NovelToon NovelToon
Sepupuku Suamiku.

Sepupuku Suamiku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:53.1k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Kepergok berduaan di dalam mobil di daerah yang jauh dari pemukiman warga membuat Zaliva Andira dan Mahardika yang merupakan saudara sepupu terpaksa harus menikah akibat desakan warga kampung yang merasa keduanya telah melakukan tindakan tak senonoh dikampung mereka.

Akankah pernikahan Za dan Dika bertahan atau justru berakhir, mengingat selama ini Za selalu berpikir Mahardika buaya darat yang memiliki banyak kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14.

Asisten Bimo menekan tombol pada lift hingga pintu kotak besi yang diperuntukkan bagi petinggi perusahaan tersebut terbuka, dan Mahardika pun mengayunkan langkah memasukinya, kemudian disusul oleh asisten Bimo. Pintu lift kembali tertutup dan asisten Bimo Kembali menekan tombol lift hingga kotak besi tersebut mulai bergerak, hendak mengantarkan mereka ke lantai tertinggi gedung tersebut.

Dari pantulan dinding lift asisten Bimo memperhatikan sikap Mahardika hingga pria itu dapat menyaksikan tuannya senyum-senyum sendiri.

Apa perusahaan baru saja memenangkan tender baru? Tapi jika benar begitu, tidak mungkin ia tidak mengetahuinya sedangkan dirinya selalu mendampingi Mahardika jika ada urusan pekerjaan. Asisten Bimo jadi berpikir, mungkin ada hal lain yang membuat wajah tuannya itu terlihat berseri-seri pagi ini. Bahkan mimik bahagia yang terukir di wajah tuannya pagi ini mengalahkan mimik wajah bahagia Mahardika ketika berhasil memenangkan tender miliaran rupiah.

"Selamat pagi, tuan." Nona Eva, seorang wanita berusia kisaran tiga puluh tahunan yang berstatus sebagai sekretaris Mahardika di kantor sontak bangkit dari duduknya ketika menyadari kedatangan atasannya dan juga asisten Bimo.

"Selamat pagi." balas Mahardika dengan seulas senyum di wajahnya.

Eva sontak beralih pada asisten Bimo, seolah mempertanyakan gerangan yang terjadi sehingga sikap bos mereka tersebut sangat berbeda pagi ini. Asisten Bimo hanya mengangkat kedua bahunya pertanda tak tahu-menahu, kemudian menunjukkan sorot mata yang mengisyaratkan pada sekertaris Eva untuk kembali melanjutkan pekerjaannya, dan tak perlu terlalu kepo dengan perubahan sikap bos mereka itu.

Setelah Papa Okta selaku pimpinan, serta Mahardika selaku CEO, Asisten Bimo merupakan orang ketiga yang disegani di perusahaan Mahardika Group. Ya, papa Okta menamai perusahaan yang dirintisnya tersebut dengan nama putra semata wayangnya, yakni Mahardika. perusahaan yang sudah berdiri lebih dari dua puluh tiga tahun tersebut bergerak di bidang properti. Bukan hanya itu saja, perusahaan Mahardika Group juga memiliki saham dibeberapa rumah sakit serta hotel ternama di ibukota.

"Apa schedule saya hari ini?." tanya Mahardika. kini raut wajah pria itu sudah kembali pada mode serius, profesional dalam urusan pekerjaan, bahkan senyum yang tadi terukir diwajahnya sirna tak berbekas.

Asisten Bimo lantas menyampaikan jika hari ini Mahardika ada jadwal meeting di salah satu rumah sakit guna membahas tentang kinerja rumah sakit atas pelayanan terhadap masyarakat yang kurang mampu. di mana selaku pemilik saham terbesar di rumah sakit tersebut, sekaligus donatur terbesar bagi masyarakat kurang mampu, Mahardika harus memastikan bahwa pihak rumah sakit telah melaksanakan tugasnya dengan baik, memberikan pelayanan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

*

"Selamat pagi, dokter Za." sapa suster Hilda yang baru saja tiba.

"Pagi suster." balas Za dengan seulas senyum manis di wajah cantiknya.

Suster Hilda meletakkan Sling bag nya ke atas meja staf tim medis kemudian menempati kursi kosong di samping Za. Pagi ini suasana di ruang IGD tidak begitu ramai dengan kedatangan pasien, sehingga tim medis yang bertugas memiliki sedikit waktu senggang untuk memeriksa beberapa laporan, termasuk beberapa berkas reka medik pasien di IGD yang selanjutnya akan dipindahkan ke kamar perawatan.

"Dokter Za lagi kurang enak badan ya? Wajah dokter Za kelihatan sedikit pucat soalnya." Tanya Hilda yang secara tidak sengaja memperhatikan wajah Za. Mungkin karena Za hanya mengenakan make natural sehingga masih terlihat sedikit pucat.

"Enggak kok, aku baik-baik saja. Mungkin hanya karena kurang tidur saja."

"Agh..... sudah kayak lagi pengantin baru saja dok, pake kurang tidur segala." Hilda yang kerap kali melontarkan kalimat tanpa disaring terlebih dahulu mampu membuat Za tersedak dengan air ludahnya sendiri, dan reaksi yang ditunjukkan Za tersebut Justru memancing kecurigaan di hati suster Hilda yang memiliki jiwa kepo Tingkat dewa.

"Jadi benar, kalau dokter Za itu sudah menikah dan saat ini masih pengantin baru? Arg......" tebak Hilda. gadis itu sampai menepuk pahanya sendiri, seakan membanggakan diri karena tembakkannya benar.

"Ssssttttt......" Za meletakkan jari telunjuknya di bibir. "Pelan kan suara kamu! apa kamu mau kita di pecat karena dianggap hanya bergosip, bukannya bekerja." peringat Za.

"Maaf Dok, kelepasan." Kata Hilda, gadis itu mengusap kepala belakangnya sambil cengengesan. "Jadi benar, dokter Za sudah menikah?." Ternyata gadis cantik yang mulai akrab dengan Za tersebut masih saja kepo hingga mau tak mau, Za pun menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Wah.... Tadinya saya pikir dokter Zaliva masih single. Saya jadi penasaran, seganteng apa lelaki yang berhasil mempersunting ibu dokter yang satu ini." Hilda menyenggol pelan bahu Za. Obrolan di antara Za dan Hilda berakhir Ketika menyadari kedatangan dokter Heru, dokter senior yang merupakan kepala ruangan IGD.

"Siang ini ada meeting penting bersama Dirut RS serta beberapa donatur penting yang menjalin kerja sama dengan rumah sakit ini, dan perwakilan setiap ruangan di wajibkan hadir. berhubung dokter Kiki hari ini izin karena beliau sedang menghadiri acara seminar di salah satu kampus kedokteran, maka saya ingin dokter Zaliva yang akan menemani sayamenghadiri meeting siang nanti." jelas dokter Heru.

"Baik, dokter." jawab Za tanpa ada drama penolakan.

"Baiklah, kalau begitu saya akan mengurus beberapa laporan yang dibutuhkan dalam meeting nanti." setelahnya, dokter Heru pun kembali ke ruangannya.

Waktu terus berjalan, kini jam yang menggantung di dingin ruangan IGD telah menunjukkan pukul setengah sebelas, itu artinya setengah jam lagi meeting akan segera di mulai. Za yang sudah siap sejak beberapa saat lalu, lantas bergerak menuju ruang meeting bersama dengan dokter Heru.

Setibanya di ruang rapat yang dihadiri oleh cukup banyak rekan sejawatnya tersebut, Za menempati kursi pada deretan kedua berdampingan dengan dokter Heru, menanti kedatangan Dirut RS serta beberapa donatur tetap yang bekerja sama dengan rumah sakit tersebut. Ada hampir empat puluh orang dokter yang hadir di ruangan tersebut, belum termasuk Dirut RS serta para donatur.

Tak lama berselang, Dirut RS memasuki ruangan, menempati kursi yang telah disediakan, dengan posisi berhadapan dengan para dokter. kemudian disusul dengan kedatangan dari beberapa donatur rumah sakit. Hanya tinggal satu kursi yang kosong, pertanda pemiliknya belum tiba, Kursi yang tepat bersebelahan dengan kursi yang ditempati oleh Dirut RS.

Tap...tap....tap....

Terdengar Suara pantofel pria beradu dengan lantai, hingga sesaat kemudian nampak seorang pria bersetelan jas berwarna hitam dengan didampingi oleh seorang pria bertubuh tegap di belakang langkahnya, berjalan penuh wibawa memasuki ruangan.

"Selamat datang, tuan Mahardika Putra." Dirut RS menyambut kedatangan pemilik saham terbesar sekaligus donatur tetap di rumah sakit tersebut. Bersalaman sejenak kemudian mempersilahkan Mahardika menempati kursi yang telah disediakan. "Silahkan duduk, tuan!." Ya, Meskipun menjalin hubungan persahabatan di dalam situasi seperti saat ini baik Hendrik maupun Mahardika selalu mengedepankan profesionalitas kerja.

Deg.

Za tidak kepikiran jika meeting pada siang hari ini akan dihadiri oleh suaminya. ia langsung mendudukkan pandangan ketika menyadari tatapan Mahardika mengarah padanya, terlebih Mahardika nampak mengulas senyum tipisnya.

1
Felycia R. Fernandez
masih aja gengsi se gede gunung ya Za 😆😆😆😆
bener nih kata papa Okta,baru juga ditinggal sebentar udah sedih...
gimana nanti jika pisah beneran...
Felycia R. Fernandez
kayaknya iya nih dokter Yuli jadi ipar nya Zaliva 😆
Anonymous
Zalifa sudah jatuh cinta
secret
smg dokter yuli bkl jd ibu sambung zaki
Desmeri epy Epy
dobel up dong Thor
Felycia R. Fernandez
makasih kk Thor Selvi 🙏
secret
smg segera keluar dehh 3 kata ajaib dri kalian, biar mkin plong jalanin hubungannyaa
irma hidayat
jangan sampai disingapor ada pelakor thor
irma hidayat
akan abil +dr yuli kalau ya moga jadi baik
Ariany Sudjana
kalau gini Yuli akan jadi sama Abil
Dinarra
makasiii kaka udah crazy up yaa❤️
Selvia: sama-sama syg....jngn lupa untuk ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya.....
total 1 replies
Dwi ratna
ngmng dong dik klo za cinta pertamamu
Selvia: jangan lupa untuk ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya
total 1 replies
Supryatin 123
thank Thor ngasih up nya bnyak bingit.lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.
zheny pudji
wachhhhh....seneng banget up nya hari ini bnyak thanks kak
Selvia: sama-sama syg, jngan lupa ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya....😅
total 1 replies
Rita Susanti
makasih thor hari ini upnya ngebut nih/Good//Good/
Selvia: sama-sama syg...jangan lupa ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya....😅
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
yg ada tantrum guling2 tuh si dika 🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
jodohnya yuli kah?
Wahyuni Riansyah RO
cerita yang bagus dan menarik....selalu di tunggu update nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!