Lo membersihkan rumah Lo, jadi Lo tunggu aja.."
"Makasih aca, Lo sahabat yang paling baik buat gue.." falinda memeluk aca sang sahabat..
"Hemb... bukanya kita saudara dan gue gak mau lo nanti kecapean Dan menghambat proses kesembuhan Lo..."
mungkin jika Tidak aca sahabat seperti aca, falinda tak tahu harus mengadu ke mana. ia sadar ia belum bisa berdiri di atas kakinya sendiri,, dnan ia berjanji akan membalas semua saja aca nantinya..
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.