"Apa kau ingat? Saat SMA dan kuliah dulu, kau terus membuliku. Jadi sekarang, rasakan balas dendamku, wahai istriku!" Ucap Angkasa pada Leora.
'Angkasa, kau tidak tahu saja, kalau dendammu mengarah pada orang yang salah. Sayang sekali kau tidak akan percaya kalau aku menjelaskannya.' Gumam Leora memandangi Angkasa sambil menahan isakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. Akhirnya bertemu
'Aku tidak boleh membiarkannya pergi!' Gumam Leora sembari terus berlari ke arah lift.
Namun begitu ia tiba, liftnya tidak tersedia. Jadi Leora berlari ke tangga darurat.
'Jangan terlalu banyak bergerak, bisa merusak struktur kulit yang belum pulih.' Gumam Leora mengingat kembali apa yang ia baca di bawah buku yang diberikan oleh dokter.
'Aku tidak perduli, aku harus menemuinya!" Ucap Leora terus berlari menuruni tangga hingga ia tiba di lantai dasar.
"Hah,, hah,, hah,," Leora berhenti sesaat, ia berusaha menghirup banyak udara untuk memenuhi paru-parunya yang terasa sesak.
"Angkasa!" Teriaknya kemudian saat melihat Angkasa sudah berjalan ke arah mobil.
Leora berusaha berlari mengejar Angkasa, namun ia terlambat karena mobilnya telah melaju ke luar dari rumah sakit.
Leora melihat matahari yang sangat terik, "Tidak boleh terkena matahari,' lagi gumamnya, ia kembali ingat akan semua petunjuk di dalam buku yang diberikan oleh dokter.
"Tidak!! Aku harus bertemu dengan angkasa." Ucap Leora lalu ia kembali berlari mengejar mobilnya.
"Angkasa!!! Angkasa!! Hentikan mobilnya!!!" Teriak Leora.
Anggara yang duduk di kursi depan sedang fokus ke hpnya, Jadi ia tidak melihat jika ada orang yang mengejarnya. Sementara Angkasa duduk di kursi belakang sambil menghayal mengingat wajah Leora.
"Seserang mengejar mobil kita." Ucap sopir yang melihat dari kaca spion.
"Paling wartawan yang mengikuti." Jawab Naggara dengan cuek.
Setelah menyetel ponselnya, ia merasa penasaran dengan siapa yang berani mengikuti mobilnya.
Anggara melihat ke arah spion dan begitu terkejut melihat Leora sudah berhenti memandangi mobil mereka yang semakin menjauh.
"Putar balik mobilnya!" Teriak Anggara pada supir.
"Baik Tuan." Jawab supir itu terus melajukan mobilnya.
"Kubilang putar balik!" Lagi teriak Anggara.
"Maaf tuan, tapi kita dilarang putar balik di area ini." Jawab sang supir terus melajukan mobilnya.
"Sial!" Gerutu Anggara melihat kearah spion, Tapi Leora sudah tidak terlihat.
"Halo?" Angkasa tiba-tiba mengangkat ponselnya yang berdering.
"Baik pak, kami sudah dalam perjalanan." Jawab Angkasa.
"Kita langsung ke restoran. Tuan Finjaya sudah menunggu." Ucap Angkasa membuat Anggara terkejut.
Finjaya adalah salah satu petinggi dari perusahaan yang bekerjasama dengan mereka.
Tanpa perusahaan itu, mereka mungkin akan kekurangan pasar. Karena Finjaya memegang kendali atas 70% bioskop secara nasional.
"Tidak! Kita harus putar balik!" Ucap Anggara membuat sang supir jadi kebingungan untuk menuruti perintah Anggara atau perintah Angkasa.
"Tu,, tuan?" Ucap Supir yang kebingungan.
"Putar balik sekarang!!" Teriak Anggara membuat supir yang membawa mobil langsung membanting setir nya lalu mereka kembali ke rumah sakit.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Angkasa.
"Diamlah!! Dia mungkin sudah jatuh di suatu tempat." Ucap Anggara melihat keluar jendela mobil saat mereka menyusuri kembali jalan yang telah mereka lalui.
Begitu mereka akan masuk ke rumah sakit, Anggara melihat Leora sedang berteduh dibawah pohon dengan nafas tersengal.
"Berhenti!!" Teriak Anggara membuat Angkasa semakin kesal perbuatan karena pria itu.
Tapi Anggara tidak mempedulikan raut kekesalan Angkasa, dia segera melompati Angkasa untuk membuka pintu di samping pria itu.
"Cepat hampiri dia!" Katanya.
"Siapa?" Tanya Angkasa kebingungan.
"Siapa lagi? Perempuan yang sudah kelelahan mengejar mobil kita!" Teriak Anggara.
"Kau mwneriakiku?!" Tanya Angkasa yang tak suka.
"Dasar pria tolol! Lihat di sana!" Lagi teriak Anggara sambil menunjuk Leora yang terlihat pucat di bawah pohon.
'Leora?' Gumam Angkasa saat tatapannya sudah menangkap Leora.
"Cepat! Dia akan pingsan!" Ucap Anggara saat ini memperhatikan Leora berusaha berpegangan pada batang pohon untuk menopang tubuhnya.
"Hah, tubuhku sangat lemah ya,," ucap Leora saat ia melihat di langit sudah menampakkan 2 matahari.
Ia memegang cincin pernikahannya dengan erat sebelum kesadarannya menghilang dan tubuhnya terjatuh.
Leora tidak bisa lagi merasakan dua buah tangan yang telah menangkap tubuhnya. Dia merasa sangat lelah.
Angkasa yang menimang Leora langsung berlari kedalam rumah sakit. Mereka tiba di lobby saat melihat Gina baru saja keluar dari lift.
"Ya ampun!! Cepat bawa di ke dokter Wika!" Kata Gina dengan cemas saat melihat kulit Leora sudah kemerahan dari ujung kaki sampai ujung kepalanya.
"Astaga!!! Apa yang terjadi?!" Tanya Gina pada Angkasa saat mereka sudah berada di dalam lift.
Namun, angkasa sama sekali tidak mendengar ucapan Gina karena ia terfokus pada wajah Leora.
Ting!
Lift berhenti dan terbuka, mereka langsung keluar dan berlari ke ruangan dokter Wika.
Gina langsung membuka pintu tanpa permisi, mereka berdua langsung berlari kedalam dan meletakkan Leora di atas brankar.
Wika tidak bertanya apapun karena ia mengenal Angkasa. Ia hanya melewati pria itu dan segera memeriksa Leora.
"Dia terlalu lama dibawah sinar matahari. Apa dia turun ke lantai dasar menggunakan tangga darurat?" Tanya Wika pada dua orang yang datang membawa Leora.
Gina langsung memandang Angkasa menunggu pria itu menjawab.
"Aku tidka tahu." Jawab Angkasa.
"Hmm, dia pasti turun lewat tangga. Ini sangat serius." Ucap Wika menggelengkan kepalanya lalu ia menyuruh Angkasa dan Dita menunggu di luar.
Angkasa duduk di ruang tunggu sambil mengingat kembali wajah Leora dan juga tangan Leora yang memegang cincin pernikahan mereka dengan erat.
"Bagaimana?" Tanya Anggara yang baru saja tiba.
Gina yang sudah menahan emosinya langsung berdiri dan melototi Anggara.
"Apa yang kau lakukan?! Mengapa tidak menjaganya dengan baik?!
Kau kan tahu kalau dia baru saja pulih, Bagaimana bisa kau membiarkannya turun ke tangga darurat dan berjemur di bawah sinar matahari?!" Teriak Gina pada Anggara yang sebenarnya teriakannya ditujukan pada pria yang sedang duduk dengan wajah murung.
"Kenapa kau memarahiku? Aku tidak tahu kalau Leora ternyata mengikuti mobil Kami sampai ke jalan raya." Jawab Anggara merasa bersalah.
"Apa?! Sampai ke jalan raya?! Astaga!!!" Lagi kata Gina merasa sangat marah pada dua pria tak berguna itu.
"Lalu apa yang terjadi sekarang?" Tanya Anggara mengabaikan Gina yang berdiri dengan kesal.
"Kau bertanya lagi? Apa lagi?! Kulitnya rusak!" Ucap Gina dengan kesal.
Gina kembali duduk di kursinya dan memejamkan matanya "Fisiknya juga belum terlalu kuat. Dia menangis sepanjang hari sepanjang malam, dia hanya makan sedikit lalu muntah.
Emosinya tidak stabil karena terlalu banyak beban pikiran.
Ditambah sekarang tubuhnya sudah kelelahan, apalagi yang bisa kita harapkan?" Kesal Gina.
Anggara tidak mengatakan apapun dan hanya memandang pada pria yang duduk di depannya.
"Ayo bicara di sana." Ucapnya menarik Gina menjauh dari Angkasa.
"Apa yang kau katakan itu benar?!" Tanya Anggara.
"Tentu saja semunaya benar, tapi sebenarnya Liora tidak selemah itu. Meski dia terus menangis dan terus muntah, tapi apa yang dia alami hari ini tidak akan membuatnya tumbang." Jawba Gina melihat ke arah jendela.
"Lalu mengapa kau menakutiku?!" Tanya Anggara dengan kesal.
"Aku tidak mengatakannya padamu. Aku mengatakannya pada pria yang menyebalkan itu!
Hah! Aku sudah memberinya kesempatan untuk menemui Leora, dia malah pergi dan membiarkan Leora yang mengejarnya." Kesal Gina.
keras berbagai macam gaya
kau bahagia dengan angkasa bapak mu menghancurkan leluargamu
bapaknya sendiri memasukkan baby sugar di dalam rumahnya.
dan saking pintarnya istrinya percaya aja kalau Luna jalang itu adalah anak angkat Bambang tua bangke.
kurasa hanya Leora yang waras
dan ibunya terlalu polos mau aja di begoin sama suaminya
bagaimana dengan istrinya
anggara yg mnderita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tpi kli like ttp ku tekan.
semngat n sukses selalu
krya2 nya bnr2 bagus.sampe berniat ttus baca tiap judul2 nya