Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.
Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Nona, Tuan Lucas melarang Anda keluar kamar." Salah satu bodyguard yang berjaga di depan kamar mencegah langkah Audrey yang ingin menerobos penjagaan.
Audrey berdecak malas. Mau berapa lama lagi Lucas mengurungnya. Dia sudah patuh selama lebih dari 5 minggu di Mansion ini. Hanya sekali diperbolehkan keluar. Kekejaman Lucas benar-benar menyiksa Audrey. Dia seperti tahanan, atau mungkin seperti seekor burung yang terkurung dalam sangkar emas. Semua kebutuhannya memang terpenuhi. Para pelayan secara bergilir mengecek keadaan dan membawakan semua yang Audrey butuhkan. Tapi tetap saja Audrey merasa tersiksa dengan rasa bosan.
"Kelinci di taman belakang sedang melahirkan, aku ingin melihatnya. Biarkan aku pergi ke taman. Jika Lucas marah, aku yang akan bertanggungjawab!" Seru Audrey. kedua bodyguard itu didorong pelan agar memberinya jalan karna mereka menghalangi di depan pintu.
"Nona, Tuan Lucas tidak sesederhana itu. Kami yang akan dihukum jika Nona tetap keluar dari kamar. Tolong kerjasamanya, kami masih ingin hidup." Salah satu dari mereka sampai memohon denga wajah memelas. Ekspresi ketakutan itu berbanding terbalik dengan badannya yang tinggi besar dan berotot. Semua orang di Mansion takut dengan Lucas.
Audrey jadi tidak tega. Dia ingat ada bodyguard yang pernah dihukum gara-gara Audrey,memaksa keluar dari kamar. Sekarang bodyguard itu tidak pernah muncul lagi. Entah apa yang dilakukan Lucas pada bodyguardnya. Tapi saat Audrey bertanya apakah Lucas membunuh bodyguard itu, dengan tegas Lucas menjawab tidak.
"Kalau begitu pinjamkan aku ponsel untuk menelpon Lucas. Aku sendiri yang akan meminta ijin padanya."
Sejak kemarin Lucas tidak pulang. Audrey tau hal itu karna Lucas tidak datang ke kamarnya. Sebab biasanya Lucas selalu menemuinya setiap malam. entah hanya sekedar melihatnya, lalu keluar lagi tanpa mengatakan apapun. Atau menumpang tidur di ranjang Audrey seenaknya.
Dua bodyguard tadi saling pandang untuk meminta pendapat. "Berikan saja, Tuan tidak akan marah." Ujar salah satu dari mereka.
Audrey tersenyum lega mendengarnya. Dia menerima ponsel dari tangan bodyguard itu dengan senang hati. Ponsel itu sudah disambungkan ke nomor Lucas dan Audrey perlu menunggu.
Beberapa waktu Lucas memang sudah mengembalikan ponsel milik Audrey, tapi entah kenapa ponsel itu tiba-tiba di ambil lagi. Audrey sempat protes dan menolak, tapi Lucas selalu dominan. Audrey tidak bisa berbuat banyak ketika ponselnya disita oleh Lucas.
"Halo, ini aku. Kelinci di taman belakang sedang melahirkan, aku akan melihatnya sekarang. Jangan melarang ku, atau aku akan terjun dari balkon!" Audrey langsung bicara panjang lebar begitu Lucas menerima panggilan. Dia segera mematikan sambungan telfon tanpa menunggu jawaban dari Lucas dan mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya.
"Selesai, kalian tidak bisa melarang ku lagi karna aku sudah ijin pada Lucas." Ujarnya sembari berlalu keluar dari kamar.
"Nona, tapi,,," Mereka ingin mengejar Audrey tapi ponsel tadi berdering dan ada telfon masuk dari Lucas.
"Nick, tamatlah riwayat kita!" Ujar Ben.
Sambil menelan ludah, Nick menerima telfon dari Lucas.
"Tuan, Nona Audrey memaksa keluar dari kamarnya." Ucapnya gugup.
"Ikuti dan awasi dia. Jika sudah selesai, segera bawa dia ke kamarnya lagi!"
"Baik Tuan, dimengerti."
Nick menghela nafas lega setelah Lucas menutup telfon. Nick pikir dia akan dimarahi Lucas habis-habisan. Ternyata Lucas tidak bisa berkutik karna Audrey mengancam akan melompat dari balkon.
"Sepertinya Tuan Lucas takut kehilangan Nona." Ujar Nick.
"Bodoh! Nona Audrey mengandung anak Tuan Lucas, tentu saja Tuan hanya takut kehilangan anaknya. Sejak kapan Tuan Lucas takut kehilangan wanita." Sahut Ben.
Nick tersenyum kaku dan mengangguk-anggukan kepalanya. "Benar juga. Aku lupa soal anak itu."
Nick dan Ben segera masuk ke dalam lift untuk menyusul Audrey. Mereka harus mengawasi wanita yang sedang mengandung pewaris keluarga Thomson. Jika lecet sedikit saja, nyawa mereka taruhannya.
"Ana,, sepertinya didalam masih ada satu lagi." Ujar Audrey setelah memastikan dengan meraba lembut perut kelinci yang baru saja melahirkan 3 ekor anaknya.
"Benarkah? Tapi kenapa lama sekali keluarnya. Ini sudah 20 menit sejak 3 bayinya lahir. Apakah jaraknya selama itu?" Tanya Ana bingung.
Audrey tampak gelisah. Seharusnya bayi-bayi kelinci itu lahir berdekatan, tapi 1 bayi lagi masih tertinggal didalam perut Ibunya.
"Seharusnya mereka sudah lahir semua. Ana, apa Lucas tidak memiliki dokter hewan pribadi? Di Mansion ini banyak sekali jenis hewan yang dipelihara, pasti ada dokter hewan pribadinya kan?" Tanya Audrey.
Ana mengangguk. "Tapi tidak ada instruksi dari Tuan Lucas."
"Aku bisa menelponnya dengan ponsel bodyguard itu." Kata Audrey sambil menunjuk Nick yang berdiri sekitar 5 meter dari tempatnya.
"Dia Nick. Sebentar, biar aku pinjamkan ponselnya." Ana beranjak dan pergi menghampiri Nick. Audrey tetap ditempatnya dan memperhatikan Ana sedang bernegosiasi dengan Nick. Setelah mendapatkan ponsel Nick, Ana kembali menghampiri Audrey dan menyodorkan ponsel yang telah tersambung dengan Lucas.
"Ini aku. Kelinci,,"
"Apa lagi?!" Potong Lucas cepat. Suara Lucas diseberang sana terdengar tidak bersahabat.
"Aku butuh dokter hewan. Kelincinya kesulitan melahirkan. Satu anaknya masih tertinggal didalam perut." Audrey menjelaskan dengan pelan meski sebenarnya kesal karna respon Lucas terdengar ketus.
"Minta Nick menelfon dokter dan jangan menelfon lagi! Aku tidak punya waktu untuk bermain-main!" Seru Lucas dan sambungan telfonnya terputus.
Audrey berdecak kesal karna Lucas selalu bersikap buruk padanya. Jika tidak dalam keadaan mendesak, Audrey juga tidak sudi menelfon Lucas lagi.
"Nick, tolong hubungi dokter hewan. Lucas sudah memberi ijin." Titah Audrey.
Nick mengangguk dan berlari kecil untuk mengambil ponselnya di tangan Audrey.
Setelah menunggu 15 menit, kelinci itu langsung ditangani oleh dokter agar bisa mengeluarkan bayi terakhirnya. Rupanya posisi bayi kelinci itu tersangkut dan membuatnya tidak bisa menyusul ketiga saudaranya. Jadi dokter itu terpaksa harus melakukan pembedahan.
Audrey menunggu sampai bayi kelinci terakhir bisa dikeluarkan dengan selamat. Dia terlihat sangat bahagia melihat 4 anak kelinci itu berkumpul dengan induknya. Meski induknya belum sadar karna pengaruh bius.
"Apakah induknya akan segera pulih?"
"Tentu saja. Dia akan pulih dengan sendirinya asal dirawat dengan baik. Saya akan rutin berkunjung untuk memeriksanya."
Audrey tersenyum lega. "Terimakasih Dok."
"Sudah tugas saya Nona."
...******...
"Tuan, lukanya cukup dalam. Lebih baik segera pergi ke rumah sakit." Jack menatap Lucas khawatir. Lengan Lucas robek akibat serangan mendadak dari musuh. Beruntung Lucas bisa menghindar, jadi hanya lengannya saja yang tertusuk. Jika Lucas telat menghindar, mungkin kondisinya sudah kritis karna pi sau itu diarahkan ke jantungnya.
Lucas mengibaskan tangannya. Luka seperti itu tidak ada apa-apanya. Dia malah menghisap nikotin dan menghembuskan kasar asapnya.
Jack tidak menginterupsi lagi. Lucas memang keras kepala dan acuh pada tubuhnya sendiri.
"Tuan, keluarganya sudah di bawa ke tempat eksekusi." Lapor Jack. Dia baru saja mendapatkan informasi dari anak buah Lucas.
Lucas menjatuhkan rokoknya ke lantai dan menginjaknya sampai hancur. Ekspresi wajah Lucas yang mengerikan membuat Jack merinding. Dia segera mengikuti Lucas ke tampat eksekusi.
Jack sudah bisa memastikan orang yang menyerang Lucas tidak akan selamat beserta seluruh keluarganya jika tetap bungkam.
selalu semangat berkarya
ditunggu selalu
gara2 lucas ini,, si Audrey banyk tekanan..
selalu semangat & sehat